66

176 25 10
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

Pagi menjelang siang. Sayangnya cuaca sedang mendung dengan angin kencang. Adrian tertawa lepas menyaksikan Terence yg sedang melangsungkan hukumannya karena kalah main catur. Lyra terkikik saat gadis setahun dibawah mereka yg diduga menjadi crush Terence kebetulan melintas, memberikan tatapan risih setelah Terence memakan bacon busuk yg disimpan Adrian didalam tasnya.

"Oh gross!" Adrian sok berteriak histeris. Terence yg wajahnya merah marah bercampur mual dan malu segera memuntahkan bacon itu ke rumput. Ia menyumpahi segala macam kalimat kotor dan berjanji akan membalas dendamnya.

"Aku tak kuat ikut kelas berikutnya." Lirih Terence tak berdaya. Adrian semakin tertawa bahagia melihat penderitaan Terence. Padahal jika dirinya tidak curang, pasti dia yg akan memakan bacon itu.

Mereka dengan beberapa murid lain duduk di beton lapangan tengah, berteduh dibawah pohon. Bunyi bel terdengar, waktunya pergantian pelajaran.

Lyra melihat Draco dan kawanannya berjalan mendekat. Dari kejauhan ia melihat Harry melintas, wajahnya muram.

"Pelajaran apa?" Tanya Lyra melihat tak hanya satu namun beberapa anak Gryffindor dengan ekspresi yg sama.

Draco dengan wajah ngantuk dan malas menjawab. "PTIH, Profesor Snape yg mengajar. Lupin mungkin kehabisan pakaian yg layak jadi beralasan sakit agar ia tak mengajar." Ucap Draco tak luput dengan ejekannya.

"2 gulungan perkamen paling lambat Senin pagi! Bless for us." Lanjutnya disisi lain senang karena tim Gryffindor akan susah membagi waktu antara pertahanan terhadap ilmu hitam dengan latihan.

"1 hari lagi. Pertandingan." Ucap Blaise. Terence dan Adrian saling tatap. "Syukur menang, kalah pun aku yg rugi karena harus membayar janji taruhan." Lyra memutar bola matanya jengah.

[•••]

Lyra menyampirkan tasnya ke bahu. "Sebentar." Ucapnya seraya pergi menghampiri Mcgonagall yg ada dimeja bagian depan kelas.

Mcgonagall mengangkat kepalanya dari tugas tugas Transfigurasi, jarinya menekan kacamatanya yg hampir terjatuh. "Ms Herakles! Membaik? Apa yg bisa kubantu? Kau ingin menjadwalkan ulang kelas tambahan bersamaku?" Pertanyaan yg diberikan seakan menghujani Lyra.

Lyra menggeleng cepat, tangannya mengetuk ketuk meja Mcgonagall yg terlalu tinggi. "Tidak, tidak! Em begini Profesor.. Sepertinya aku kesusahan mengatur jadwal kosong dan dengan kondisi seperti ini.. Aku tak sanggup ambil kelas malam. Namun! Eh..." Tarikan nafas panjang, Lyra bimbang apakah ia harus melanjutkan kalimatnya atau tidak.

Mcgonagall masih setia menunggu. "Ada beberapa hal yg tidak aku pahami saat membaca buku. Tentang perubahan wujud.. menjadi hewan?" Ia meringis.

Wajah Mcgonagall berseri, "Animagus eh yg kau maksud Ms Herkle?" Lyra mengangguk cepat. "Apakah hewan animagus bisa kita pilih?" Tanyanya terus terang.

Senyuman Mcgonagall terpancar, ia menyingkirkan perkamen perkamen dimeja. "Sebelumnya, kau harus tau bahwa animagus adalah keterampilan tanpa tongkat dan mantra. Jadi jelas berbeda dengan transfigurasi yg sudah kau coba. Dan tidak, penyihir tidak bisa memilih hewan untuk jadi animagus mereka. Namun hewan yg bakal didapat mencerminkan kepribadian dan kemiripan fisik. Satu lagi, menjadi animagus harus mendaftarkan diri kepada Kementrian sihir."

Yg terakhir pasti tak berlaku pada marauders serta rita. Ucap Lyra dalam hati.

"Aku membaca dibuku untuk memulai harus menahan daun Mandrake dimulut selama satu bulan dan ritual lainnya. Kalau gagal...?"

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang