Thank u more buat para readers:"))
Thanks buat dukungannya:)
HAPPY READING:)__________________________________
***
Berhati-hatilah dengan hati,karena dialah yang memegang kendali atas perasaanmu.
Sekarang kau membenci seseorang,bisa jadi besok kau akan mencintainya.- Cassandra -
∆∆∆
Kamu terlalu sibuk untuk membenci seseorang. Terlalu sibuk dengan asumsi mu sendiri tentang dia,sampai melupakan eksistensinya. Terlalu sibuk dengan ambisi mu untuk menghancurkannya. Sampai kamu lupa, bahwa hukum karma itu masih berlaku.
Mungkin ungkapan itu berlaku untuk seorang gadis yang kini sedang bergelut dengan pikirannya. Sandra,gadis itu bimbang. Apa yang harus dilakukannya? Mengikuti logika atau menuruti hati?
Ia tak tau kapan,namun yang pasti Sandra menaruh rasa pada Gevan. Logikanya itu bukanlah masalah yang besar. Biar bagaimanapun,Gevan adalah kekasihnya. Justru malah bagus jika Sandra mulai mencintai Gevan.
Namun di samping itu,Sandra tidak boleh membiarkan perasaannya semakin menjalar. Karena bisa saja itu akan menjadi penghalang bagi rencananya.
Flashback on.
Sandra tengah berada di sebuah atap gedung yang terbuka. Ia mendudukkan diri membiarkan angin menerpa setiap jengkal wajahnya.
" Lo harus jauhin cowok itu." Suara itu mengganggu ketenangan Sandra. Ia menoleh. Menangkap seorang cowok yang menatap serius ke arahnya. Dia, Xavier.
Sandra mengangkat sebelah alisnya bingung. "Siapa?"
Xavier mendekat. "Cowok yang lagi deket sama Lo."
"Gevan?" Tanyanya ragu.
Lelaki itu mengangguk.
"Kenapa? Toh dia baik." Jawab Sandra santai.
"Pokoknya lo harus jauhin dia." Kekeuh Xavier.
Sandra menatap Xavier dengan tatapan menyelidik. "Lo cemburu."
Terdengar decakan dari bibir Xavier. "Ck. Bukan masalah itu,Sa. Tinggal jauhin aja susah banget sih."
"Nggak jelas Lo. Buat apa gue jauhin dia?"
Xavier mengambil tempat di sebelah Sandra. "Gimana kalau gue ngasih tau Lo sesuatu. Apa Lo akan jauhin dia?"
Sandra mempertimbangkan. "Tergantung."
"Gue pastiin lo bakalan ngikutin saran gue."
"Kasih tau dulu kenapa." Sandra berucap malas.
"Drax Gideon." Refleks Sandra menoleh. Tatapannya terlihat tajam dan diselimuti oleh aura kebencian.
"Gevan adalah adiknya." Xavier menangkap ekspresi terkejut di wajah Sandra.
"Gevan, adik dari Drax. Yang secara otomatis Drax adalah Abang dari Gevan." Ujar Xavier membalikkan ucapannya. Sandra terdiam dengan pikirannya.
"Lo bakal jauhin dia. Right?" Ucap Xavier percaya.
Diluar ekspektasi,Sandra menggeleng.
"Seriuosly?" Kali ini Sandra mengangguk.
"Gue ada rencana yang lebih bagus. Kalau bisa menghancurkan semuanya,kenapa nggak?"
Flashback off.
Sandra benar-benar bingung. Logika dan hatinya saling menolak. Apa yang harus Sandra pilih? Menyingkirkan dendamnya kemudian merajut kisah cintanya,atau memusnahkan cintanya dan melaksanakan dendamnya demi menepati janjinya kepada seseorang?
Sandra memegangi kepalanya,saat rasa sakit itu mulai menyerang. Dengan segera,Sandra mengeluarkan benda berbentuk tabung itu dari dalam saku jaketnya.
'Shit! Kapan gue lepas dari obat sialan ini.' umpat Sandra menatap jengkel benda di tangannya itu. Ia mengeluarkan sebuah pil dari dalamnya,kemudian memasukkan ke dalam mulut,dan menelannya dengan bantuan air.
Sandra melirik jam di atas nakas. Belum terlalu larut. Ia menyambar jaket kulit hitam dan kunci motornya. Pergi ke luar untuk sekedar menghirup udara bebas. Daripada berada di dalam apart memikirkan segala permasalahan yang tidak ada habisnya.
Brum! Brum!
Suara deru kenalpot motor Sandra terdengar keras membuat bising pada si pendengar.
Namun hal itu tidak dihiraukan oleh Sandra. Memangnya apa pedulinya? Dengan brutal,ia memacu laju motornya mencapai ketinggian maksimal.
Kebutan,hal yang dilakukan oleh Sandra saat banyak masalah menggerogoti pikirannya,tentu saja selain bermain-main dengan pistol kesayangannya.
Sesekali Sandra mengedarkan pandangannya, menikmati setiap helai daun berguguran menerpanya. Merasakan sejuknya angin sore yang mengelus lembut wajahnya.
Sandra menarik ujung bibirnya. Jalanan yang hari ini tampak tidak begitu ramai,ditemani oleh angin yang dengan lihai menerbangkan rambutnya. Ditambah dengan cuaca yang tidak buruk,mampu menciptakan ketenangan baginya.
Bola mata Sandra membulat kala melihat sebuah truk besar yang melintas ke arahnya. Ia sebisa mungkin menurunkan kecepatan motornya,dan menginjak rem sebisa mungkin. Namun usahanya sia-sia.
Deg!
Detak jantung Sandra berdetak kencang saat rem motornya tak dapat bekerja. Rem nya blong!
Sandra melirik kanan dan kirinya. Di sebelah kiri terdapat jurang. Jika ia berbelok ke kiri,maka dapat dipastikan Sandra akan terjatuh ke dalam jurang.
Disebelah kanan,banyak jejeran pohon,maka resikonya akan lebih kecil.Dengan cepat,Sandra memutarkan stang motornya ke kanan. Sandra sedikit kesusahan mengontrol keseimbangannya hingga menyebabkan motornya oleng,alhasil,ninja hitam itu membentur pepohonan.
Gadis itu meringis merasakan kepalanya berdenyut saat berbenturan dengan batang pohon.
Namun ia bersyukur, setidaknya ia selamat dari kecelakaan itu.Sedetik saja Sandra terlambat,maka dapat dipastikan ia akan bertabrakan dengan truk itu,hingga menyeretnya jauh.
Sandra melepas helmnya dengan kasar. "Siapa orang itu?" Gumam Sandra merasakan kejanggalan dari kejadian yang baru saja dialaminya.
Drrt! Drrt!
Ia merasakan sakunya bergetar pertanda ada pesan masuk di ponselnya.
Sandra menghela nafas panjang. Dalang dibalik kejadian tadi adalah orang itu. Orang yang akhir-akhir ini selalu meneror Sandra.
Unknown:
Sayang sekali, Darling.
Permainan pertama kita tidak berjalan lancar. Calm,tunggu permainan selanjutnya. Permainan yang lebih fantastis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROKEN SANDRA (END)
Fiksi RemajaDia datang menaburkan banyak warna indah dalam hidupku. Namun aku lupa, bahwa kelabu juga bagian dari warna. Namanya Cassandra Liora. Seorang gadis dengan kisah kelam di masa lalunya yang mengubahnya menjadi sosok dingin tak tersentuh. Hingga rahas...