55. Peran Penting

1.4K 109 12
                                    


YYangng pertama, sorry karna aku telat update, bener-bener bingung alurnya gimana lagi. Tapi aku usahain yang terbaik untuk cerita pertma ku ini.

55. Peran penting






Aleo turun dari kamarnya, lalu melihat mamanya sudah di meja makan. "Pagi, Ma."

"Pagi, Le" Ratna tersenyum ke arah Aleo, lalu segera menyuruh putranya untuk segera makan. "Makan dulu, Le. Mau kemana sih pagi-pagi gini?"

"Ada urusan bentar Ma."

Aleo duduk dimeja makan, lalu mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh mamanya. Aleo dan mamanya kembali pinda ke Indonesia. Mamanya sudah mulai membaik sejak 7 bulan yang lalu, dan memutuskan kembali ke ksini tapi tetap harus menjaga kesehatannya.

"Kamu udah ketemu dia Le?" Tanya Ratna pada Aleo.

Aleo paham siapa dia, yang dimaksud oleh mamanya. Aleo memang sering bercerita mengenai Alora pada mamanya. "Sudah ma,"

"Gimana respon dia, Le?"

Aleo menatap makanan nya. "Leo ngerasa malu ma ketemu Alora,"

"Bahkan Alora gak ngebenci Aleo, dia masih maafin Aleo ma."

Ratna menatap putranya kasian, paham betul Aleo anak seperti apa. "Mama tau, Alora memang perempuan baik Le, dan mama tau kamu juga sangat menyayangi Alora, kalau kamu memang menginginkan dia lagi, berusaha lagi seperti awal dulu kamu dapetin dia Le,"

Aleo tersenyum kecil, "susah dapetin Alora."

"Bentar lagi kalian lulus sekolah, kamu udahan dan kejar dia lagi, sebelum Alora didapetin laki-laki yang lain, Le."

"Gapapa kalo yang lain lebih baik dari Aleo, Ma."

"Siapa yang bilang anak mama gak baik?" Ratna menatap putranya itu. "Kalo kamu ngerasa gak baik untuk Alora, coba berusaha jadi baik lagi dan bikin dia percaya sama kamu Lagi,"

"mama yakin kok, Alora akan bisa nerima kamu lagi," sambung Ratna.

Aleo munafik jika tidak menginginkan Alora lagi, Aleo sangat ingin bersama perempuan itu, tapi bertemu dengan Alora tadi malam benar-benar membuatnya jdi orang paling brengsek.

"Udah gak ada kesempatan untuk Aleo, dihati Alora Ma...." Lirih nya.

******

Brakkkk

Naufal melempar beberapa makanan dan anak dimeja, membuat yang lain langsung menyerbu.

"Ck," Ical berdecak menatap sinis Cakra yang duluan mengambil makanan nya. "Lo bagi-bagi lah, jangan makan solo-solo gitu anj,"

"Siapa cepat dia dapat," Celutuk Cakra.

Ical di sampingnya mendumel mengikuti gaya bicara Cakra, bagi Ical dari temannya yang lain Cakra lah yang paling menyebalkan, karna laki-laki itu tak pernah mau mengalah darinya.

Aleo menatap sekeliling markas, sudah lama dia tidak kesini. Hanya banyak pekakas yang pindah tempat, suasana nya masih sama seperti saat dia masih sekolah disini.

Aleo tersenyum kecil, melihat teman-temannnya masih mau akrab dengannya. Beruntung Aleo mengenal mereka. karna walaupun jauh, mereka setelah menyempatkan mencari kabarnya.

Aleo menoleh saat Levi menepuk pelan bahunya. "Mangkin bagi aja ni markas Lev," Candanya.

Levi menatap kearah laki-laki itu. "Anak-anak lebih sering gantian bersih-bersih" Sahutnya. "Lo balik tinggal disini?"

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang