30

460 82 16
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali Tokoh yg author buat.

[•••]

"Kelas apa yg kalian ambil?" Tanya Lucian. "Aku dan Adrian mengambil Care of Magical Creature dan ramalan." Balas Terence. Siang ini mereka berkumpul diaula untuk makan siang.

"Bagaimana denganmu Kidd?" Lucian beralih kepada Lyra yg berada di hadapannya. Tetapi gadis itu tidak merespon Lucian. Gadis itu sibuk melamun memainkan salad nya. Terence menyikut lengan Lyra menyadarkan si bungsu Herakles.

"Apa?" Lyra menoleh menatap Terence. Terence mengerlingkan kepalanya ke arah Lucian. Lyra beralih menatap Lucian dan mengedikkan kepalanya menanyakan ada apa.

"Kau mengambil kelas tambahan apa?" Tanya Lucian ulang. "Oh.. Ancient Runes." Jawab Lyra singkat.

"Bukan kah itu pelajaran yg susah? Sama saja seperti sejarah hanya perbedaan nya kau lebih fokus ke aksen rune nya." Kata Flint yg tiba tiba nimbrung di meja Slytherin.

"Yeah, I know. I know.." Jawab Lyra, matanya beralih ke pintu. Dimana trio baru saja memasuki aula. Lyra menebak mereka baru saja dari kamar mandi wanita membuat ramuan polyjuice.

"Kami sudah memberi tau nya tentang itu, Flint. Tetapi ia tetap akan mengambil pelajaran itu." Jelas Adrian. Flint mengedikkan bahu acuh tak peduli.

"Lalu yg satunya?" Lucian lanjut menanyai Lyra. "Entahlah aku belum memilih. Mungkinkah aku harus mengambil Muggle Studies?" Ujar Lyra iseng. Mereka diam hanya menatap Lyra tak merespon.

"Muggle Studies? Apa aku tak salah dengar?" Draco tertawa. Memang, tempat duduk Lyra dan yg lain berdekatan dengan Draco, Crabbe, dan Goyle.

"Kau tak salah dengar pirang. Ada apa? Apakah itu salah?" Lyra menatap sinis Draco.

"Sudah tau itu benar benar salah, Herakles. Seorang Pureblood Slytherin mengambil kelas muggle? Hahhaha.. Apa yg akan dikatakan ayahmu? Dan satu lagi Herakles, kau juga pirang. Bukan hanya diriku saja." Anak Anak Slytherin tertawa mendengar ucapan Draco. Lyra menggeram kesal.

"Hey! Calm down! I'm just kidding, you know that. Kenapa aku harus mengambil pelajaran muggle? Aku akan mengambil kelas Arithmancy kalau begitu." Ujar Lyra tak ingin melanjutkan debat nya. Benar bukan yg dikatakan Draco? Apa respon ayahnya jika ia mengambil kelas muggle? Lyra menghela nafas panjang.

"Apakah kau tak ingin mengambil kelas ramalan bersama kami?" Usul Terence. Lyra menggeleng tak minat dengan kelas Trelawny.

"Kalian sudah dengar kabar hari ini? Seorang Bocah Gryffindor ditemukan membeku tadi malam." Seru Draco.

"Colin Creevey." Jawab Lyra. Itulah sebabnya ia melarang Snape menuju sayap rumah sakit. Karena Colin berniat menjenguk Harry tetapi sialnya ia malah bertemu dengan basilisk. Masih untung Colin melihat mata basilisk lewat kameranya, kalau tidak tamat lah riwayat Bocah itu.

"Kau kenal bocah itu?" Tanya Flint. Lyra mengedikkan bahu. "Bocah maniac Potter, betapa malang nya Creevey." Lyra mengingat jika bocah itu tidak selamat saat perang nanti.

"Hey, hey, hey. Liat ini!" Atensi yg lain beralih ke Montague yg baru saja datang. Ia membawa satu perkamen di tangan nya. Flint segera merebut perkamen itu. Lalu tiba tiba ia menggerutu.

"Ada apa?"  Tanya Lucian. Flint menyodorkan perkamen itu. Flint menaruhnya di tengah agar yg lain bisa membacanya. Lyra sudah tau isi perkamen ini.

"What? Ini bercanda bukan? Lockhart? Mengadakan duel? Oh.. Aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya duel ini nantinya." Lucian mencibir.

"Ya. Dan kepala asrama kita akan menjadi asisten nya." Sambung Lyra. Mereka semua melotot.

"Profesor Snape? Asisten Lockhart? Tidak salah?" Ucap Adrian. "Tidak aneh, bukan kah Snape menginginkan posisi Lockhart?" Draco menyeringai.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang