27

421 77 4
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

“Hey Lady Malfoy” Sapa Flint diikuti kekehan murid murid Slytherin yg lain Ketika Lyra baru saja menduduki meja Slytherin di aula. Lyra menggerutu, Terence terkekeh dan menepuk pundak Lyra.

Pagi ini adalah hari pertandingan Quidditch Gryffindor vs Slytherin. Pemain Gryffindor sudah menuju lapangan sedari tadi. Bahkan Lyra belum bertemu kakaknya dari kemarin. Sepertinya Gryffindor berlatih dua kali lebih keras karena Slytherin memiliki nimbus.

“Really? Kenapa harus Malfoy?” Protes Draco yg duduk tak jauh dari Lyra.

Honestly, I don't even want to be your sibling Malfoy” Lyra membalas ucapan Draco kesal tanpa kembali menatap lelaki itu. Ia mengambil beberapa sandwich dan memakan nya dengan tenang.

“Apa yg terjadi dengan dirinya?” Tanya Malfoy kepada pemain Quidditch yg lain.

“Weasley Twin” Balas Lucian singkat. Para Slytherin kembali tertawa. Begitu pula Draco.

“Lagipula kau ngapain berteman dengan mereka? Seorang Slytherin with Gryffindor? Eww” Ejek Draco. Lyra melirik sinis Draco.

“Kau tak berhak mengaturku, little brother.”  Lyra menekan panggilan little brother nya. Gadis itu melirik sinis Draco. Draco mendengus kesal dengan panggilan yg Lyra berikan.

“Cepat habiskan sarapan kalian. Kita harus menuju lapangan Quidditch setelah ini. Aku ingin melihat wajah Gryffindor yg ketakutan” Seru Flint seraya berdiri. Seringai tercetak jelas pada bibir semua pemain Slytherin.

Meja Slytherin akhirnya sepi. Begitu pula meja meja lain. Karena mereka sudah bergegas menuju lapangan. Lyra sudah menghabiskan sarapannya. Ia meneguk minumnya dan menunggu Terence yg masih tinggal beberapa suap lagi. Wajah Terence tidak begitu senang. Ya, karena kali ini ia tidak ikut pertandingan Quidditch karena si pirang.

“Ayo” Ajak Terence. Gadis itu mengangguk dan segera mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda. Tidak begitu senang dengan warna pirangnya. Ia malah terlihat seperti mayat dengan kulit putih dan mata biru.

[•••]

Adrian melesat cepat dengan nimbus 2001 dengan membawa Quaffle dipelukannya. Ia melempar Quaffle ke atas dan memukulnya keras menuju gawang Gryffindor. Sayangnya Oliver berhasil menangkisnya dan mengoper Quaffle kepada Alicia Spinnet.

Quaffle beralih pada genggaman Gryffindor. Alicia melesat menuju gawang Slytherin, tetapi Adrian mengejarnya dan meninju Quaffle yg di bawa oleh gadis itu. Dengan sigap, Quaffle ditangkap oleh Flint. Lelaki itu mengoper nya ke Montague. Leonard geram melihat Quaffle berpindah tangan. Pewaris Herakles tersebut segera mengejar Chaser Slytherin itu.

Saat jarak Leonard sudah sangat dekat dengan Montague, dan siap mengambil Quaffle dari pelukan nya, Flint menabrak Leonard dari belakang membuat Leonard terjatuh. Slytherin bersorak senang saat Montague berhasil memasukkan Quaffle ke gawang.

“Goal lagi untuk Slytherin! Mereka mengalahkan Gryffindor dengan 90-30” Seru Lee jordan sang komentator. Pemain Qudditch kembali dalam polisi mereka.

“Kamu tidak apa apa muka codet?” Canda Draco kepada Harry. Harry tidak menanggapi melainkan pandangan nya beralih kepada Bludger yg mengarah kepadanya hampir mematahkan tulang kepalanya jika ia tidak sempat menghindar.

“Awas Harry!” Oliver memperingatkan Harry tentang bludger barusan. Pandangan Harry tidak lepas dari bludger yg tiba tiba boomerang berbalik menuju ke arahnya lagi.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang