16

517 85 10
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg w buat.

[•••]

"Duduk!" Snape mengerlingkan kepalanya menunjuk kursi dihadapannya. Lalu ia menyihir satu kursi lagi di samping Lyra. Lyra melepas tasnya dan menaruhnya dibawah kursi. Kemudian ia mengalihkan pandangan nya ke jendela kecil yg berada di ruangan Snape.

"Kenapa?" Snape menaruh kedua tangannya di meja sambil menatap Lyra. Lyra menoleh malas dan melakukan kontak mata dengan Snape. Seketika Snape meringis dan menundukkan kepalanya.

"Turunkan emosimu, Lyra." Snape memijat pangkal hidungnya. Lyra meringis merasa bersalah.

"Sorry Professor." Lyra memejamkan matanya. Menarik nafas dalam dan mengeluarkan nya pelan. Ia melakukan hal itu beberapa menit sampai merasa sudah membaik. Kemudian ia membuka matanya dan beralih menatap Snape perlahan. Snape mengangguk singkat menandakan mata Lyra sudah kembali normal.

Lyra merogoh saku jubahnya. Membuka tas serut kecil dan mengambil satu permen. Saat ia akan membuka nya, ia menatap Snape kemudian menyodorkan permen nya menawari apakah Snape ingin atau tidak.

"Aku tidak suka manis." Snape menggeleng dengan wajah datar seperti biasanya. Kemudian Lyra mengedikkan bahunya lalu menarik tangan nya kembali dan bergerak untuk membuka bungkus permen. Tetapi tiba tiba Snape merebut permen itu. Lyra mengernyitkan kening nya tak paham.

"Aku berubah pikiran." Snape memasukkan permen Aspro Dolce itu kedalam lacinya. Lyra menghela nafas panjang kemudian kembali merogoh saku jubahnya untuk mengambil permen untuknya dan memakan nya. Rasa yg melebur dilidah nya membuat mood nya sedikit membaik. Mereka terdiam selama hampir 5 menit kemudian ketukan di pintu terdengar.

Snape menyuruh orang itu untuk masuk. Rhodes masuk kedalam dengan wajah masam nya dan masih memijat pangkal keningnya. Lalu Snape menyuruh gadis itu untuk duduk di kursi samping Lyra.

"Kalian tau bukan kenapa kalian dipanggil ke ruangan ku?" Snape menatap kedua gadis didepan nya. Rhodes menggeleng sedangkan Lyra hanya diam. Snape membuang nafas kasar.

"Kalian berdua membuat keramaian di koridor dan didepan kelas ku. Itu bukan lah hal yg seharusnya dilakukan. Kalian adalah murid kelas 2 bukan kelas 1 lagi. Seharusnya kalian bisa memilah dimana tempat untuk membuat keributan. Kalian seorang Witch, nona nona. Apa guna nya tongkat dan lebih memilih tangan? Punya otak tidak digunakan." Snape mengomel. Lyra menyeringai dan terkekeh karena Snape menyindir Rhodes.

"Dan tak seharusnya seorang Pureblood kehilangan kontrol atas emosinya." Snape beralih menatap tajam Lyra. Gadis Herakles itu memutar bola matanya malas dan menyilangkan kedua tangan nya di dada. Rhodes menahan ketawanya yg hampir lepas.

"Aku tak tertarik dengan apa yg kalian permasalahkan. Aku akan mengambil poin asrama kalian masing masing 20. Tidak peduli mana yg salah dan mana yg tidak bersalah." Rhodes membuka mulutnya lebar dan membulatkan kedua bola matanya. Lyra meringis jijik dengan ekspresi berlebihan Rhodes.

"-Dan detensi satu minggu." Tambah Snape. Lyra bergabung dengan Rhodes yg terkejut. Mulut mereka berdua menganga dan mata mereka melotot. Kali ini Snape yg meringis melihat mereka berdua.

"Detensi mulai nanti malam. Jika terlambat 1 menit saja, aku dan Filch akan menambah detensi satu jam."

"Mr Filch?" Rhodes bertanya lalu dibalas anggukan oleh Snape.

"Miss Rhodes, kau detensi dengan Filch. Sedangkan kau Lyra ehm Miss Herakles-" Snape beralih menatap Lyra. "-detensi denganku." Tak ada tanggapan apapun dari kedua gadis itu. Hanya ada suara gemerutuk pergesekan antara gigi dan permen Lyra.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang