70

179 17 6
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

Singkat cerita Draco diperbolehkan pergi dan bebas dari detensi setelah lelaki itu menceritakan kronologi sebenarnya yg pasti ia membersihkan namanya sendiri. Lyra mendekap tangannya di dada, menggembungkan kedua pipinya kesal karena sekarang Snape memandanginya intens.

Snape menghela nafas kasar dan memijat pangkal hidungnya. Entah sudah berapa kali ia dibuat pusing oleh ulah gadis itu. "Am I have to say it to Head Ministry if you make a problem again?" Tanya nya jengkel.

"No! Please no..." Lyra menjerit memohon. Ia sudah berjanji tidak membuat ulah lagi. Tapi ia memiliki insting pasti rapat tersebut mengenai dirinya, karena alasan apa lagi yg membuat Dumbledore mengadakan rapat dadakan kalau bukan karena tragedi Strix yg muncul di pertengahan olahraga Quidditch antar asrama beberapa hari yg lalu?

Snape menatap Lyra, membaca kekhawatiran yg ada dibenaknya. "You're safe. Aku tak bisa janji semua berjalan lancar namun untuk sekarang kabar bagus kau tak akan dikeluarkan dari Hogwarts, seperti yg sudah kau tau dari aktivitas menguping tadi." Sarkas Snape, "Tapi, aku peringati kau. Head master menaruh semua perhatian beliau tepat padamu. Be careful. Setidaknya paling tidak kau tak membuat ulah 'lain' untuk sementara waktu or maybe seterusnya. Kau harus mengontrol emosi, jangan sedikit sedikit menanggapi perkataan mereka yg ingin menjatuhkanmu. Mengerti?"

Gadis itu menunduk, menatap kakinya yg menggantung tak menapak di lantai ruangan Snape.

"You can back to your dorm. Bersiap untuk makan malam di aula. Ingat, jaga sikap. Aku melepasmu lagi kali ini. Jangan membuat masalah lain." Ucap Snape singkat. Lyra mengangguk dan berjalan menuju pintu. Tepat ketika ia membuka pintu, seorang lelaki jangkung berkulit gelap dengan potongan rambut keriting memakai seragam Slytherin berdiri canggung didepan pintu ruangan Snape.

"Oh hai Herakles. Aku ingin mengetuk pintu tapi ternyata kau membukanya dari dalam— Haha! Kebetulan!" Ia menjentikkan tangannya mencoba mencairkan suasana. Malahan Lyra mengernyit aneh melihatnya.

Snape tiba dibelakang Lyra, mendengar percakapan mereka. "Mr Haywood. Ada apa?" Tanya Snape kepada Terry Haywood, Prefek Slytherin anak tahun ke 6. Lyra mendongak kebelakang melihat wajah Snape yg begitu dekat dengannya. "Eh- bolehkah aku masuk? Ada yg ingin aku bicarakan dengan anda, Profesor Snape." Balasnya.

"Kalau begitu aku pergi dulu Sir. Terima kasih." Ucap Lyra sembari mengangguk ke Terry. Snape menahan pintu, memberi jalan untuk Terry masuk ke ruangannya. Tepat ketika Snape menutup pintu dan berbalik, ia tak lagi melihat murid lelaki tadi. Hanya seorang pria berambut hitam panjang dengan wajah menyebalkannya.

Guru ramuan tersebut membuang nafas kasar. Lagi lagi another akar keluarga Herakles, membuatnya lelah. "What now, Loki?" Tanyanya ber berat hati.

"Sorry about that. I'm panicked! Lyra ada diruanganmu!" Ucap Loki merentangkan tangannya menjelaskan, "Ini darurat." Lanjutnya.

"Take a seat." Snape mengerlingkan kepalanya ke ruang tengah dimana terdapat sofa sofa. Loki menjatuhkan badannya tanpa tenaga. Ia mengeluarkan secarik surat resmi dari kantong jubah hijau zamrudnya. Terdapat logo H diujungnya. Snape sudah pasti mengerti darimana asal surat itu.

"Albert mengirimkannya siang tadi," Loki memberikannya pada Snape. "Situasi di Manor benar benar parah. Magical Congress of the United State of America (Macusa) mengobservasi Manor dan dijaga ketat setelah mengetahui kabar tersebut. Orpheus masih ditahan di Ministry of Magic London (MoM). Albert belum tau kabar terbaru siapakah yg akan mengambil alih kasus ini. Ia tak bisa mendapatkan informasi banyak karena ia terkurung di Manor untuk di interogasi dan mengamankan harta benda keluarga Herakles– ah apakah sekarang aku sudah boleh menyebut keluarga kerajaan eropa? Persetanan!" Loki berdecak. Snape sendiri baru selesai membaca surat tersebut.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang