Vote komen ➡️7. Kepantasan
Perasaan emosi antar dua kelompok sama-sama saling dilemparkan. Keinginan untuk menghabiskan satu sama lain, serta benda-benda berat sudah di persiapkan untuk saling menyerang.
Dua kelompok yang tak pernah akur itu, Bagos dengan Roger. Kelompok geng motor diantara SMA MERDEKA dengan SMA sebelah.
"Temen lo yang brengsek!" Teriak Gino ketua roger. Matanya menatap tajam kearah ketua Vagos yang juga menatapnya tak kalah ngerih. "Lo sama temen lo sama-sama perusak."
Buggh.
Levi menonjok Gino tanpa basa-basi. "Bacot." Maki Levi murka. Pukulan pertama laki-laki ini, jadi awal terjadinya aksi pukul-pukulan antara dua kubu itu.
Seorang pria bertubuh jangkung membawa balok ingin memukul Levi dari belakang. Namun Aleo menggagalkan aksinya, Aleo memukul dan menendang tubuh pria itu sampai terkapar, sialnya balok yang di gunakannya mengenai tangan Aleo sampai terluka.
"Aman Lev." Ucap Aleo, saat Levi menatap lukanya seperti khawatir, "Hati-hati." Ujarnya pelan.
Naufal di belakang sibuk menghajar dua musuh sekaligus. Laki-laki itu ahli di bidang bela diri, maka dari itu sudah sangat biasa baginya mengahabis dua orang tak bertenaga, dan tubuh mereka yang lebih kecil dari Naufal.
"Lo rasain ni biar mabuk tujuh kepayang otak lu." Ical mendekap lawannya di ketiaknya sampai tak bisa bernapas. "Lu cium bauk ketiak gue biar mampus ye lu."
"Anjing lo, ketek lo mau terasi!" Maki Raki, ditengah keributan itu. Raki, salah-satu anak Roger yang tengiknya minta ampun.
Ical menendang Raki, sampai terjatuh di dekat sampah-sampah. "Sekate-kate lo katain basi, lo makan tu kresek bakwan!"
"Lev udah woi, mati anak orang!" Cegah Ekal. Pasalnya Ekal melihat hampir Seluruh anak Roger telah tumbang.
"Ntar kalo dia mati, musuh kita berkurang Lev." Ucap Cakra masih sempat bercanda padahal sedang menghajar musuh.
"Lo ngatain anggota gue lagi, habis lo." Ucap Levi dingin. Karena Gino yang selalu mencari masalah, padahal Levi tak pernah mengusik ketenangan mereka.
Salah-satu teman Gino, membantu laki-laki itu berdiri agar segera pergi dari tempat ini. Gino mengumpat melihat teman-temannya yang tumbang dan kabur. Laki-laki itu menyalakan motornya, lalu menujukan jari tengah ke arah anak Vagos. "Lo liat nanti!"
"Dih anjing tengil bet, udah kalah ngerasa sok banget buset!" Jengah Cakra tak habis fikir.
Naufal mendekat ke arah Ical. "Cal, tadi si Raki mati gak?"
Ical yang langsung mengerti pun, langsung menyumpah serapai laki-laki itu. "Anj, lo pikir ketek gue racun kematian?"
"Kali aja anak orang mati, karna cium ketek lo!" Sambung Naufal.
"Le, tangan lo gimana?" Tanya Levi agar khawatir.
Aloe menatap tangannya. "Aman, kecil ni. Balik sekolah kan? Jam kos ni gak ada guru katanya."
"Lo balik sekolah, bilang aja mau ketemu Alora kan? Biar diobatin dia." Tebak Ekal, yang langsung dibenarkan oleh Aleo dalam hati.
Levi berjalan ke arah motornya. "Iya, pada balik ke sekolah aja."
Ical berjalan duluan, sengaja memukul luka Aleo. "Biar tambah parah Le, nanti di obatin sama ayang."
Aleo meringis. "BOCAH ANJ!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.