66. Menjelang pelepasan.

922 61 0
                                    

66. Menjelang pelepasan.

Levi duduk di bawah pohon besar didekat panti, bersama beberapa anak panti. Melihat wajah mereka satu-satu.

"Aku mau tanya sama yang baju biru," Ucap Levi menunjuk ke bocah yang sejak tdi sibuk sendiri.

Anak laki-laki itu mendadak diam, karena memang wajah Levi menyeramkan, tapi sebenarnya dia selalu banyak bermain dan mengabiskan waktu bersama anak panti.

"Kamu kalau udah besar jadi apa?" Tanya Levi.

"Mau jadi polisi kak!" Ucap anak laki berbaju biru itu dengan percaya diri. "Pengen kayak om polisi yang dijalan itu."

Levi tersenyum kecil. Dia tau setiap anak selalu punya harapan tinggi untuk masa depannya. Tapi bagaimana jika mereka terpecah, dan tidak bersama-sama lagi di panti ini.

"Kalau kak Levi mau jadi apa?" Tanya Dara anak perempuan yang pernah bertemu Alora.

"Pengen jadi apa aja yang penting banyak duit" Jawab Levi.

"Emang bisa?" Tanya Dara lagi-lagi heran. "Kalau banglk duit emang duitnya untuk apa?"

"Untuk, membantu orang-orang yang susah" Levi mendekat kearah Dara. "Makanya kalau kalian udah besar harus punya duit biar bisa bantu adik-adik kalian di panti ini."

"Kalian juga harus ingat sama temen kalian disini. Harus saling bantu, belajar yang rajin biar bisa jadi orang sukses" Ucao Levi dari hati, memang ucapannya  kali ini benar-benar tertuju untuk mereka.

"Tapi katanya di bakal pindah dari panti ini?"

"Iya kak, kalo Kita pindah kita ga bisa sama sama lagi ya?"

"Kita gak bisa ketemu kak Levi sama yang lain lagi?"

"Kita bakalan pisah dan gak temanan lagi?"

"Kita di usir ya kak? Jadi kita tinggal dimana?"

Pertanyaan-pertanyaan anak panti berhasil membuat Levi tesentak dengan jantung yang berdetak kencang. Perasaannya sakit mendengar mereka mengatakn hal itu, tapi dia harus bagaimana yang punya hak atas keputusan ini adalah keluarga Acha. Dan dia hanya bisa berharap semoga ada jalan keluar, walaupun mungkin tidak.

"Siapa yang bilang gitu?" Tanya Aldo tiba-tiba datang dan duduk disebelah Levi. "Semua itu gak bener, kita bakal selalu sama-sama disini. Kita bakal sukses sama sama di panti ini, sama temen-temen yang lain."

"Gak ada yang akan usir kita dari panti ini" Ucap Aleo, menoleh kepada Levi yang menatapnya jengah.

"Jangan kasih harapa ke merek, Le" Kata Levi. "Kita udah gak punya jalan kluar, keluaga Acha pasti setuju sama keputusan mereka."

"Gak Lev, gue punya jalan kluar untuk masalah ini...."












****

Sudah dua hari, dan Acha masih belum m
memberi keputusan pada papa Dika. Sekarang, dia sedang ditoko kue mamanya, dia tau Reno akan datang kesini dan meminta keputusannya.

Mamanya sejak tadi berdiri di sampingnya. Acha sudah mencari jalan keluar tapi tidak ada satupun yang berhasil, mungkin keputusan nya akan memberikannya panti itu kepada Reno, papa Dika.

Mobil hitam berhenti didepan toko kue mereka. Reno dan Dika turun dari mobil, dengan dua anak buahnya. Dika memang sudah keluar dari rumah sakit sejak dua hari lalu.

"Gimana, sudah siap kan surat-suratnya?"

Mama Acha berdiri dihadapan laki-laki gila itu. "Setelah panti kami berikan ke kamu, jangan pernah ganggu keluarga kami lagi!"

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang