Typo itu manusiawi mwhehhe:p
***
Mengenalmu bukan hal yang aku rencanakan. Tapi menaruh rasa padamu adalah sebuah kesalahan yang ku lakukan.
- Gevano -
🌸🌸🌸
Sekuat apapun kita menggenggam sesuatu jika memang tidak ditakdirkan untuk kita, maka akan lepas juga.
- Cassandra -
∆∆∆
Flashback 3 tahun lalu.
"Tante mohon, Gevan ikhlaskan putri Tante."
Gevan menggelengkan kepalanya berkali-kali. Bagaimanapun ceritanya, ia tak akan pernah mau kehilangan gadisnya. Jika kalian menyebutnya dengan egois, terserah itu urusan kalian. Yang terpenting untuknya adalah, Sandra harus selamat.
Cowok itu menatap Giraya yang masih tak bergeming. Ia menyambar tangan wanita itu.
"Tante nggak boleh gini. Tante harus yakin sama Gevan. Sandra pasti sadar. Gevan mohon jangan biarin mereka lepasin alat-alat itu. Gevan mohon, Tan. Gevan akan sabar nunggu Sandra. Gevan mau nebus semua kesalahan Gevan sama Sandra. Gevan mohon," ucap Gevan menatap Giraya dengan tatapan memohon. Hingga tanpa sadar cowok itu kembali meneteskan air matanya.
Giraya masih tak bergeming. Jika kalian mau tau, wanita itupun sama down-nya dengan Gevan.
"Dokter, biarkan anak saya tetap seperti itu. Kami akan menunggunya sampai sadar," ucap wanita itu pelan. Gevan benar, ia harus optimis untuk kesembuhan putrinya.
Dokter itu mengangguk singkat.
"Jika memang itu keputusan kalian, kami tidak bisa menghalanginya. Kami akan tetap memberikan perawatan kepada pasien. Kita sama-sama mendoakan semoga saja pasien dapat segera sadar.""Terimakasih, Dok."
"Sebaiknya jangan terlalu ramai yang menjenguk pasien, agar tidak mengganggunya. Saya pamit undur diri."
"Baik, Dok."
Sepeninggalan dokter itu, Giraya pun ikut menyusul keluar. Ia ingin memberikan Gevan waktu bersama Sandra. Setidaknya ia berharap dengan adanya Gevan mampu membawa perubahan untuk kondisi putrinya itu.
"Hei, wake up please," bisik Gevan tepat di telinga Sandra. Ia mengelus lembut rambut Sandra.
"Lo harus selamet. Lo harus bangun. Lo nggak boleh tinggalin gue, Ra. Nggak boleh!" entah sudah keberapa kalinya Gevan mengucapkan kata-kata itu, namun yang pasti ia tidak akan berhenti mengucapkannya sampai Sandra sadar.
"Gue pernah janji, gue nggak kan pernah ninggalin lo kan? Maaf, Ra. Gue ingkarin janji gue. Gue harus pergi. Tapi lo tenang aja, gue nggak akan lama. Gue pasti akan pulang buat lo." Gevan mencium lama kening Sandra, air matanya mengucur hingga membasahi kening gadis itu.
Gevan mengeluarkan sesuatu dari balik saku jaketnya. Sticky note berwarna kuning cerah, yang telah dipersiapkannya dari rumah. Sekali lagi, ia membaca tulisan yang tertera di atas sticky note itu, dan meletakkannya di atas nakas Rumah Sakit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Teen FictionDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...