69

155 21 5
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

Senyuman Orpheus seakan tak menghiraukan tiap pasang mata yg memandangnya dengan beribu arti. Ia berkedip, membiarkan beberapa helai rambut yg sudah ia tata kebelakang jatuh mengenai matanya. Tangannya tenang tidak berniat memberontak melepas rantai yg mengikat pergelangannya.

Sekitar 8 Auror mengelilinginya dari tiap sisi. Memaksanya jalan entah kemana ia dibawa. Austin, yg sedari tadi menemaninya, terpaksa ikut ditahan pula akibat memberontak. Ia begitu marah ketika Auror memperlakukan tuan nya sangat kasar.

Sampai dimana Orpheus dimasukkan keruangan sempit, dinding dan lantai tiap sisi berwarna putih dengan cermin besar. Ruang isolasi, tempat penampungan tawanan di introgasi sebelum mereka lanjut ke jenjang persidangan.

Ia bisa mendengar suara berat Austin yg meronta marah sesaat sebelum pintu menutup terkunci, meminta mereka untuk tidak macam macam kepada Orpheus.

Pria jangkung yg kali ini dijuluki Marquess itu hanya duduk di salah satu kursi dari dua yg ada disana, meletakkan tangannya yg terborgol diatas meja, dengan raut dan mimik wajah yg tak ada rasa takut atau resah sama sekali.

Selang beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka. Tanpa menoleh pun ia tau bahwa Menteri Sihir Inggris yg menggantikannya, baru saja tiba. Ya, memang benar, Cornelius Fudge, pria tua yg menjabat menjadi Kepala Kementrian Inggris yg paling tidak ia suka.

"Back to England, Heinz?" Celetuknya mendekat. Orpheus sangat enggan mengangkat kepalanya, matanya hanya tertarik pada meja polos itu. Tangannya mengepal longgar.

"Oh aku tak menyangka persembunyianmu terbongkar akibat ulah anakmu sendiri." Ia duduk dikursi tepat didepan Orpheus. Membuka berkas yg ia bawa.

"Heinz Herakles... Kau-"

"Stop calling me Heinz."

Fudge mengalihkan pandangannya dari berkas itu. Untuk pertama kalinya ia bertatapan begitu dekat dengan Orpheus.

Pria itu terkikik membenarkan kacamatanya. "Satu hal yg mungkin sudah kau ketahui bahwa sihir apapun termasuk tatapan mengintimidasimu tidak bekerja di ruangan ini Heinz.."

Orpheus masih tersenyum. "Herakles Please. Dan yap, aku tau itu." Sepertinya Fudge terlalu meremehkannya. Ia kembali dengan berkasnya yg entah tinta apa yg sedang ia ukir diatasnya.

"Orpheus Heinz Herakles. Baik, aku sudah tidak perlu menjelaskan semua prosedurnya. Terimakasih atas keringanannya dalam mengurus hal ini. Lanjut! Akan aku persingkat. Kejahatan tingkat paling tinggi, penggunaan sihir obliviate tanpa surat dan keterangan yg jelas. Disini aku liat banyak sekali riwayat kriminalmu. Aku tak menyangka kau dan Carvus bisa mendapat jabatan tinggi. Kuakui kalian hebat bisa menjadi petinggi tanpa membawa nama kerajaan. Karena malu atau Andorra Kingdom sudah tercemar semenjak keturunan kalian?" Fudge mengangkat kepalanya lagi, untuk kesekian kali Orpheus terlihat tenang dan tak tersulut emosi akibat ucapan Fudge yg memang berniat seperti itu.

"Yg kedua." Ujarnya.

Fudge ikut tersenyum dan kembali mencoret coret berkas itu menggunakan pena nya.

"Tahun 1947, Carvus—ayahmu—menjabat sebagai Menteri Sihir Inggris selama 2 periode lamanya atau sekitar 10 tahun. Ia undur diri akibat pertikaian besar antara rakyat yg menginginkan ia turun dan tidak melanjutkan ke periodik 3. Tahun 1978 kau tiba tiba menjadi anggota Auror. Aku benci mengatakannya namun kau menjadi yg terbaik di markas Auror. Pada tahun 1980, Kau menjabat sebagai Menteri Sihir Inggris dan setelah kejadian 2 tahun sebelumnya. Kericuhan di Eropa memakan banyak jiwa, eh? Kalian menyerang mereka hanya karena bentrokan yg tak ada habisnya selama 3 bulan penuh?"

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang