14. Makhluk manis

2.5K 213 12
                                    

Haiiii geng, selamat membaca...

Kalian pada masih sekolah gak?



14. Makhluk manis

Pagi di hari senin dengan terik matahari yang begitu cerah, suara dari mic milik Pak Abdi sudah terdengar membuat murid-murid berlari ke arah lapangan.

"Lima menit lagi, semua sudah harus membentuk barisan yang rapi!, karena upacara akan segera kita mulai"

Aleo dan teman-temannya, sibuk mencari pinjaman kepada anak OSIS yang mempunyai atribut lebih.

"Lo ada topi dua gak anjir lupa bawak ni gue," tanya Cakra pada Reno anak kelasnya yang menjadi anggota osis, "Sumpah mingdep gue bawak deh Ren,"

"Ah elo, dari minggu kemarin minjem mulu katanya mau bawak" Jengah Reno pada laki-laki itu, lalu memberikan topinya "Nih awas yah lo, senin depan gak bawak lagi. Beneran gue aduin ke Abdi!"

Cakra menepuk pelan bahu Reno. "Gitu dong, kan jadi bestie kita."

"Halah bacot lo Cak."

Cakra menghampiri barisan teman-temannya. "Liat dapet topi gue kan,"

"Halah minjem Reno lagi lo kan, "tebak Ical. "Tu orang pasti muak banget tiap senin, dihantui sama Cakra yang minjem topi mulu."

"Udah diem anjir, lo gak liat tu mata pak Abdi udah kayak mau nerkam kita" Beritahu Naufal, saat temannya masih sibuk.

Cakra agak memelankan suaranya "Aelah goyang bener lo kayak setang becak,"

"Setang becak emang goyang?" tanya Ical polos. "Setau gue kendaraan yang goyang itu, sepeda goyang cuy"

"Serah lo dah anj!" Jengah Ekal. "Ni bocah satu ngomong mulu, ntar disuruh kedepan kita ege"

"Biar sekalian TP-TP ya gak Cal?"

Ical mengerutkan keningnya, "apaan tu TP-TP Cak?"

"Tebar pesona katrok!"

"Gak bisa diem lo semua?" tanya Levi dingin, membuat keempatnya langsung diam tak berani membuka suara lagi. Levi kalo udah ngomong nya dingin gini nyeremin, tapi asli ya asik aja.

Tak lama Cakra membisikan sesuatu dengan suara pelan pada Naufal, "Aleo mana cok?"

Naufal menunjuk ke arah kanan, dimana Aleo berdiri berdekatan dengan pacarnya.

"Buset, bucin aja yang udah punya pacar dah."



Upacara masih berlangsung, nasihat panjang lebar dari pak Abdi tak kunjung selesai. Alora rasanya ingin cepat-cepat agar upacara segera berakhir.

Alora menyipitkan matanya, saat sinar matahari tepat di depannya. Berulang kali menghembuskan nafas, karena keringat sudah hampir membasahi wajahnya, belum lagi mendengar ocehan Acha yang sejak tadi tak berenti.

"Astaga panas banget gila" Protes Acha, "anj sunscreen gue tahan gak ni ya,"

Acha mengibaskan wajah dengan kedua tangannya. "Huh panas banget Ra, lama banget ceramah nya astaga."

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang