53. Lengkap

1.2K 84 8
                                    


Pertemuan pasti disebabkan karna adanya alasan, bukan tanpa sengaja bertemu.

-dear aleo





53. Lengkap

"Alora?"

Perempuan itu menoleh, lalu tersenyum kecil.

"Sorry, gue dateng telat Ra," Ucap Iqbal. "Di sekolah gue juga lagi ada Even,"

Perempuan itu mengangguk. "Iya gapapa, yaudah ayo kebawah, belum pada bubar yang lain."

"Ni lo liat," Alora menunjukan hasil cetakan fotonya, mereka berdua memutuskan membuat satu foto untuk mereka simpan.

Iqbal melihat foto itu. "Bagus sih, tapi di situ muka gue gak terlalu keliatan tampannya, padahal kalo langsung tampan banget."

"Ye songong lo," Decak Alora.

Acha tiba-tiba nongol dari balik tirai. "Eh ada Iqbal, apa kabar Bal?"

"Baik Cha, lo sendiri gimana?" Tanya Balik.

Acha mendugus. "Kurang baik, karna belum punya pacar,"

"Pacarin aja tu brondong banyak Cha," Canda Iqbal, "atau mau gue kenalin temen gue?"

Acha menggeleng. "Gak dulu deh, kasian hati gue baru tersakiti" Acha tertawa pelan, membawa kotak keluar. "Have fun deh kalian berdua, banyak kerjaan gue, duluan ya Bal."

"Oke Cha."

"Temen lo pada asik ya, Ra."

Alora menoleh. "Acha emang asik, tapi kadang agak sawan," Jawab Alora tertawa kecil.

"Mau makan dulu gak Ra?" Ajak Iqbal. "Gue traktir deh."

Alora berfikir sebentar, sebenrnya dia juga lapar karna hanya memaakan roti. "Boleh deh, lo tunggu depan gue beresin ini bentar."

"Lama, gak jadi gue bayarin."


*****

"Untuk merayakan penat dan letih kita setelah bazar," Ucap Cakra, sambil mengangkat gelasnya.

Ekal berdecih, "Alay lo."

"Tau ni alay banget temen lo," Acha duduk disebelah Alora, melirik Cakra yang menatapnya sinis. "Apalo, mau gue colok mata lo!"

"Dih, ipi li mii gii cilik mitili," Cakra mengikuti gaya bicara Acha dengan tengil.

Malam ini mereka berkumpul di caffe Kanesha, merayakan kelancaran mereka mejanlakan Bazar di sekolah.

"Cal, kentang gue anj!"

Ical tertawa pelan. "Satu aja Tir, pelit amat lo."

"Satu-satu, lo dari tadi udah ngambilin kentang gue sengaja gue diemin, eh mangkin lama ga tau diri lo ye."

Ical cengengesan, lalu meminum airnya seteguk. "Ntar gue ganti selow aja, abis cair gue ni."

"Uang nyokap banyak gaya lu," Sahut Ekal.

"Sirik aja lu, Peak."

Ical menggeser kursinya disebelah Renjani. Lalu berdeham pelan, "Bagaikan bulan dimalam hari, Renjani lah yang paling terang," Puisi Ical, membuat Renjani ingin muntah.

"Jan, percaya lah kalo lu jadi pacar gue apapun yang lu mau gue turuti deh," Ucap Ical tengil.

"Mang eak?" Sahut Renjani.

"Jangan kan mau lo, demi lo gue rela menyebrangi lautan Jan,"

"Mang eak?" Sahut Cakra gantian.

Ical mendengus. "Diem deh lu Cak, ganggu momen."

Alora yang sejak tadi hanya mendengar pun ikut tertawa karna malam ini ramai, dan tidak sepi. "Cha, ada yang aneh deh"

"Apa?"

"Rambut lo kok beda?"

Acha cengir kuda. "Ganti warna rambut gue, tapi yang gelap biar gak terlalu mencolok,"

"Pantes, kayak beda gitu tapi warnanya kayak hampir sama gitu lo Cha,"

Acha mengangguk. "Suasana baru Ra," Acha mengambil ponselnya. "Eh Ray coba deh lo liat ni,"

Raya menoleh melihat kearah ponsel Acha.

"Ini lo kemarin beli yang Varian ini kan? Sumpah gue takut salah, makanya mau mastiin,"

Raya mengangguk. "Iya, coba aja Cha pake varian itu,"

Acha menganggukan kepalanya. "Oke-oke, emg yamiku Varian ini emang sering banget kehabisan, harus buru-buru gue ni."

Raya tertawa pelan, membenarkan ucapan Acha. "Eh Cal, lo liat tu baju lo belakang lo kena saus," Ucap Raya saat tak sengaja melihat noda di belakang baju Ical."

Ical berusaha melihat tapi kesulitan, lalu memukul Cakra pelan. "Cak bantu bersihin, Elah. Lo ni makan kek bocah anj!"

"Anj, gue mulu dah yang disalahin, gue terus yang lo suruh, gue mulu yang lo ribetin anjir," Jengah Cakra.

"Lo yang sebelah gue anj,"

Cakra mendengus malas mengambil tisu, menghapus noda di baju Ical. Lalu menoleh saat Levi tiba-tiba beranjak. "Mau mana Lev?"

"Keluar bentar,"

Cakra beralih pada Naufal, "mau ngapain dia Pal?"

Naufal mengangkat bahunya tak tau.



Tak lama Levi masuk lagi, bersama seorang laki-laki. Membuat semua yang berada di meja menatap kearah mereka.

"Anjir, mata gue salah gak sih?" Tanya Ical tak percaya. "SUMPAH WOI!"

Yang lain pun menganga tak percaya.

Cakra mengangga heran. "Berarti malam ini anggota kita lengkap."

Levi tersenyum kecil, dan laki-laki itu tersenyum canggung, kearah mereka. Pertama kali matanya bertemu tepat dengan mata seorang perempuan yang selama ini berada di pikiranya.

"Buset," Bisik Acha pada Alora.

Alora merasakan detak jantungnya terpaku, tubuhnya seakan tak tau harus bereaksi seperti apa. Alora memandang cukup lama mata laki-laki itu, lalu mengalihkan.

"ALEO ANJ!"

laki-laki itu tersenyum kecil. "Kebetulan banget lo semua pada ngumpul."

Ical yang heboh langsung memeluk laki-laki itu. "ALEO!!!!!"

Cakra pun ikut memeluk laki-laki itu, yang lain pun ikut bergantian. "Lo gak ngabarin taik," Decak Ekal.

"Selamat datang kembali, Le" Ucap Naufal lalu menjabat tangan Aleo. Naufal memang sudah tau malam ini Aleo akan datang, dan Levi menyuruhnya untuk tidak memberitau ke yang lain dulu.

Aleo menyapa teman perempuan nya yang lain. Lalu terakhir, tatapannya berhenti pada Alora.

"Hai, Alora."



******

Itu dah ya yang kemarin pada nanya Aleo. Bye.

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang