62

239 30 5
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

"Loki, apakah kau menemukan cincinnya?"

Ia menggeleng, mendekat kearah seorang pria yg baru saja menanyainya. Dapat ia dengar perbedaan nada dalam intonasi suara lawan bicaranya.

"Aku mendapat pesan dari putraku baru saja tentang kejadian tadi pagi? Is it true?" Tanya Orpheus.

"Yes, that's true Orph..." Jawabnya. "Snape memberikan detensi setelahnya. Semua aman, masih dalam pantauan." Loki mencoba agar Orpheus tidak panik. Tapi sayangnya sudah terlanjur. Melihat pria itu hilir mudik sangat bimbang.

Orpheus berdecak, berjalan menuju kursinya dan duduk dengan tidak sabar.

"Sepertinya sudah saatnya untuk melepaskan salah satu proteksinya-"

"Tidak! Aku sudah melepaskan satu dan itu cukup. Jangan buka yg lain." Orpheus menolak keras pendapat yg diberikan Loki.

Susah memang, Orpheus harus menahan semua itu. Menjaga nya agar tak kebobolan sedikit pun. Namun itu yg membuat Orpheus keras kepala dalam bertambahnya waktu.

Loki yg sepertinya masih tenang, ikut mendudukkan dirinya di sofa panjang. Menjelaskan bahwa memang seharusnya. Tidak ada waktu yg pas selain sekarang. Atau tidak Lyra dalam situasi yg tak semua orang inginkan.

Terlihat Orpheus meneguk cepat Calvados utuh langsung dari botolnya, anggur putih yg ia dapatkan di lemari kaca tepat dibelakangnya. "Kau benar-benar!- Huh.. Tak ada cara lain.. Loki, bisakah kau-?"

Loki tersenyum kecil. "Dengan senang hati." Ia tau bahwa Orpheus menyetujui pendapatnya sejak awal. Hanya saja tertutup gengsi dan emosi. Terlepas dengan yg tidak diketahui orang-orang, Loki memiliki kebebasan kepekaan. Taktik mudah, dibantu dengan kelebihan membaca pikiran. Tidak selamanya, namun ada kalanya.

Pria itu memijat pangkal hidungnya. Genggamannya begitu kuat pada botol kaca alkohol yg masih tersisa tiga perempat.

"Perlahan, aku masih harus memikirkan konsekuensi hal yg mungkin akan terjadi. Dia benar benar membuatku frustasi berat. Haaah.. Kau yakin ini aman untuk Snape? Bagaimana reaksinya?" Tanyanya begitu ingin tahu.

Loki tersenyum miring, masih dengan badan tegap menyender yg salah satu kakinya bertumpu di kaki yg lain. "Belum begitu terlihat. Tapi memberikan efek yg sama kepada para target yg lain. She's stronger but doesn't."

Orpheus mengangguk tipis. "Tetap awasi. Kau satu satunya yg masih dalam kontrol. Tak habis pikir, Leonard pun membuatnya bertambah parah.."

Loki hanya bisa tertawa renyah. "It's normal. Pertengkaran sangat dibutuhkan dalam persaudaraan."

"Yeah.. You're right. And I wonder, bagaimana keadaan nya?"

"I can't believe that she's really doing what you want. She listened to you, always."

Mereka berdua menoleh ketika pintu besar ruang tengah Herkle Manor terketuk.

"Pardon me Lord Herkle. Izin menyampaikan sebelumnya, bahwa saya baru saja mendapatkan perintah dari Macusa. Mereka mencari anda untuk konversi." Terlihat tubuh Austin sedikit berbungkuk, sangat amat tidak nyaman menyela pembicaraan mereka.

Orpheus mengerutkan keningnya. "Tidak kah aku sudah mengatakan jika Grimsditch yg akan menggantikanku?" Ujarnya heran.

"Pardon me. Istrinya beliau baru saja melahirkan dan ia undur diri begitu saja. Presiden Kongres Sihir Amerika meminta anda untuk datang segera." Lagi lagi Austin kembali membungkuk lebih dalam.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang