Jangan pernah merusak hubungan yang baik hanya karena kau masih memikirkan masa lalu
- Gevano -
∆∆∆
"Gue nggak bisa,Van!" suara teriakan Sandra begitu kentara dalam apartemen nya ,yang hanya terdapat Gevan dan dirinya.
"Gue cuma minta lo buat ninggalin dunia gelap lo, Ra," balas Gevan dengan nada frustasi. Gevan menggenggam kedua tangan Sandra.
"Gue nggak mau tangan kecil ini bersentuhan dengan darah manusia," Gevan mengecup punggung tangan kiri Sandra.
"Dan gue nggak mau tangan ini.." gantian Gevan mengecup punggung tangan kanan Sandra.
"Mencabut nyawa orang. Gue mohon tinggalin semua itu,"Sandra menyentak kasar tangan Gevan yang menggenggam tangannya.
"Gue udah bilang gue nggak bisa! Itu dunia gue. Susah payah gue diriin itu, dan dengan mudahnya lo nyuruh gue buat ninggalin gangster gue?" Sandra tak dapat mengontrol emosinya.'Lo nggak ngerti alasan gue ngebangun gangster itu,' sambung Sandra dalam hatinya.
Gevan menghembuskan nafasnya berat, berusaha untuk meredam emosinya.
"Demi gue, please. Gue nggak mau lo semakin terjerumus,Ra. Mau atau nggak mau, lo harus ninggalin gangster lo itu,"
"Lo nggak berhak ngatur-ngatur gue! Dan lo bukan siapa-siapa dalam hidup gue, Van. Jadi berhenti bertindak seakan-akan elo megang kendali atas hidup gue!" ucap Sandra lepas kendali tak menyadari ucapannya.
Gevan menatap Sandra tak bergeming. Mulutnya sedikit mengeluarkan tawa. Tawa hambar.
"Gue sadar, Ra. Gue nggak ada artinya dalem hidup lo. Maafin gue yang terlalu berharap untuk masuk ke dalam kehidupan lo. Maaf karena dari awal gue selalu maksa lo,"
"M-maaf, Van. Gu-e tadi emosi," ucap Sandra dengan suara terbata-bata, saat menyadari ucapannya yang menyakiti hati Gevan.
"Omongan orang yang lagi emosi itu biasanya jujur," jawab Gevan dingin tanpa menatap Sandra. Setelah itu, ia pergi meninggalkan Sandra yang masih berusaha untuk meminta maaf.
Sandra sudah menduga dari awal, cepat atau lambat Gevan pasti akan mengetahui tentang jati dirinya.
Flashback on.
Clek!
Gevan memutar gagang pintu kamar pribadi Sandra berniat untuk mengecek keberadaan gadis itu. Pasalnya tadi ia pamit sebentar untuk mengambilkan sesuatu, namun sampai sekarang Sandra belum kembali. Jadilah Gevan memeriksa keadaan Sandra. Memang tidaklah sopan membuka kamar pribadi seseorang, namun Gevan hanya ingin mencari keberadaan sang kekasih.
Tetapi ruangan itu kosong tak menunjukkan keberadaan Sandra. Gevan melangkahkan kakinya memasuki ruangan itu.
"Sandra dimana ya?" tanyanya pada diri sendiri. Gevan memasuki ruangan itu semakin dalam.
"Itu tempat apa?" Batik Gevan bertanya saat matanya terfokus pada sebuah pintu yang terkunci rapat
Gevan mendekati pintu itu, barangkali Sandra ada di dalamnya.
Namun alangkah kagetnya Gevan saat melihat ruangan itu dipenuhi oleh senjata api yang disimpan di dalam lemari kaca. Entah bagaimana caranya Sandra mendapatkan semua itu, karena Gevan sangat yakin senjata-senjata itu berasal dari luar negeri.
Di sana Gevan menangkap Sandra dengan matanya, yang sedang memasukkan sebuah pistol ke tempatnya. Bola mata Gevan membulat sempurna saat membaca sebuah tulisan yang dilukis berwarna merah di dinding ruangan itu. Dark Knight, tulisan itulah yang terukir dengan besar.
"Ra," panggil Gevan membuat Sandra kaget bukan main.
"Lo ngapain disini?" tanya Sandra dengan mata tajam menatap Gevan. Ia menghampiri Gevan dan segera membawanya keluar dari ruangan pribadinya.
"Maksudnya apa? Jelasin ke gue sekarang!" titah Gevan saat mereka sudah berada di ruang tengah.
Sandra gelagapan sendiri, tak mampu menjawab pertanyaan Gevan.
"Jangan bilang lo anggota Dark knight?" tanya Gevan berharap asumsi nya salah.
Sandra mengembuskan napasnya pasrah. Ia sudah tertangkap basah, berbohong pun sudah tidak ada gunanya. "Gue leader nya," ungkap Sandra membeberkan satu fakta tentangnya.
Gevan tersedak air liurnya sendiri. Tak menyangka dengan jawaban yang diberikan Sandra.
Gadis yang selama ini bersama dengannya adalah seorang leader gangster yang terkenal dengan kebengisannya."Tinggalin, Ra,"
"Maksud lo?" tanya Sandra ra mudeng.
"Jangan berurusan lagi sama dunia gangster lo,"
"Nggak,"
Gevan menjambak rambutnya frustasi. "Apa susahnya sih, Ra. Pokoknya lo harus jauhin semua yang berhubungan dengan dunia gelap itu,"
"Gue nggak bisa, Van!"
Flashback off.
Sandra berdiam dia balkon kamar apartemen. Bertemankan langit malam yang nampak temaram, Sandra mengulang kembali kejadian tadi siang yang terjadi di apartemen nya. Juga tentang perkataannya yang sudah kelewatan, yang bisa saja menyakiti hati Gevan. Ralat, Gevan memang sudah sakit hati.
Sandra berusaha untuk menyakinkan hatinya untuk tidak merasa bersalah pada cowok itu. Harusnya ia senang karena sedikit rencananya berhasil. Ya, rencana awalnya. Memanfaatkan perasaan Gevan untuk membalaskan dendamnya pada Drax, yang nyatanya adalah Abang Gevan.
Namun mengapa Sandra menyesal telah mengatakan itu. Entahlah ia bimbang. Antara meminta maaf, atau membiarkannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Fiksi RemajaDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...