33. Masalah utama

1.6K 111 10
                                    

Bau-bau konflik utama dimulai dari bab ini gais.



32. Masalah utama




"Apa yang hilang Lev?" Tanya Aleo pada laki-laki yang masih sibuk mencari kotak berwarna merah.

"Kotak merah yang isinya surat Fatmah."

Semua menatap Levi bingung, termasuk Ekal yang langsung diam dengan jantung yang mendadak berdetak cepat.

"Jadi siapa yang nyusup ke markas?"

Levi meletakan kunci markas dimeja. "Mereka gak lewat dari pintu depan" Kata Levi menjelaskan. "Lo semua panggil anak yang lain kita datengin markas Roger."

Aleo mengambil sebuah balpoint yang jatuh dibawah kolong meja, memicing saat sebuh balpoint itu bertulis dengan nama, Fatmah.

"Kal?" Panggil Aleo membuat laki-laki itu tersentak. "Ini punya Fatmah?"

Semua pasang mata menatap balpoint  ditangan Aleo. Cakra yang tak mengerti apapun, sedikit emosi. "Bentar, ni lo bertiga apa-apaan anjing, Fatmah siapa?"

Aleo menatap Cakra lalu beralih menatap Ekal yang masih diam menunduk tak berani melihat siapapun.

"Fatmah siapa anjir? Ibu haji? Anak pondok pesantren?" Tanya Ical mencairkan suasana karena menatap mereka dengan raut wajah yang dingin.

Brakkk

Ekal berlari tak sengaja menubruk meja, laki-laki itu keluar dari markas mengendarai motornya menjauh.

Levi dan yang mengejar keluar dari markas tapi belum sempat menyalakan mesin motor mereka.

"Ekal mau kemana anjing?" Tanya Cakra heran. "Lo bertiga kenapa diem aja? Fatmah siapa?" Tanya Cakra masih penasaran.

"Kalian selama ini nyebunyian sesuatu?" Tanya Naufal yang sejak tadi diam. "Fatmah mantan Ekal? Adik Gino?"

"Lo juga tau?" Tanya Cakra.

Naufal menggeleng. "Gue taunya itu doang."

Ical pun yang ikut penasaran mulai meminta penjelasan pada Levi dan Aleo. "Lo berdua sariawan? Ngomong elah, jelasin ni maksudnya ada apa."

"Iya Fatmah mantan Ekal, dua tahun lalu meninggalkan bunuh diri, Gini nuduh alasan adiknya meninggal karna Ekal" Aleo mulai menjelaskan pada mereka.

Cakra terkekeh sinis. "Ini kita apaan anjir ga tau apa apa, gak di anggap kali ya?" Cakra menendang kursi disebelahnya, karena emosi memilih pergi dari markas meninggalkan mereka.

"Cakra!" Panggil Ical.

Ical hendak menyusul tapi Levi menahannya. "Gausa dikejar, biarin di sendiri dulu."

Ical memilih mengabaikan ucapan Levi, lalu ikut beranjak pergi meninggalkan markas. Di markas tinggal mereka bertiga, hanya Naufal yang masih menetap.

"Jadi siapa yang nyusup markas tadi malam?" Tanya Naufal. "Gue rasa itu bukan Gino."

Levi membenarkan.

Dear AleoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang