1

5K 238 9
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

"Ck, terkadang aku membenci asrama ini yg berada di bawah tanah! Sepertinya aku akan mati membeku sebentar lagi." Lucian baru saja memasuki asrama Slytherin bersama Flint. Ia tetap berceloteh tentang suhu asrama nya yg sudah diluar normal.

Terence yg sedang mengerjakan tugas essay nya di ruang rekreasi mengalihkan pandangan nya ke arah pintu masuk. Ia terkekeh pelan saat melihat Flint terkena pukulan dikepala nya karena merespon ucapan Lucian dengan 'Semoga'.

"Kemarilah. Setidak nya perapian dapat menunda kematianmu." Lyra yg duduk
membelakangi Lucian dan Flint mengangkat suara tanpa mengalihkan pandangan nya dari buku yg sedang ia baca.

Terence semakin cekikikan mendengar Lyra yg mengikuti permainan Flint. Lucian menggerutu kesal dan segera mengambil duduk di sofa panjang paling dekat dengan perapian berhadapan dengan Lyra. Flint pun mengikuti Lucian dan duduk disamping kirinya.

"Apa kalian sudah mengemas barang barang kalian untuk besok?" Lucian menatap ketiga sahabatnya satu per satu sambil mengeratkan jubahnya dan tetap mengusap cepat kedua telapak tangan nya. Berharap dingin yg menerpa tubuh nya berhenti menusuk dinding kulit pucat nya. Flint menggeleng acuh. Terence dan Lyra mengangguk secara bersamaan.

"Apakah tugas libur Natal tahun pertama begitu susah hingga kau mengerjakan nya lebih awal sebelum liburan, Tuan Higgs?" Flint menyeringai mencibir Terence yg duduk tak jauh dari mereka. Terence sedang sibuk dengan perkamen dan buku buku nya.

"Asal kau tahu Tuan Marcus Flint, aku hanya menyicilnya agar aku bisa beristirahat saat nanti Natal. Dan aku pun tidak ingin sepertimu yg tidak mengerjakan essay sehingga membuat dirimu menetap di tahun ketiga." Terence tak mengalihkan pandangan nya dari meja. Lucian terbahak bahak mendengar Terence dengan entengnya membalas cibiran Flint. Sedangkan Flint mendengus kesal karena adik kelas nya tidak takut kepada dirinya yg berbeda 2 tingkat. Ralat, seharusnya 3 tingkat diatasnya.

Lyra hanya tersenyum kecil melihat mereka bertiga. Ia lalu menutup bukunya saat mendengar suara dari dekat kaki nya. Ia meraih Vodka dan menidurkan nya di celana jeans hitam yg ia kenakan. Vodka adalah hewan yg ia pilih untuk di bawa ke Hogwarts. Semua orang berpikiran bahwa Vodka adalah se ekor hewan hasil perkawinan silang antara kucing dan anjing. Bulu dan ekor nya yg mirip dengan anjing. Sedangkan telinga dan ukuran nya mirip dengan kucing.

Padahal Vodka adalah se ekor rubah serigala yg termasuk magical creature. Ia termasuk magical creature tahap 4 yg berarti berbahaya dan butuh penanganan khusus. Vodka termasuk spesies langka dan tidak dipelajari karena dianggap sudah punah dan tidak tersisa. Lyra bisa memiliki nya karena keluarga nya memelihara hewan semacam itu. Tidak ada yg tau, kecuali keluarga nya tentu saja. Dia tak usah susah susah meminta surat izin dari kementrian. Toh, Lyra bisa meminta nya langsung pada ayahnya yg berstatus paling tinggi di kementrian inggris.

back to the topic, anjas

Vodka baru saja keluar dari kamar Lyra dan segera mendekat ke sofa yg Lyra duduki. Ia mengerang melengking agar majikan nya mengetahui bahwa dirinya yg mungil berada disitu. Tak butuh berkali kali melakukan nya, Lyra pun segera mengalihkan pandangan nya pada Vodka dan menggendongnya. Vodka menyamankan dirinya di pangkuan Lyra. Sesekali Lyra mengelus bulu abu abu milik Vodka dengan lengan Sweaternya yg menutupi tangan kecilnya.

Terence sepertinya sudah mulai muak dengan tugas essay nya. Ia membereskan perkamen, tinta, dan buku buku yg ada di meja dengan lambaian tongkat. Lalu ia bergabung dengan sahabatnya dan kedua kakak tingkatnya. Terence memilih duduk di sofa panjang samping kanan Lyra. Ia mengambil buku milik Lyra yg tergeletak di samping pemiliknya dan mulai membacanya.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang