Hai-haii... Kalian jangan lupa vote ya hehe..Kalian tau cerita ini dari mana ni?
18. Jarak
Alora menarik nafasnya dalam, sebelum masuk memegang gagang pintu UKS, lalu membukanya.
"Permisi,"
Bagas ketua MPR meletakan beberapa obatan dimeja. "Lo liat Ra, ini masih pada baru di beli kemarin, kenapa di tempat sampah semua?"
Alora melihat beberapa obatan itu, sungguh bukan dia pelakunya. Kemarin setelah menjaga UKS dan mengecek obat-obatan Alora langusng keluar dan mengunci pintunya.
"Kemarin yang pegang kunci UKS siapa Aja?" Tanya Bagas.
"Setelah gue jaga ini, kuncinya gue kasih ke Salwa, Kak."
bagas berdecak frustasi. "Panggil aja Salwa kesini bentar."
Alora mencari nomor Salwa menghubunginya untuk segera datang ke UKS.
Setelah beberapa menit menunggu Salwa datang dengan beberapa kantung makanan, karena perempuan itu baru dari kantin. "Ada apa kak?"
"Kemarin abis Alora pakai kunci, lo yang megang kan?" Tanya Bagas langsung.
Salwa mengangguk tak yakin. "Sebenarnya iya kak, cuma kuncinya aku lupa taro dimana, pas aku cari-cari kemarin sore kuncinya nyangkut di pintu UKS ini kak."
Bagas memijat keningnya frustasi. "Kalian harusnya jangan ceroboh dong, kita gak tau siapa yang ngelakuin ini jadinya."
Alora dan Salwa hanya menunduk tak berani melihat Bagas, kakak kelasnya ini kalau udah marah dingin banget mukanya.
"Maaf kak, ini salah gue karna kemarin buru-buru jadi kasih kunci ke Salwa." Ucap Alora merasa bersalah. "Lain kali gak akan kejadian kayak gini lagi kok."
Salwa menganggukkan kepala menyetujui ucapan Alora. "Iya kak, gue minta maaf juga."
Bagas menarik nafas dalam. "Ini yang terkahir" Tegasnya. " Kalian berdua beres ini, dan ganti sama yang baru, Jangan sampai hal kayak gini kejadian lagi."
Alora mengangguk, lalu segera membereskan obat-obatan dibantu Salwa.
"Ra, kayaknya ada yang usil deh," Tebak Salwa.
Alora juga berfikir hal yang sama. "Mungkin Sal, apa ada yang benci anak PMR ya?"
Salwa berfikir sebentar. "Gue si gak ada kayak nya Ra, kalau lo?" Tanya Salwa, meletakan makanannya dimeja. "Lo pacar Aleo kan Ra, bisa aja ada yang gak suka sama lo."
Alora duduk di kursi, "Mungkin si Sal."
Salwa menepuk-nepuk pelan bahu perempuan itu. "Sabar deh Ra, resiko pacaran sama anak famous emang gitu. Apalagi pacar lo anggota Vagos plus inti Vagos Ra."
Alora tertawa menanggapi. "Bisa aja lo Sal." Alora mempotret obat-obatan yang sudah dirusak seseorang tadi. "Sal ini gantian jadwal lo jaga UKS kan, gua ada urusan jadi gue tingga gapapa?"
"Oh gapapa santai aja Ra."
*****
Sudah beberapa jam pelajaran lewat dan sekarang bel pulang akhirnya berbunyi membuat seluruh siswa-siswi berhaburan keluar kelas.
Sejak tadi pagi seorang Aleo tak menampakkan dirinya, dikantin Alora hanya melihat teman-temannya Aleo saja. Pesan Alora juga sama sekali tak kunjung dapat balasan.
Alora berjalan menuju halte, biasanya akan pulang bareng Aleo namun hari ini tak ada laki-laki itu.
Alora mengambil ponselnya karena sejak tadi muncul suara notifkasi. Tersenyum kecil karena ternyata pelan-pelan itu dari Aleo.
Aleo: hei putri malu, maaf ya baru bales hehe.
Aleo: Ra, hari ini gak bisa anter lo gapapa ya. Gue ada sedikit masalah Ra makanya gue gak dateng kesekolah.
Aleo: gue di kantor polisi Ra,
"Kantor polisi?" Tanya Alora pada dirinya sendiri yang mulai tidak tenang dan takut terjadi hal buruk pada Aleo.
Alora membalas pesan Aleo namun jugak tak dapat balasan. Menghubunginya pun, namun nomor Aleo langsung tidak aktif.
Aleo lo kenapa sih. Batin Alora merasa tak tenang. Tak lama muncul suara motor berhenti di depan nya.
"Ra?" Panggil Naufal.
Alora menatap laki-laki itu. "Kenapa Pal?"
"Aleo minta gue anter Lo Ra,"
"Gausa deh Pal, gue naik bis aja."
Naufal memberikan helm, "kata Aleo lo gak boleh nolah Ra, udah naik aja Ra."
Alora menerima helm dari Naufal, tak ada pilihan lain karena Aleo yang meminta.
"Oh ya Ra, mungkin beberapa jam kedepan Aleo belum bisa dihubungi, dia bilang nanti dia akan dateng ke lo jelasin semuanya."
Alora hanya mengiyakan, kau segera naik ke motor Naufal, yang langsung melaju mengatakan Alora.
*****
"Gimana Levi?" Tanya Ekal.
Aleo menarik nafas dalam. "Dia di tahan beberapa jam doang, dia buat Gino sampai masuk rumah sakit."
Ekal memijit pelipisnya. "Lo tau masalah ini sejak awal?"
"Gak Kal!"
"Kenapa Levi gak ngomong tai!" Ekal menendang botol aqua didepannya.
"Masalahnya bukan anggota kita yang diserang Gino, Kal!"
"Jadi?" Tanya Ekal heran.
"Raya, lo tau kan belakangan ini Levi terlibat sama anak SMA sebelah si Raya. Dan Gino nyelakain si Raya karena keterlibatan cewek itu sama Levi."
Ekal terkekeh sinis. "Pengecut banget tu cowo berani sama cewe."
"Woi, mana Levi!" Tanya Ical heboh yang baru dateng, karena sejak tadi Ekal dan Aleo di luar gedung, jadi tak ada banyak orang di sini.
Aleo tak menanggapi pertanyaan Ical. Mata itu mencari sosok Naufal yang berjalan di belakang Cakra. "Gimana Pal?"
"Aman" Ucap Naufal, karena sudah tau Aleo akan menanyai tentang Alora.
"Jadi gimana Levi? Sampai kapan di tahan?" Tanya Cakra penasaran.
"24 jam," Jawab Aleo.
"Tu anak beberapa hari ngilang tau-tau dapet kabar malah ditahan" Dumel Ical heran tak mengerti jalan pikir seorang ketua Vagos itu.
"Yaudahlah, mau gimana lagi kita tunggu aja dia mungkin nanti malam dibebasin, karena katanya udah dari kemarin dia tahan" Jelas Aleo pada mereka.
"Keluarganya Tau?" Tanya Cakra karena tau Levi dan keluarganya bermasalah.
Aloe menggeleng. "Dia minta buat kita gak kasih tau keluarganya"
Mereka hanya mengiyakan ucapan Aleo, karena memang sudah tau betul hubungan Levi dengan keluarganya.
Suara seseorang berjalan kearah mereka berlima.
"Permisi, lo semua temen Levi bukan?"
Semua pasang mata menatap perempuan berjaket hitam, dan semua serba hitam dengan rambut coklat gelap. Ditangannya memegang helm yang sangat mereka kenali, helm Levi.
Ical membisikan pada Cakra. "Buset Cak, keliatan tomboi tapi cakep anjir ala-ala cewe motoran gitu."
"Diem dulu tai," Decak Cakra, karena penasaran dengan perempuan ini.
"Lo siapanya Levi?" Tanya Ekal.
"Gue Raya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Aleo
Teen FictionPada akhirnya kepulanganmu adalah satu satunya harapan yang ku tunggu.