Halooo-!
Apa kabar kalian?
Lama ga menyapa hehe.***
Cari lawan itu yang sepadan.- Arkan -
∆∆∆
Di sebuah ruangan yang tampak besar dengan pencahayaan yang redup, gadis itu kian memberontak. Menggerakkan tubuhnya kasar, berharap benda panjang dan kokoh yang melingkarinya itu segera lepas dari tubuhnya. Namun usahanya tak membuahkan hasil. Tali yang mengingat tubuhnya itu tak sedikitpun melonggar. Berteriak meminta tolong pun rasanya percuma. Karena mulutnya ditutupi lakban hitam dan juga matanya yang tertutupi dengan kain panjang sehingga membuatnya tak bisa mengeluarkan suaranya dan melihat keadaan sekitar.
Gadis itu tak tahu ia sedang berada di tempat macam apa. Namun yang dapat dia pastikan, saat ini ia tengah disekap di sebuah ruangan entah oleh siapa. Ruangan itu tampak gelap, sunyi dan kosong. Hanya ada suara jeritan gadis itu yang terdengar tak jelas, dan decitan kursi kayu yang bergesekan dengan lantai menjadi sumber suara yang memenuhi ruangan itu.
Tap! Tap! Tap!
Pergerakan si gadis yang sedang berusaha untuk melepaskan diri, spontan terhenti kala indra pendengarannya menangkap derap kaki seseorang. Derap kaki itu terdengar lambat, seirama, namun pasti. Bulu kuduknya meremang saat derap langkah itu kian mendekat ke arahnya. Dan kini, orang pemilik derap kaki itu sudah berdiri di hadapannya.
Glek!
Gadis itu meneguk ludahnya kasar. Jantungnya berdetak tak karuan saat merasakan napas hangat orang itu yang berhembus menyapu lembut permukaan wajahnya. Orang itu hanya diam tak mengeluarkan suara, membuat si gadis semakin merasa ketakutan. Terlebih lagi, ia tidak mengetahui siapa orang di hadapannya itu.
Hingga kemudian, lakban hitam yang menutupi mulutnya ditarik dengan cepat oleh orang itu, membuat sang gadis meringis kesakitan. Kain panjang yang menutupi matanya pun dilepas dengan kasar, dan dilemparkan ke sembarang arah oleh orang itu. Gadis itu membuka matanya, menatap seseorang itu. Namun ia tak dapat melihat jelas wajahnya, karena ruangan itu yang gelap tak ada penerangan. Tiba-tiba, ruangan itu mendadak terang hingga membuat si gadis menyipitkan matanya silau. Barulah ia dapat melihat jelas wajah orang itu. Orang itu tersenyum miring melihat ekspresi wajah gadis di depannya yang terlihat gugup. Gadis itu semakin diserbu rasa takut saat melihat banyak sekali orang-orang berpakaian hitam yang memenuhi ruangan itu.
Setelah mengumpulkan semua keberaniannya, gadis itu mendongakkan kepalanya perlahan. Bola matanya sedikit melebar saat melihat wajah orang itu "Kamu...k-enapa menyekap ku?" tanya Samantha terbata-bata.
Arkan tersenyum miring, tak menjawab pertanyaan Samantha
Cowok itu menyeret langkahnya, berjalan mengitari tubuh Samantha. "Lo suka sama kejutannya?""Lepasin aku!" hardik Samantha kian memberontak.
Arkan terkekeh devil. "Kalau gue ngelepasin lo gitu aja, terus apa gunanya dong gue susah payah nyekap lo?"
"Setidaknya lepasin tali ini!"
"No," balas Arkan tenang. Ia menumpukan tangannya di sandaran kursi yang menjadi tempat Samantha diikat.
Arkan menatap Samantha tajam, membuat nyali gadis itu semakin menciut.
"Seharusnya, kalau lo berpikiran untuk mencelakai Sandra, lo harus menyiapkan fisik dan mental lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Dla nastolatkówDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...