35

395 77 7
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

Lyra berjalan keluar kastil. Pandangan nya beredar ke seluruh sudut mencari seseorang yg ia cari. Salju turun semakin lebat, membuat rambutnya berganti menjadi putih karena salju yg menutupi.

Ia mengeratkan mantelnya dan mengikat syalnya lebih kencang. Kedua tangan nya ia masukkan kedalam kantong mantel nya karena ia tak memakai sarung tangan.

Mata gadis itu berhenti menatap seorang lelaki di seberang tempat ia berdiri. Ia bisa melihat si kembar Weasley sedang berbicara dengan lelaki itu. Lebih tepat nya membully Harry. Lyra memutuskan untuk segera kesana.

"Look everyone, it's the heir of Slytherin!"

"Be careful! He's a seriously evil wizard."

Fred dan George tertawa, begitu pula orang orang yg melewati mereka. Harry menggeram berusaha menutup kekesalannya.

"Come on, Harry. Fred dan George hanya bercanda!" Ron berusaha mencairkan suasana.

"And it's not funny at all." Ujar Lyra. Harry, Ron, dan Hermione menoleh ke arah Lyra yg berdiri tepat di samping Harry. Ron memberikan tatapan benci kepada Lyra.

"Potter, ingin berjalan jalan sebentar?" Lyra tersenyum kecil. Ron dan Hermione menampilkan ekspresi terkejut. Begitu pula dengan Harry. Tetapi sepertinya Harry lebih memilih berjalan jalan dengan Lyra daripada berdiam diri dengan kedua teman nya yg membuat ia lebih jengah.

"Kau ingin membawa Harry kemana, Herakles?" Tanya Ron sedikit berani.

"Hanya berjalan jalan Weasley. Lebih baik Potter melihat lihat sekitar daripada mendengar ocehanmu dan orang orang tidak tau diri. Aku merasa kasian dengan telinga Potter. Mungkin telingaku akan meledak jika aku menjadi dirinya." Ujar Lyra santai. Ron menggeram marah begitupula Hermione yg memandang Lyra tidak suka. Harry menahan tawaan nya yg ingin keluar.

"Ayo Potter, kau akan suka dengan obrolan kita." Lyra tak bisa menahan seringainya kala melihat Harry yg menahan tawa. Harry mengangguk dan segera menyamakan langkahnya dengan Lyra. Mereka berjalan ke belakang kastil.

"Bagaimana rasanya?" Tanya Lyra basa basi. Harry mendongak menatap Lyra yg lebih tinggi darinya.

"Apa?" Ujar Harry tak paham

"Menjadi obrolan satu kastil?" Lyra terkekeh. Tak sedikit orang orang yg melewati mereka menatap mereka aneh. Harry hanya tersenyum kecil.

"Sangat sangat tidak menyenangkan."

"Kalau begitu jangan dengarkan mereka." Kata Lyra seraya menatap sinis orang orang yg melewati mereka berdua. Itu sedikit membantu, karena mulut mereka langsung mengunci setelah Lyra memberikan tatapan dingin nya.

"Maafkan aku telat memusnahkan ular itu." Ujar Lyra menyesal. Memang tujuan nya menemui Harry adalah meminta maaf. Karena hal ini membuatnya harus tertidur dini hari.

"Tak apa. Aku sendiri tidak tau jika aku bisa berbicara Parseltongue." Mereka berhenti tepat di tengah jembatan. Tempat yg tepat untuk membicarakan hal hal seperti ini. Karena tidak banyak anak yg berlalu lalang akibat hawa dingin diluar.

Lyra memberikan mantra penghangat untuk mereka berdua dan memberikan mantra pegedap suara di sekitar mereka.

"Apa yg kau lakukan?" Tanya Harry melihat Lyra yg sedang mengayunkan tongkat nya. Lyra tak menjawab dan tetap mengayunkan tongkatnya ke sisi kanan dan kiri jembatan. Walaupun tak sekedap di ruangan, setidaknya mantra ini sedikit membantu.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang