Part 69 | Selamat tinggal kenangan

3.5K 194 226
                                    

Setelah sekian lama bersemedi, akhirnya Jeje dateng lagii huhuu.

Pada lupa sama alur ceritanya ga?
Maaf suka ngaret update. S-semuanya karena tugas Jeje yang selalu datang silih berganti. Bye:(

__________

SLANDER ft Dyland Matthew "Love is Gone."

***

Hanya ada dua pilihan. Memperjuangkan, atau mengikhlaskan?

∆∆∆

Papa ga nyangka kamu udah sebesar ini,
putri kecil Papa sekarang udah jadi anak gadis yang sangat cantik.
Sayang sekali Papa melewatkan
kesempatan berharga untuk melihat pertumbuhanmu, Nak. Maafkan Papa.

Papa ingin sekali memelukmu.
Tapi sepertinya, Tuhan tidak mengijinkan.
Sekarang, Papa sudah bersatu dengan Ibu
dan kakak mu. Berbahagialah, Nak.

Liontin itu, itu untuk kamu.
Dulu kamu pernah minta itu ke Papa kan? Maaf Papa dulu tidak mau memberikannya. Tapi diam-diam, Papa membelinya saat ulang tahunmu yang kesepuluh. Hanya saja Papa tidak punya keberanian untuk memberikannya langsung padamu. 

Maafkan Papa.
Papa menyayangimu.
Hanya itu yang bisa Papa ucapkan.

Untuk Sandra, Putri Papa.

Sandra menyeka air matanya yang turun dengan lancangnya. Gadis itu mendongakkan kepalanya berharap air mata sialan itu tidak lagi turun dari pelupuk matanya yang tampak sembap.  Tatapan matanya beralih menatap sebuah kalung berbandul liontin. Ia mengambil meraih kalung itu kemudian tersenyum samar. Dengan perlahan, ia memakaikan kalung itu di leher ke jenjangnya.

"Makasih, Pa. Sandra suka." lirih Sandra dengan suara bergetar. Berulang kali gadis itu mencoba untuk menahan tangisnya. Namun tetap saja ia tak bisa. Sedari kecil, keinginan Sandra adalah merasakan bagaimana rasanya disayangi oleh seorang ayah. Tapi kenapa keinginannya terwujud saat Sandra tak lagi bisa untuk melihat wujud pria yang dipanggilnya ayah itu?

Gadis itu kian terisak seorang diri. Seberapa banyak lagi ia hanya menyesali takdir atas dirinya?

Flashback on.

"Assalamualaikum," ujar Sandra mengucapkan salam pada Giraya.

Wanita itu menoleh. "Waalaikumsalam," balasnya. Wajahnya tersirat kekhawatiran dengan tangannya yang bergerak gelisah.

"Mama kenapa? Kok kayak gelisah gitu?" tanya Sandra bingung.

Giraya mendekat menghampiri Sandra. "Nenek Ivana sakitnya kumat. Kita harus segera nyusul Nenek," ujarnya memberitahu.

Untuk  beberapa saat, Sandra terdiam berusaha mencerna maksud perkataan Mamanya itu. "Nenek Ivana sakit? Jadi maksud Mama, kita kembali ke Belanda?"

Giraya mengangguk. "Iya  sayang. Kasihan Nenek kamu nggak ada yang ngurusin."

"Kan disana banyak yang nemenin Nenek, Ma."

"Mama nggak bisa tenang kalau bukan Mama langsung yang ngurusin."

"Umm, gimana kalau Mama aja yang pergi? Sandra tetep disini," tawar Sandra. Sejujurnya gadis itu tak ingin kembali lagi ke negara itu, apalagi jika harus bertemu dengan neneknya.

BROKEN SANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang