26

429 75 4
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

“Hey Lily! Oh? Selamat malam Profesor Bolton!” Lyra dan Jeremy mendongak melihat seorang lelaki yg baru saja datang dari sisi kiri mereka.

"Malam Leonard." Sapa Jeremy dengan senyum menawan nya. Leonard duduk di samping Jeremy. Sedangkan Lyra masih diam menatap Leonard yg baru saja kembali dari detensinya. Ia manjadi merasa aneh jika Leonard memanggilnya Lily.

"Bagaimana Profesor?" Tanya Leonard. "Sesuai dengan apa yg kau katakan, Leonard" Balas Jeremy seraya mengedipkan satu matanya. Lyra mengerutkan kening tak paham.

"Apa yg kalian bicarakan?" Lyra menatap Leonard dan Jeremy secara bergantian. Leonard tertawa, Jeremy menepuk paha Leonard menyuruhnya diam.

"Apakah Leonard sudah memberi tahu mu bahwa ia akan ikut pelajaran ku?" Tanya Jeremy lembut. Lyra menggeleng kemudian menatap sinis Leonard. Cengiran tak bersalah terlihat dari wajah Leonard. Jeremy menggelengkan kepalanya sebelum melanjutkan perkataan nya.

"Kemarin saat hari kedua aku berada di Hogwarts, dia menemuiku di ruang musik. Bertanya apakah ia boleh mengikuti kelasku atau tidak. Tentu saja boleh. Lalu aku dan kakakmu menghabiskan waktu bersama. Ia sangat sering menceritakanmu padaku. Bahkan tentang dia yg iri dengan permainan gitarmu, Miss Herakles” Jeremy terkekeh sedangkan Leonard hanya nyengir dan mengusap lehernya malu.

“Lyra, panggil Lyra saja” Gadis itu sedikit meralat panggilan Jeremy padanya. Jeremy mengangguk dan melanjutkan obrolannya.

“Oke, jadi Lyra.. Aku dan Leonard hanya mengusulkan. Apakah kau ingin mengikuti kelasku juga? Kau sudah memasuki tahun ketiga bukan?” Tanya Jeremy langsung pada intinya. Leonard mengangguk bersemangat. Lyra terdiam, tak tau ingin merespon bagaimana.

“Bagaimana, Lily?” Tanya Leonard. Mereka berdua menunggu respon dari Lyra.

“Sepertinya tidak.” Balas Lyra setelah sekian menit berdiam diri. Leonard mengerutkan kening.

“Ada apa? Aku tau kau menyukai musik” Tanya Leonard, begitu pula Jeremy yg mengangguk mengiyakan perkataan Leonard.

“Tak ada satupun Slytherin yg mengikuti kelas anda bukan begitu, Sir?” Lyra kembali menatap Jeremy. Jeremy mengangguk ragu.

“Persetanan dengan itu! Ini hidupmu, mereka tidak bisa mengaturnya. Ada aku, Lily” Bela Leonard. Lyra tetap menggeleng, meyakinkan mereka bahwa ia benar benar yakin dengan keputusannya. Leonard menghembuskan nafas panjang.

“Kau bisa mengikuti kelasku saat waktu kosong, Lyra. Setelah makan malam mungkin? Atau saat akhir pekan?” Usul Jeremy. Sebenarnya Lyra sangat ingin mengikuti kelas musik. Tetapi ia mengerti bahwa tak ada satupun seorang Slytherin bahkan Pureblood yg tertarik dengan suatu hal yg berbau muggle. Ia tak superti kakaknya yg terbuka secara terang terangan.

“Itu akan merepotkan anda, Sir. Apakah anda tidak keberatan?” Tanya Lyra.

“Tentu saja aku tidak keberatan, Lady. Kapanpun kau ingin ke kelasku aku akan membukanya lebar lebar untukmu.” Lyra diam tidak merespon apapun. Ia masih ragu

“Pikirkan saja dulu jika kau memang masih ragu. Kau bisa ke ruanganku bersama Leonard besok setelah makan malam. Bagaimana?” Tanya Jeremy. Leonard mengangguk bersemangat kesekian kalinya.

“Baiklah.” Ujar Lyra seraya beranjak dari duduknya.

“Terima kasih profesor, selamat malam.” Lyra membungkuk sedikit diikuti anggukan Jeremy kemudian melesat pergi menuju kastil. Tangan kanan Leonard bergerak meninju langit karena misi nya terjalankan. Jeremy terkekeh kemudian menepuk pundak Leonard dan ikut beranjak dari duduknya.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang