43. Terperangkap
"Cewe gila lo!" Decak Bian emosi. "Gak kapok lo berurusan sama gue?"
Raya berdecih. "Lo gak berubah dari dulu, brengsek!"
Plakkk
Bian menampar pipi Raya sampai membekas merah. Alora yang melihat langsung menghampiri dan mendorong Bian. "Brengsek lo Bian! Lo kira dengan lo kasar gue bakal diem aja!"
Bian terkekeh sinis. "Apasih bisa lo Ra? Lo cewe manja. Gak bisa apa-apa."
Alora ternganga, walau ucapan Bian berhasil membuatnya kaget karna laki-laki itu bukan seprti yang Alora kenal dulu.
Brakk
Alora memukul kuat Bian dengan kayu sampai kayu itu patah. Bian yang emosi langsung mendoronh Alora sampai terjatuh mengenai kayu dibelakangnya, membuat perutnya terbentur.
Raya langsung membantu Alora bangun. "Ra? Gapapa?"
"Jangan harap gue kasian sama lo pada!" Uucap Bian dingin. "Gue udah di ambang kematian, dan lo berdua juga harus sama karena udah ngerusak semuanya!"
"Lo yang akan mati sendirian dengan kelakuan bejat yang lo buat."
Bian terkekeh. "Lo tau apa sih Ray? Lo perusak rencana gue, dan lo gak tau apa-apa!" Bian keluar menutup pintu dengan keras sampai mereka tersentak.
Raya dan Alora sama-sama diam, mata mereka menyorot satu sama lain.
"Gue ngikutin lo Ra."
Ucapan Raya benar-benar membuat Alora kaget. "Maksudnya gimana Ray?"
Raya mulai menceritakan kejadian sebenarnya, mulai dari siang hari saat dia melihat Alora pergi bersama Bian.
Raya sudah mengenal Bian sejak laki-laki itu menjabat sebagai ketua Roger, dia sudah kenal bagaiman jahatnya laki-laki itu dulu.
Dan saat melihat Alora bersama Bian, Raya sudah mulai curiga dan mulai mengikuti mereka. Tapi sialnya dia tertangkap basah saat mengendap masuk ke tempat ini.
"Bian itu laki-laki brengsek Ray"
Alora mengusap wajahnya, "gue gak pernah nyangka Bian seperti itu. Karna gue kenal dia dari Smp Ray, dan nganggep dia sebagai sahabat gue yang gue percaya."
Raya menghela nafas pelan.
"Kenapa lo ikutin sampe sini, ini bahaya banget. Lo gak seharusnya disini,"
Raya merutuki kebodohannya, dia terlalu gegabah harusnya dia memberi tau ke Levi dan anak-anak yang lain tentang ini.
"Kita harus keluar dari sini secepatnya Ra,"
Alora mengangguk. "Lo tau jalan keluarnya?"
Raya mengangguk tak yakin. "Mungkin gue masih inget, jalannya kayak hutan Ra banyak pohon-pohon jadi jalanya gak terlalu keliatan."
"Bian milih tempat ini karna sulit dicari,"
"Kenapa bisa lo disekap sama dia?" Tanya Raya pada perempuan itu. "Lo ada masalah sama dia?"
"Dia bahas masalah surat, gue gak tau apa maksudnya."
Raya akhirnya mengerti. Surat itu ada surat Fatimah dia sudah mendengar ceritanya dari Levi tempo waktu. "Ini ada hubungannya sama Vagos, Ra."
05.13
Raya mencoba membuka cendela yang terkunci rapat tapi masih tidak bisa. Dan Alora pun sudah membantu mencari alat untuk membuka cendela tapi tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.