Rasa sakit yang paling sakit adalah ketika seseorang membuatmu sangat istimewa kemarin, kemudian membuatmu begitu tak diinginkan sekarang.
- Cassandra -
∆∆∆
"Sandra nggak ada di apartemen nya," ucapan Gea semakin menciptakan kekhawatiran Xavier dan Arkan. Saat mendapat kabar dari Gea bahwa Sandra menghilang sejak kemarin, keduanya langsung bergegas mengunjungi apartemen gadis itu. Dan benar saja, mereka tak menemukan keberadaan Sandra.
"Lo udah coba nyari ke markas?" tanya Xavier yang ditujukan kepada Arkan.
Arkan mengangguk. "Dia juga nggak ada di sana," jawabnya dengan raut khawatir.
"Kita cari kemana lagi?" tanya Xavier menggaruk rambutnya frustasi. Jika Zoe tau keponakan kesayangannya itu menghilang, bisa-bisa Xavier yang menjadi sasarannya. Terkadang Xavier dibuat bingung. Yang jadi anak kandung Zoe itu dirinya atau Sandra? Mengapa Zoe seakan lebih memprioritaskan Sandra ketimbang dirinya?
"Siapa tau Sandra balik ke Belanda. Bisa aja kan?" ujar Gea menyuarakan usulannya.
"Bisa aja sih. Coba tanya sama keluarga Sandra di Belanda," ucap Xavier sependapat.
Sementara Arkan hanya mengedikkan bahunya acuh. "Sandra nggak mungkin ada di sana,"
"Lo tau darimana? Nggak ada salahnya kan kita nyoba," sahut Gea yang diangguki Xavier.
"Bodoh! Emang menurut lo Sandra mau balik ke Belanda yang jelas-jelas di sana nggak ada yang ngarepin kehadirannya dia?" sarkas Arkan masuk akal.
Xavier dan Gea menghembuskan nafas gusar. Benar, mana mungkin Sandra kembali ke tempat dimana dia hanya dianggap sebagai sampah yang meresahkan. Tak ada yang menganggap dirinya, termasuk kerabat serta kedua orangtuanya. Gadis yang malang.
Gea melangkahkan kakinya mengelilingi kamar Sandra, berharap ada sesuatu yang mampu mengurai kecemasan mereka. Netra Gea sedikit menyipit kala menangkap sebuah kertas tipis yang terselip diantara tumpukan buku. Tangan gadis itu terulur untuk menarik kertas itu.
Ga ush cari gw. Gw ada urusan pnting.
- Cassandra.
"Huftt. Liat nih," Gea mengembuskan napasnya berat dan menyodorkannya pada Arkan. Arkan menyernyit bingung namun tetap menerima sodoran itu.
"Kata Sandra kita nggak perlu nyari dia," beritahu Gea pada Xavier yang dibalas anggukan mengerti oleh cowok itu.
"Yaudah. Kita tunggu aja," Gea sependapat dengan ucapan Xavier. Namun tidak dengan Arkan. Lelaki itu belum sepenuhnya merasa tenang jika belum mengetahui keberadaan Sandra.
***
'Sandra nggak masuk? Dia kemana?' batin Gevan saat melihat kursi sebelah Gea--tempat Sandra duduk kosong tak bertuan. Lelaki itu membasahi bibir bawahnya, menatap pintu harap-harap cemas, berharap gadis itu akan muncul disana. Bisa saja Sandra telat. Begitulah pemikiran Gevan.
Dengan tak niat, Gevan memperhatikan Bu Rani yang sedang menjelaskan pelajaran yang sama sekali tidak dimengerti olehnya. Kendati begitu, fokusnya hanya tertuju pada seorang gadis yang kini tak diketahui keberadaannya. Bahkan ocehan Cakra pun dihiraukan oleh Gevan, karena terlalu sibuk memikirkan Sandra.
Hingga pelajaran selesai dan bel pulang istirahat berbunyi, Gevan tak kunjung melihat batang hidung Sandra. Cowok itu sebenarnya sangat ingin menanyakan kondisi Sandra pada Gea, Satria atau Arkan. Namun sebisa mungkin, Gevan menyembunyikan kekhawatirannya dan bersikap biasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Подростковая литератураDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...