Kalaian jangan lupa vote and komen yaSelamat membaca, semoga suka.
37. Perempuan sederhana
Karena sudah ditempat sebagus ini, Alora belum berniat pulang walau hari sudah sore mereka mampir ke tempat makan pinggiran dulu.
Alora mengajak Aleo makan sate pinggiran.
"Tempatnya ramai Le, tapi gak terlalu berisik karna gak ada jalan raya" Ucap Alora menerangkan tempat ini, karna tempatnya memang jauh dari jalan raya.
Aleo membenarkan, "makanya gue sering kesini untuk menikmati tenang nya tempat Ra."
"Tau tempat ini dari mana Le?"
Aleo tersenyum kecil, "sebelum mama sama papa pisah, keluarga gue sering kesini Ra," Aleo tersenyum kecut. Rasanya menyebut kata keluarga terasa sangat asing. "Tapi sering gue ajak Levi kesini juga, makanya dia tau tempat ini Ra,"
Alora menarik nafas lalu mengangguk.
"Mas ini sate nya ya," Ucap abang penjual sate itu yang di balasan senyum ramah Alora, lalu kembali menjuali pelanggan lain.
Alora menikmati sate yang di makan, satu yang harus kalian tau Alora gak suka sate pakai lontong, jadi dia hanya memesan satenya saja.
"Emang kenyang makan sate nya aja?" Tanya Aleo penasaran,
"Abis gimana, emang gak suka itunya," Tunjuk Alora pada lontong di piring Aleo.
Aleo menghela nafas berat, "kita mungkin sampai rumah agak malem Ra, udah kasih tau mama lo?"
Alora berhenti mengunyah, "udah Le, kata mama asal hati-hati. Mama juga lagi jaga butik jadi gak dirumah."
Aleo mengangguk mengerti, "adik lo dirumah sendiri? Berani?"
Alora mengingat Nara, "ah dia gak dirumah nginep di rumah tante gue, soalnya ada yang sebaya sama dia."
Aleo lagi-lagi mengangguk mengerti mendengarkan perempuan itu mengoceh. setelahnya keduanya menikmati makanan mereka sampai habis.
Setelah beberapa menit di warung sate, mereka kembali menuju parkiran hendak pulang,
"Alora?" Panggil Aleo membuat perempuan itu menoleh, "di ujung sana ada tempat untuk kita beli barang, mau liat-liat gak?"
Alora tampak sumringah, lagipun masih sempat dan mungkin kesana tak akan memakan banyak waktu. "Ayo Le, gue seneng liat-liat yang begituan."
Mereka mulai menelusuri tempat itu, seperti pasar untuk membeli oleh-oleh yang datang ketempat ini.
Alora melihat-melihat pernak-pernik seperti kalung, gelang, anting dan lain-lain. Tapi matanya tertuju pada satu kalung berbentuk hati.
Alora mengingat kembali, apakah masih menyimpan uang saku, tapi dia baru ingat uang sakunya sudah dia habiskan untuk bayar ongkos taksi, dan Alora lupa membawa uang lebih karna tidak ada rencana akan pergi kesini.
Mereka berdua kembali melihat-lihat tempat itu, berjalan sambil mengobrol entah apa yang sedang mereka tertawakan.
Aleo melihat sebuah paper bag, teringat mamanya yang sering mengunakan paper bag untuk menyimpan barang-barangnya.
"Ra, bantuin gue pilihin paper bag buat mama gue ya?"
Alora melihat orang berjualan paper bag disamping kanan, lalu tersenyum kecil segera menarik tangan Aleo ke sana.
"Lo suka ya mana Le?" Tanya Alora menatap Aleo yang sedang bingung.
"Kalau lo Ra? Kali aja sama-sama perempuan jadi seleranya sama" Kata Aleo kembali melihat-lihat. "Kalau lo tanya gue suka yang kayak mana, yah warna hitam lah Ra, gak bewarna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.