53

278 54 25
                                    

Semua tokoh milik J.K Rowling kecuali tokoh yg w buat.

[•••]

Lyra menggeram kesal mendapati seorang tamu pria ayahnya yg berdiri tepat dihadapan nya.

"Languange, Herakles" Peringat pria itu mendengar Lyra mengumpat.

Lyra yg sudah tak ingin berhadapan dengan pria itu pun segera mencari jalan memutar untuk sampai di sofa hitam panjang yg tak jauh dari tempat ia berdiri.

Dengan satu buku tebal di pelukan nya, ia mendudukkan dirinya dengan nyaman. Berusaha mengabaikan tamu ayahnya yg ikut duduk disebelahnya.

Senyuman Lyra muncul sangat tipis. Berjerit payah memikirkan hal hal positif untuk menenangkan emosinya. Membuktikan jika ia berhasil dalam mengatur sentimental yg ia kunci dalam dalam.

Hanya terdengar suara gesekan buku yg Lyra baca. Membuatnya tenang dan hanya terfokus dalam tiap paragraf. Hingga ia melupakan jika tamu itu masih duduk terdiam di tempat yg sama tanpa melakukan apapun.

Lyra tak peduli. Ia malah tertantang, ingin tau seberapa lama pria itu bisa bertahan menunggu Lyra menyelesaikan bukunya. Lyra sendiri bisa bertahan berjam jam hingga beberapa hari hanya untuk menghabiskan waktu nya di perpustakaan karena tidak ada kegiatan lain yg menarik minatnya.

Sayangnya, gadis itu melupakan satu hal penting. Faktanya semua orang tau bahwa pria disamping nya ini dapat julukan manusia patung sejak beberapa puluh tahun yg lalu. Pendiam, dingin, cuek, tak peduli, itulah yg menggambarkan tamu ayahnya.

"Lumpy" Cicit Lyra lalu munculah seekor peri rumah perempuan dengan seragam lusuhnya. "Can i get Grand Marnier?" Pinta Lyra diikuti hilangnya peri rumah tersebut.

Pria itu masih mengamati gerak gerik Lyra dengan seksama. Bunyi pop keras kembali terdengar. Terdapat satu botol kaca besar dengan 2 gelas kecil berisi es batu di atas meja dihadapan nya.

Lyra menutup bukunya dan membuka sumbatan botol yg sedikit berdebu menampakkan lama nya produksi minuman tersebut.

Cairan kuning keluar dari dalam botol kaca saat Lyra menuangkan nya kedalam salah satu gelas dan gelas yg lain.

Gadis itu menyesap minuman nya nikmat. "Kau tak menawari ku?" Akhirnya suara berat dari sampingnya terdengar menggelegar.

Lyra memainkan gelasnya. Memutar mutar minuman yg tersisa setengah. "Aku tak berniat dan tak akan pernah menawari anda, tuan." sahut Lyra sopan.

"Lalu kenapa terdapat dua gelas dan kau juga menuangkan nya ke gelas yg lain?" Tanya pria itu.

"Jangan berharap di awal, profesor. Mereka (para peri rumah) selalu menyediakan hidangan sesuai dengan jumlah manusia di sekitar tuan mereka. Itu sudah tertanam di otak kecil nya." Jelas Lyra terus terang, masih dapat mengontrol dirinya.

Pria itu yg dipanggil profesor, siapa lagi kalau bukan Snape, segera menyambar minuman tersebut dan meminum nya.

Snape mengernyit aneh, mengecap lidahnya, mencoba mencermati rasa minuman yg disajikan peri rumah Herakles.

"Minuman apa ini?" tanya Snape mengangkat gelas kaca kecil nya. Melihat cairan kuning dari bawah gelas itu.

"Grand Marnier. Minuman ringan asal Perancis. Biasa disajikan untuk minuman penutup. Berkomposisi dari jeruk yg sedikit asam dengan campuran brendi cognac di dalamnya." Mulut dan otak Lyra menangkap percakapan dengan Snape. Tetapi matanya masih tertuju pada buku sejarah mitologi kuno.

"Is there an alcohol?" Snape yakin ia merasakan alkohol didalam minuman tersebut. Listrik yg menjalar ke jaringan otaknya membuatnya sedikit pusing setelah lama tidak menyentuh minuman dengan kandungan alkohol.

Pain Comes the TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang