63

193 33 3
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

dingin...

Selimut yg menutupinya terlepas seketika. Matanya terbuka pelan, sedikit silau.

"Apa yg kau lakukan." Suara berat, dingin namun sedikit halus. Snape heran melihat Lyra yg meringkup didalam selimut.

Ia meringis melihat kondisi Lyra dengan wajah yg masih sama merah dengan keringat yg bercucuran. Gadis itu masih menggunakan seragam dengan Sweater walnut cream yg membalut kemejanya.

Pria itu mendekat, mengecek suhu tubuh Lyra.

39,4 masih tinggi, gumamnya.

"Lepas pakaianmu" Perkataan Snape berhasil membuat Lyra membuka matanya sempurna.

"Kau gila?" Lyra kembali menarik selimutnya hingga menutupi leher. Enak saja kalau bicara, datang-datang sudah ngajak ribut. Siapa lagi kalau bukan si dungeon bat.

Snape masih menampakkan sorot wajah datarnya. "Lepaskan pakaianmu dasar bodoh. Kau demam. Harus mengenakan pakaian tipis. Dan-" Snape kembali menarik selimut Lyra. "tak ada selimut."

Lyra menggerutu kesal. Dirinya kedinginan namun terkadang merasa hawa begitu panas. Itu membuat moodnya ikut naik turun. Sangat tidak menyenangkan.

Ia melepas sweaternya dan menyisakan kemeja serta rok hitam seragam. Snape masih berdiri di samping ranjang, menyaksikan Lyra.

"The sweater belongs who?" Tanya Snape. Terlihat begitu besar, oversize saat Lyra kenakan. Tentu bukan ukuran gadis tersebut. Makanya Snape bertanya.

"Bole." Ucapnya seraya melipat asal sweater tersebut dan memeluknya. Snape tak merespon dan berbalik lalu pergi. Enggan melihat Snape pergi begitu saja, namun apa yg diharapkan Lyra?

Dia membuang nafas ketika pintu hospital wings kembali menutup. Balik menyendiri lagi, batinnya. Tak ada yg menginap. Beberapa siswa datang kemari hingga sore, namun hanya untuk berobat lalu kembali pergi.

Gadis itu menoleh ke nakas meja putih disebelah ranjangnya yg terisi banyak makanan. Entah siapa saja yg merepotkan diri mereka untuk mengambil santapan untuknya.

Ia meringis tak berniat memakan pemberian dari 'penggemar' nya. Namun perutnya merengek lapar, ia masih enggan karena sepertinya mulutnya tak menerima.

Matanya berbinar melihat kemasan paper bowl polos tanpa hiasan apapun. Klasik daripada kemasan lain. Ia mendudukkan diri dan mengambil bungkus tersebut yg masih hangat. Berniat membukanya, namun ia melihat note diatasnya.

Untuk dimakan, bukan hanya dilihat -M.F

"M.F? Mother F*cker?" Beonya. Ia mengedikkan bahu dan membuka penutup. Aroma gurih ayam dengan asap yg masih mengepul seperti baru diambil beberapa waktu lalu. Gadis itu tersenyum senang seraya menyantap bubur ayam entah dari siapa.

"Enak? Bolehkah aku minta beberapa?" Lyra berhenti menyendokkan bubur tersebut yg tersisa setengahnya. Kepulan asap keperakan menembus pintu besar rumah sakit yg tertutup.

Lyra tersedak, memukul mukul dadanya agar berhenti batuk. Peeves, hantu jail Hogwarts tersenyum lebar terbang menghampirinya.

"Jangan kaget seperti itu. Aku tersinggung, kau seperti melihat hantu." Suara lengkingan Peeves begitu nyaring. Makhluk itu terbang berputar sebelum memilih duduk melayang di samping ranjang Lyra.

"Primadona Hogwa'ats eh? AHAA bingkisan nya sangaaat banyaakk. Menyenangkan?" Peeves dengan topi badutnya menjulurkan lidah melihat keragaman bingkisan yg ada.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang