Halo-!
Gimana kabarnya?
I really hope you're doing well:)Anw disini ada temen yng ngerayain hari natal ga? Kalau ada, Selamat Hari Natal yaaaaaa🎄🎅🤶.
✨I M A N U E L✨😇Lukas 2:11✝️
Untuk kita semua, semoga kita selalu diberkati oleh Tuhan. Tuhan kita satu, hanya cara kita menyembahnya yang berbeda.
Maaf kalau salah ngomong.Skalii lgi, Merry Christmas!🎄🎅
__________________________________
Maaf mungkin kamu lupa, bahwa memperbaiki yang patah hanya akan membuat sembuh tapi tak akan membuatnya utuh.
∆∆∆
Hari berganti hari, kini tibalah hari ketujuh semenjak Sandra menyampaikan permintaan maafnya kepada Gevan. Tujuh hari itu Sandra tak henti-hentinya berusaha untuk membujuk Gevan agar mau memaafkannya. Namun Gevan tetap pada pendiriannya, bersikap acuh dan tak peduli pada Sandra.
Namun Sandra tidak akan menyerah secepat itu. Jika dulu Gevan berjuang untuk mencairkan hati dingin Sandra, maka kini adalah giliran Sandra untuk meruntuhkan sikap keras Gevan. Selama Gevan tidak menyuruh Sandra untuk pergi dari hidupnya, tidak ada alasan Sandra untuk menyerah. Ia hanya akan pergi jika Gevan yang langsung memintanya. Bukan masalah harga diri atau semacamnya. Prinsip Sandra, jika kehadirannya tidak diharapkan, dengan senang hati ia akan menjauh. Cukup mudah.
Ibarat kata, Gevan itu batu dan Sandra adalah air. Selama batu itu tidak akan berubah menjadi besi, masih ada kemungkinan untuk menghancurkan batu itu. Karena menurut Sandra, sekeras apapun sebuah batu, batu itu akan bisa hancur jika ditetesi air sedikit demi sedikit. Namun jika batu itu tidak mau untuk ditetesi air, maka tetap saja batu yang keras itu akan tetap keras. Bisa saja semakin keras.
Seperti halnya saat ini, Sandra tengah mengekori Gevan kemanapun cowok itu pergi. Gevan yang tak menyuruh Sandra untuk berhenti mengikutinya semakin membuat gadis itu semangat untuk membuntuti Gevan.
"Van, tungguin gue dong!" sewot Sandra ditengah-tengah nafasnya yang ngos-ngosan. Bagaimana tidak. Gevan berjalan begitu cepat yang mau tak mau membuat Sandra ikut mempercepat langkahnya. Jika dibandingkan, satu langkah Gevan setara dengan dua langkah kaki Sandra.
Lagipula Sandra sudah sangat merasa kelelahan. Selama di sekolah ia terus mengikuti Gevan. Hingga cowok itu kembali ke rumahnya, lalu berkumpul bersama teman-temannya di tempat biasa mereka berkumpul, dan hingga kini Gevan berada di supermarket untuk membeli pesanan Mamanya, Sandra pun tetap setia berjalan mengikuti setiap langkah Gevan.
Gevan tak menggubris, menoleh pun tidak. Lelaki itu berjalan semakin cepat, hingga kini ia berada tepat di samping motornya. Sandra yang melihatnya segera menyusul Gevan. Dengan gerakan secepat kilat yang dimilikinya, ia berhasil menjangkau lengan Gevan.
"Gue ikut!"
Gevan yang sudah memakai helm full face miliknya menoleh pada Sandra.
"Ngapain sih lo ngikutin gue? Kayak nggak ada kerjaan aja tau nggak?" ucap Gevan dingin, jangan lupakan flat face nya."Gue emang nggak ada kerjaan," ucap Sandra enteng, masih berusaha untuk menetralkan deru nafasnya.
Gevan kembali acuh, ia beralih mengambil kunci motornya dari saku. Saat Gevan hendak menyalakan mesin motornya, Sandra lagi-lagi menahan Gevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Novela JuvenilDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...