68

153 28 3
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

"Fav cup of choco?" Tawar Snape sebelum mengajak Lyra beranjak pergi dengan lembut. Selama di koridor menuju ruangan Snape mereka kebanyakan diam. Hanya sekali saja Snape menanyakan apakah Lyra baik baik saja atau tidak.

Setibanya di ruangan Snape tepat di dungeon, Lyra langsung duduk, tak banyak bicara, lebih banyak melamun. Snape pergi membuat cokelat hangat dan kembali bersama buku usang tebal.

Lyra meminumnya setengah, merasa sedikit hangat walau pikiran tidak tenang. Snape sibuk mengganti ganti halaman buku sampai mendapatkan halaman yg ia cari.

Tanpa banyak bicara, Snape mengisyaratkan Lyra untuk membacanya. Buku sejarah bab 4 dan penjelasan singkat berjudul Strix. Terdapat gambar burung hantu coklat diujung.

Strix dikerjakan dalam laknat. Menandakan bahwa namanya dipanggil dalam kutukan sihir 'kuat' menurut satu interpretasi, tetapi mungkin hanya digunakan sebagai kata kutukan yg mencerminkan menganggapnya sebagai makhluk terkutuk. Ada beberapa contoh bulu Strix, yg dikatakan dulunya digunakan sebagai ramuan sihir. Dalam karya Horace, menulis bahwa bulu Strix dulunya adalah bahan ramuan cinta pada ramuan peremajaan Medea.

Beberapa makalah berspekulasi bahwa makna ini setua abad ke-4 SM atas dasar dalam mitos Hercules.

"Aku pernah membaca ini." Jawab Lyra. Strix, hewan magis terkutuk dengan level bahaya yg tinggi. Sempat diburu lantaran membahayakan nyawa manusia. Mereka membunuh untuk menyerap energi.

Masalahnya dalam buku sejarah, Strix ini dikaitkan dengan keluarga murni eropa yg bisa dijuluki 'kutukan tak terkendali' sebagai penjelasan singkat. Pemicu hal yg tak diinginkan.

"Kau mau aku berpikir bahwa aku keturunan eropa yg selama ini dicari?" Ucapan Lyra seakan mewakilkan omongan yg ingin disampaikan Snape.

Lyra mengerutkan alis. Leonard sepertinya tau dengan wajah yg ia tampakkan di lapangan terakhir kali. Pantas saja yg lain memberikan pandangan najis kepadanya.

Ia terdiam, tatapannya berhenti pada artikel namun matanya memerah menahan air mata. "Lalu kau mau apa? Membunuhku sekarang juga? Atau memanggil kementrian? Dimana Dumbledore? Dia tadi memandangiku sebagai masalah besar." Mulai, emosinya tidak stabil. Matanya berubah sedikit gelap. Membuat Snape menyuruhnya untuk tetap tenang namun tidak bisa.

"Cepat lakukan sesuatu padaku sebelum aku yg lebih cepat membunuhmu." Kata Lyra tajam. Buliran air mata berhasil lolos. Ia merasakan panas dalam dirinya. Bukan panas penyebab emosi, ini berbeda. Lebih mirip dengan bakaran api ayahnya, namun ada sesuatu yg meronta didalam dirinya.

"Tenanglah!" Seru Snape melempar mantra yg berhasil membuat tangan Lyra terikat. Gadis itu menangis sesegukan menahan sakit membuatnya berguncang hebat.

Snape pergi keruangan penyimpanan, mengambil sebotol kaca kecil berisi cairan biru violet mengkilap dan meminumkannya paksa pada Lyra. Ia menahan bahu Lyra, memanggilnya berulang kali memastikan gadis itu masih tersadar penuh. Ia tak yakin apakah ramuannya berguna atau tidak. Ada efek samping atau tidak. Setidaknya itu berhasil membuat Lyra berhenti merintih.

"Sakit... Kutukan ini... Bisa hilang?" Tanya Lyra masih dengan sesegukan. Ia lemas, tepat ada Snape disebelahnya yg berhasil menjadi tumpuan Lyra. Snape yg masih kebingungan menerima Lyra dalam pelukannya. Ia tak berani berbicara, melainkan membiarkan Lyra beristirahat.

"Dimana Loki?" Tanya Lyra pada akhirnya setelah merasa dirinya lebih tenang. Kepalanya menyandar di dada Snape membuat Snape berdetak kencang tak karuan.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang