44

350 65 16
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

Lyra duduk di dalam kompartemen. Ia memandang keluar jendela. Tak ada lagi salju yg menutupi keindahan hijaunya sekitar. Langit cerah dengan burung burung yg berterbangan. Ia selalu berpikir jika ia memiliki kesempatan untuk memilih jalan hidupnya, ia akan memilih menjadi seekor burung.

Terbang dengan bebas, dapat pergi kemana pun yg ia mau, pergi bersama kawanan nya, hal apapun yg dilakukan burung semestinya.

Leonard memandang adiknya. Tatapan sayu terlihat dari pancaran matanya. Adiknya menceritakan semua apa yg di bicarakan dengan ayah mereka. Lyra lebih banyak diam setelah hari winter ball di Malfoy Manor. Hingga saat ini waktu nya mereka kembali ke Hogwarts tetap saja Lyra tak banyak bergeming.

Sebenarnya Lyra sendiri tak begitu peduli tentang ayahnya. Ia hanya merasa capek dengan semua ini. Ia tak bisa pergi ke ruang musik dan bertemu dengan Jeremy lagi. Ia tak akan bisa memandang Draco dan Snape seperti biasanya akibat rasa kesal yg masih tertanam di benaknya.

Lyra merogoh satu batang permen dari dalam tasnya. Membuka bungkus yg menutupi permen berwarna pink dan biru metalic dengan glitter yg berkilau.

Tok Tok

Leonard dan Lyra menoleh ke arah pintu kompartemen yg mereka tempati. Leonard berdiri dan membuka pintu dengan tidak santai hingga menimbulkan bunyi brak.

"Apa yg kalian mau Weasley?" Leonard menatap kedua lelaki yg tinggi nya hampir setara dengan nya. Si kembar Weasley berdiri dengan canggung. Fred menggosok tengkuk lehernya sedangkan George mengusap lengan nya.

Leonard menghembuskan nafas kasar dan berniat ingin kembali menutup pintu kompartemen tetapi ditahan oleh George.

"Biarkan kami berbicara dengan Lyra, Leonard" Ujar George kecil. Fred mengangguk memohon kepada Leonard agar mereka di izinkan untuk masuk kedalam kompartemen yg hanya di isi oleh Lyra dan Leonard.

Leonard kembali berusaha untuk menutup pintu kompartemen tetapi Fred ikut membantu kembaran nya menahan pintu tersebut.

"Kami hanya ingin meminta maaf, Leonard!" Kata Fred menyerah. Leonard berbalik, menatap adiknya yg sedari tadi menonton percakapan kakaknya dengan teman teman nya yg sekarang menjadi musuh akibat insiden salah satu produk sikembar.

Lyra mengedikkan bahu dan berkata, "aku tidak keberatan." Leonard akhirnya membuka pintu kompartemen lebar lebar dan kembali duduk di samping adiknya. Fred dan George segera masuk setelah Leonard memberikan jalan untuk mereka.

"Jadi?" Leonard melipat kedua tangan nya di dada setelah sikembar duduk dihadapan mereka. 

Fred dan George bertukar pandangan memberikan tatapan penuh makna seakan akan mereka saling suruh menyuruh untuk memulai nya duluan.

George menyikut lengan Fred menyuruhnya untuk membuka suara lebih dulu. Fred melotot menatap George.

"Kami ingin meminta maaf atas kejadian waktu itu Lyra, Leonard.." Ujung ujungnya mereka berbicara secara bersamaan.

"Kenapa tiba tiba? Apakah kalian disuruh oleh seseorang? Ayah kami?" Kata Leonard ingin tau.

"Ya.. Mr Herakles membicarakan ini kepada ayah kami kemarin. Ayah kami menyuruh kami untuk meminta maaf langsung kepada Lyra. Lagipula kami memang berniat untuk mengakhiri semua ini setelah libur natal usai." Jelas Fred.

"Baiklah, aku memaafkan kalian." Lyra memainkan batang permen yg bertengger dimulutnya. Fred, George, dan Leonard beralih menatap Lyra terkejut.

"Serius?"

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang