52

299 59 41
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

"Head master" Snape menyapa Dumbledore dari ambang pintu. Pria tua itu sudah kembali ke Hogwarts setelah di skors oleh kementrian. Lyra pun segera memasuki ruangan kepala sekolah. 

"Ah... Lyra.. mendekatlah" Pinta Dumbledore lembut. Lyra mengangguk dan mendekat, ia berdiri tepat di samping Harry. 

"Severus, bisakah kamu mengirim surat untuk Hagrid?" Pinta Dumbledore dan segera diberi anggukan cepat oleh Snape yg meninggalkan ruangan kepala sekolah.

"Psstt... Potter!" Lyra menyikut lengan Harry pelan. "Jangan menatap mata Dumbledore" Bisik gadis itu.

"Jadi... Oh! aku sangat merindukan permen lemon ini. Ada yg mau?" Tanya Dumbledore menyodorkan beberapa permen lemon seperti biasa.

Harry menggeleng singkat, sedangkan Lyra segera menyambar permen tersebut. Ia mengambil sekitar 4-5 butir permen. Tidak baik jika menolak pemberian orang bukan?

Dumbledore tersenyum geli. Lalu ia kembali berbincang mengenai kejadian dibawah sana. Kakek itu mengobrolkan panjang lebar menjelaskan tentang hubungan Voldemort dengan Harry, tentang pedang Gryffindor, mengeluarkan ucapan ucapan bijak nya.

Bukan Dumbledore jika ia tak mengeluarkan perkataan bijak nya di setiap percakapan.

"–dan kau Lyra... kau menunjukkan tanggung jawabmu. Terima kasih sudah menepati janji mu. Oh iya, aku dengar kau terlibat masalah dengan salah satu guru disini? Guru musik dan telaah muggle... Aku lupa namanya. Benarkah?"

Lyra mengangguk singkat. Dumbledore menatap mata Lyra dengan kacamata nya yg terkena cahaya silau matahari, membuat Lyra tak bisa melihat manik mata Dumbledore dengan jelas.

Ceklek

Dumbledore serta Harry menoleh ke arah pintu. Lyra yg sudah tau siapa itu pun tak peduli.

"Uncle Luciuss" Lirih Lyra tipis tanpa ada yg menyadarinya.

"Young Herkle" Orang yg memiliki nama mematung saat namanya dipanggil. Gadis itu berbalik dengan perlahan.

"...Albert?" Beo Lyra. "Apa yg kau lakukan disini?" Lanjutnya.

Lyra dapat melihat Albert yg berada dibelakang Lucius.

"Lyra! Ada apa dengan dirimu? Apa yg pria itu lakukan padamu!" Lucius mendekat, sedikit histeris melihat pakaian Lyra.

What the fuck Snape

umpat Lyra dalam hati.

"No uncle. I'm okay" Ujar Lyra segera setelah Lucius mengguncang bahu gadis itu.

"Lily!" Leonard berlari masuk kedalam ruang kepala sekolah, melihat pakaian Lyra yg lusuh dengan beberapa bercakan darah.

"Leonard! Apa kau tak menjaga adikmu dengan baik?!" Lucius menatap Leonard tajam, meminta penjelasan.

Leonard membisu, meringis takut.

"Apa yg kau lakukan disini Leonard? Where is he?" Sekarang giliran Lyra yg menatap Leonard tajam.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yg tak gatal. "Emm... Profesor Snape memanggil auror..." kata dia.

Mata Lyra berubah menggelap dalam sekejap. "Dan kamu setuju dengan nya, brother?" Desis gadis itu.

Leonard segera menahan bahu Lyra. "Itu... Aku tak ingin kau jadi pembunuh, Lily"  Rengek Leonard.

"Young Herkle..." Lyra dan Leonard menoleh secara bersamaan. Albert meringis menutup matanya saat bertatapan dengan Lyra.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang