Part | 10 Yang sebenarnya

2.2K 353 36
                                    

Jangan lupa taburi bintang:)

HAPPY READING!

____________________________

____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebut saja itu hati. Bergerak tanpa diminta. Bertindak tanpa disuruh. Kau tak ada kuasa akan hati

- Gevan -

∆∆∆

Sandra memandangi lamat-lamat batu nisan itu.
Farestha Saguna Wilfredo.
Nama yang disandang oleh batu nisan itu. Sandra memejamkan matanya,lalu membukanya secara perlahan sembari mengembuskan napas.

Sungguh,Sandra belum bisa mengikhlaskan kepergian Ares. Mungkin tidak akan pernah bisa.

Dengan dada yang kian sesak menahan tangis,gadis itu kemudian mengayunkan langkahnya meninggalkan makam tersebut.

Namun tak disadarinya olehnya,ia diperhatikan oleh dua pasang mata yang sedari tadi mengintainya.

Sepasang mata tegas nan tajam,dengan pakaian tertutup. Serta sepasang mata lainnya menatap Sandra sendu dengan tangan yang terkepal kuat.

"Bahkan sampe dia udah mati pun lo nggak pernah bisa liat gue. Gue sadar,Lo memang bukan ditakdirkan buat gue." gumam pria bermata sendu,kemudian meninggalkan area pemakaman.

***

Senin.

Hari yang identik dengan upacara bendera. Hari yang sangat menyebalkan bagi kebanyakan pelajar,dimana mereka harus berdiri di lapangan luas dengan dinaungi oleh terik matahari yang panasnya nauzubillah. Dan jangan lupakan pidato dari pembina upacara yang sangat lama. Walaupun nungguin doi peka lebih lama sih:( skip.

Sama halnya dengan SMA Airlangga yang tengah melangsungkan upacara bendera. Para siswa sudah mengeluh di barisan masing-masing. Sandra hanya menatap malas siswi perempuan di sebelah nya, yang sedang mengipasi wajahnya dengan telapak tangan serta mulut yang berkomat-kamit, mengumpat.

"Itu Buk Bombom ngasih amanah atau beranak sih? Lama banget perasaan. Nggak tau apa gue udah kepanasan." Cakra mendumel,mengalihfungsikan topinya sebagai kipas angin dadakan.

Sebenarnya nama aslinya adalah Bu Nunu,namun karena Bu Nunu memiliki badan gempal dan pendek, Gevan cs memanggilnya Bu Bombom. Memang defenisi murid lucknut.

"Tau noh. Dikiranya gue nggak capek apa ya. Bisa item nih kulit gue lama-lama." omel Satria sewot sembari berlindung di balik tubuh Arkan.

"Lo pada sih. Udah gue bilangin cabut aja. Jadinya gini kan." tambah Gevan bersedekap dada dengan keringat yang sudah menetes di dahinya.

"Si Arkan noh yang nggak mau. Berhubung gue seka,makanya gue ikutin aja dia." ujar Erland memberi pembelaan.

Gevan hanya mencibir.

BROKEN SANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang