Part | 53 Kecelakaan

3.4K 259 218
                                    

Haloha gaiseuu!
How are u today?
Baik-baik aja kan. Iya kan? Pasti iya! Iya dongg? /maksaa bngett sih akuu🤧


Cuss laa langsung baca! Janlupp votmen yaawww xixi
__________________________________

Kita itu ibarat matahari dan bulan. Berada di tempat yang sama, saling berbagi cahaya namun tidak pernah bisa bersatu dan bersama.

- Cassandra -

🌸🌸🌸

Barangkali kita hanya sekedar senja dan daratan. Saling melihat namun tak saling terikat. Saling menatap namun tak saling menetap.

- Gevano -

∆∆∆

"Ohya? Emang cowok-cowok lo kemana? Udah pada bosen jadiin lo piala bergilir?" tanya Gevan mengejek. Namun jauh di lubuk hatinya,Gevan sangat merutuki ucapannya.

Bagaikan terhunus ribuan belati,Sandra merasakan sakit yang teramat kala mendengar asumsi Gevan tentang dirinya, yang tentu saja tidak benar.

"Please ,Van. Hiks gue butuh lo. Lo tau Van, kata nyokap gue,g-gue itu seb-"

"Shut up your mouth! Gue jijik denger suara lo. Dan Lo kira gue masih peduli sama lo? Big no!"

Dua sungai di pipi Sandra semakin mengalir deras. "Hanya lo satu-satunya hiks alesan gue buat bertahan dalam hidup gue yang udah nggak ada gunanya. Hanya lo kekuatan gue buat bertahan, Van. Lalu buat apa gue hidup kalau lo nggak hiks mau nerima gue lagi?" Sandra berusaha meraih tangan Gevan,namun segera disentak kuat oleh sang empunya.

"Bullshit banget sih. Pergi lo dari hadapan gue bangsat,dan jangan pernah nunjukin muka lo di depan gue, bitch!"

Dan pada saat itu,hujan turun semakin deras seolah turut merasakan kesedihan yang dialami oleh Sandra. Setiap bulir airnya dengan rakus membasahi tubuh Sandra.

"Dan satu lagi.." Gevan menjeda ucapannya.

Cowok itu menatap sembarang arah, menghembuskan nafasnya perlahan kemudian meneguk saliva nya kasar.

"Kita putus,"

Jedar!

Bagaikan tersambar petir,Sandra merasakan sekujur tubuhnya menegang. Gadis itu kian terisak dengan paru-paru yang terhimpit akibat pasokan oksigen yang semakin menipis. Buminya seakan berhenti berputar, telinganya pun menuli tak mampu mendengar apapun di sekitarnya.

"Nggak, Van hiks gue nggak mau. Gue sayang hiks sama lo. Gue cinta sama lo," Sandra menggeleng lemah.

'Gue juga cinta sama lo, Ra. Tapi hati gue udah terlanjur kecewa sama lo. Perasaan gue yang tulus lo mainin gitu aja!'

"Jangan pernah muncul di hadapan gue," Ulang Gevan dengan nada dingin mencekam.

Kini Sandra terdiam mematung, menghakimi semesta yang tak pernah membiarkannya merasakan kebahagiaan, semesta yang lagi-lagi menjauhkannya dari orang yang disayangi, menghakimi semesta yang tak pernah adil dalam hidupnya. Untuk yang kesekian kalinya,dia kembali merasakan kehilangan.

Namun pada kenyataannya, Sandra tidak berhak untuk menghakimi semesta, ia tidak berhak menyalahkan semesta atas semua kesusahan dalam hidupnya. Kalaupun ada yang harus disalahkan. Maka Sandra lah orangnya.

BROKEN SANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang