20

495 89 3
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg w buat.


[•••]

"Sampai nanti Harry." Ucap Dumbledore seraya melangkahkan kaki keluar dari Sayap Rumah Sakit.

"Oh! Severus!" Ujar Dumbledore saat ia berpapasan dengan profesor ramuan Hogwarts.

"Albus." Balas Snape menyapa Dumbledore singkat.

"Aku baru saja menemui Harry. Ia sudah sadarkan diri. Dan, bisakah aku meminta tolong padamu nak? Panggilkan miss Herakles ke ruangan ku sekarang. Aku harus menanyainya beberapa hal. Terima kasih Severus." Kata Dumbledore. Ia menepuk pundak Snape sebelum melesat pergi ke ruangan nya.

Snape mendengus kesal. Ia berbalik dan berjalan menyusuri koridor. Jubahnya berkibar kibar dramatis memenuhi lorong. Langkah kakinya menuju bawah tanah dimana asrama Slytherin berada.

"Hai profesor." Sapa Draco yg baru saja keluar dari balik batu lembab. Snape mengangguk singkat.

"Draco, bisa kah kau panggilkan miss Herakles?" Pinta Snape. Draco mengangguk mengiyakan kemudian ia kembali masuk.

Tak sampai 5 menit, Draco keluar dari balik batu itu bersama Lyra dibelakangnya. Snape berterima kasih pada Draco dan mengintruksikan Lyra agar segera mengikutinya.

"Kita mau kemana, Sir?" Tanya Lyra yg berusaha menyeimbangkan langkah nya dengan langkah besar Snape.

"Albus memanggil." Jawab Snape cuek.

"Lagi?" Lyra berdecak malas diikuti anggukan Snape.

Snape seperti biasa menyebutkan sandi sesampainya di depan Gargoyle. Mereka menaiki tangga kemudian Snape mngetuk sekali. Ia membuka pintu menyuruh Lyra untuk masuk.

"Silahkan duduk miss Herakles.. Dan Severus, bisakah kau menunggu sebentar? Ada yg ingin aku sampaikan setelah ini." Snape mengurungkan niatnya yg ingin menutup pintu dan pergi setelah mendengar perkataan Dumbledore. Snape akhirnya menunggu di dekat pintu.

"Permen lemon anakku?" Tanya Dumbledore. Lyra menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecut.

"Baiklah... Maaf telah mengganggu waktu anda miss. Ada beberapa hal lagi yg ingin kupastikan. Aku baru saja menemui Harry. Ia baru saja sadarkan diri." Dumbledore diam sejenak sebelum melanjutkan perkataan nya.

"Aku ingin tau... Kamu berpihak di bagian terang kan, anakku?" Tanya Dumbledore. Ia menatap Lyra lewat kacamata nya dengan senyum manis seperti biasa. Lyra mengangguk. Senyuman Dumbledore melembut dan melebar.

"Karena kau tak bisa memberi tau apa yg akan terjadi, kuharap kau dapat membantu Harry miss Herakles. Apapun yg akan terjadi, sebisa mungkin anakku.. beritau aku atau Severus. Kau mengerti?" Dumbledore tersenyum.

Lagi lagi Lyra hanya membalas dengan anggukan. Lebih tepatnya anggukan malas. Kemudian Lyra diizinkan untuk kembali karena sebentar lagi memasuki jam makan malam.

Severus mendekat ke arah Dumbledore kala Lyra sudah menghilang dibalik pintu itu.

"Severus, aku ingin kau mengawasi Miss Herakles... Untuk kedepan." Ia tak menatap Snape, melainkan pandangan nya lurus kedepan. Snape diam sejenak kemudian membuka suaranya.

"Apakah kau tak percaya dengan nya karena dia adalah Slytherin? Apakah kau takut untuk memberinya kepercayaan penuh, Albus? Dia mencoba untuk membantu pihak terang! Dan kau menyuruhnya untuk membantu Potter. Bukan kah itu sudah cukup membuatnya ikut menderita?" Ucap Snape sedikit menggebu gebu.

“Aku tidak bilang bahwa aku tidak percaya dengan nya, Severus.” Jawab Dumbledore.

“Tetapi kau menyuruhku untuk mengawasi Herakles! Yg seharusnya di awasi adalah Potter, Albus. Bukan Herakles!” Ujar Snape. Dumbledore menoleh memandang Snape lembut.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang