Mungkin sekarang, menulis sudah jadi bagian kesukaan ku. Karena hanya dengan tulisan ku ini bisa ku sampai kan semua tentang mu.
-Dear Aleo
63. Laki-laki sejuta pesona.
"Le ayo bisa dua kesempatan lagi plis-plis Le," Ucap Alora heboh sendiri karena bermain lembar bola agar bisa mendapatkan boneka bagus didepan sana.
Aleo tertawa pelan, mulai menyiapkan tubuhnya untuk segera melempar bola kecil tepat sasaran. Dan Alora yang sudah heboh sejak tadi karena Aleo sangat payah baginya.
Plung
"Yah....." Ujar Alora menghela nafas karena gagal dan sisa satu bola, berarti satu kesempatan lagi. Aleo yang disampingnya sejak tadi tertawa karena Alora pun tadi mencoba tapi lebih payah darinya.
"Kita coba sekali lagi, Ra" Ujar Aleo semangat mulai bersiap-siap. "Kalau berhasil, lo dapet bonekanya gue dapet apa?"
Alora mengernyit kan alis, lalu tertawa pelan. "Mau apa haha?"
"Mau....simpen dulu," Aleo tersenyum miring. "Kalau udah tau apa yang gue mau, baru gue bilang."
Alora yang malas berlama-lama hanya mengiyakan dan menyuruh Aleo segera menikah melembar bola nya.
Aleo bersiap-siap, kali ini lebih serius karena kesempatan terakhir.
Plung
"YES!" Bukan Alora yang girang, tapi Aleo. Laki-laki itu dengan tawanya mulai menjahili Alora. "Mau apa ya gue, Ra hahaha."
Alora memukul lengan Aleo pelan. "Apasih, aneh-aneh awas aja. Gue buang lo kerawa-rawa" Ucap Alora penuh curiga
Aleo tertawa pelan. "Enggak-enggak, tapi gue simpen dulu."
"IYA ALEO!!"
"Karena mas nya berhasil sekali, jadi bisa milih boneka yang kecil yah mas" Ujar seorang laki-laki yang mempunyai lapak permainan ini.
Mata Alora mulai meneliti mana boneka paling bagus, yah setidak tidak dapat yang besar taoh dapat yang kecil. "Mas, yang paus yang di pinggir itu."
"Banyak yang lucu, kok paus?"
Alora tersenyum kecil, lulu menerima bonekanya dan mereka berjalan pelan-pelan berkeliling. "Gue pernah denger, katanya paus bisa hidup sampai beratus tahun."
"Trus hubungannya sama boneka ini?" Tanya Aleo.
"Sama kayak kita, gue ingin tentang kita di ingat bukan hanya seberntar, tapi lama seperti kehidupan paus ini" Jelas Alora dengan senyum yang masih terbit dibibirnya itu.
Aleo mengacak rambut Alora pelan. "Sok pinter."
"Emang kan?" Sahut Alora.
Aleo laki-laki tertawa. "Iya deh, pacar gue kan emang pinter, cantik, lucu, semua deh."
Rona di wajah Alora membuat perempuan itu malu, dan mencubit tangan Aleo pelan. "Apansih, bulshit banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Fiksi RemajaPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.