59

241 43 8
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

"Loki, the prince of Asgard. The most handsome prince ever!" Loki bersenandung senang, berkeliling Hogwarts yg masih segar di terangi sinar matahari.

"Mirror mirror on the floor... who is the most handsome man in this world? Yes yes say my name." Wajahnya memantulkan penampakan di air yg menggenang dengan deretan gigi yg ia tampakkan.

"Good morning Profesor Odinson." Sapa kedua gadis tahun ke 6 yg melintas. Loki mengangkat tangannya, menyambut dengan baik. "Hello Ladies!"

Pria itu kembali melintasi koridor yg tak begitu ramai. Jam berdenting kencang, pelajaran pertama baru saja berlangsung. Siulan dari mulutnya sedikit keras untuk terdengar.

Ia menyeringai ketika mendapatkan mangsa empuk untuk pemikiran jahilnya kali ini. Sementara sang mangsa berjalan tak jauh darinya.

Loki berubah wujud dengan sekali kedipan mata. Ia berjalan bungkuk mencoba menarik perhatian sang target.

"Severus..." Pemilik nama pun berhenti dan berbalik begitu ia mengenal suara yg memanggilnya.

"Head master." Balas Snape.

Orang yg ia panggil kepala sekolah itupun berjalan mendekat dengan senyuman yg tersungging di bibirnya.

"Kenapa sangat buru buru? Tak ingin mampir keruanganku? Mungkin meminum secangkir teh dan mengobrol?" Tuturnya lembut.

Snape menampilkan tatapan heran. "Pardon me Head master... Tetapi bukankah aku harus mengajar?" Kata Snape.

Dumbledore hanya tersenyum. Mata nya sipit menatap Snape lewat kacamata separuh bulannya.

"Kalau begitu mari, murid muridmu sudah menunggumu." Balasnya. Snape hanya mengangguk singkat dan melanjutkan langkahnya.

Tetapi tak ada beberapa langkah, ia kembali berbalik. Kakek tua itu mengikutinya.

"Apakah ada sesuatu yg hendak anda sampaikan Head master?" Tanya Snape memastikan.

"Tidak, tidak ada Severus."

"Bukankah arah menuju ruangan anda berlawanan denganku?" Gelisahnya.

Dumbledore kembali tersenyum. Ia tau dan berkata bahwa ia ingin berjalan jalan.

Snape sedikit curiga dan bingung sekaligus. Kemudian menghampiri Dumbledore.

"Apakah ada sesuatu yg mengganggu pikiran anda Head master?" Snape resah melihat tingkah Dumbledore yg sedikit aneh.

Tiba tiba saja topik Dumbledore berbelok. "Aku senang mendapatkan auror disini. Aku lihat ia bekerja dengan sangat baik."

Snape mengangguk tipis. Dumbledore tertawa renyah. "Jarang sekali mendapat auror muda, segar, murah hati, bahkan tak sedikit murid murid perempuan yg terpesona."

Snape dapat melihat pancaran bangga di mata Dumbledore.

"Tell me what is Inferius" Lontar Snape tiba tiba, membuat kakek tua itu mengerutkan keningnya yg sudah keriput.

"What?"

Mata Snape menajam. "Aku harus memastikan sesuatu. What is Inferius?"

Bibir Dumbledore berkedut. Ia gelagapan.

"Kenap- Severus, aku tidak mengerti singkatan apa itu. Aku sudah tua."

Tak ada sekali tarikan nafas, pergelangan tangan dan kaki Dumbledore terikat rapi dengan benalu berkarat. Siapa lagi yg melakukannya kalau bukan Snape.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang