Part | 46 Bertemu dengannya

1.7K 221 78
                                    

fyi: CERITAKU YANG BERJUDUL'COOL GIRL AND THE PROBLEM' DIGANTI MENJADI 'BROKEN SANDRA'
Biar lebih singkat aja sii. Kalau judul yng pertama rada panjang gitu wqwqq.

Terimakasih atas kunjungannya:)
__________________________________

Sedih itu kau sendiri yang menciptakan. Semakin tinggi kau menggantungkan ekspetasimu, semakin dalam pula kesedihan yang kau rasa, pun sebaliknya.

∆∆∆

Sandra membuka matanya dengan perlahan. Cahaya yang menerobos masuk dari sela-sela ruangan itu mendobrak paksa bola mata Sandra hingga membuat mata gadis itu menyipit silau. Sekujur tubuhnya terasa begitu kram dan pegal, terlebih pada bagian tengkuknya yang terasa remuk. Entah sudah berapa lama gadis itu kehilangan kesadarannya.

'Gue ada dimana?' batin Sandra merasa asing dengan tempat itu.

"Shit," umpat Sandra pelan saat melihat sebuah tali tambang melingkar di kedua tangan dan kakinya hingga membuatnya sulit bergerak.

"Kau sudah bangun rupanya heh?" Sandra menoleh pada sumber suara itu. Di sana, Tristan tengah duduk santai di sebuah kursi, menatapnya dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"T-tristan?" panggil Sandra pada orang itu dengan suara terbata. Bola matanya sedikit membola saat melihat seorang gadis yang berdiri di samping Tristan, tengah menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Auri, lo?" sementara gadis yang diketahui adalah Auri itu hanya menunjukkan senyum miringnya.

"Kenapa? Lo nggak nyangka hah?"

Rasa kaget Sandra semakin menjadi saat seorang cowok berpakaian serba hitam berjalan ke arah Tristan dan Auri. Sandra dapat merasakan detak jantungnya yang bergerak dua kali lebih cepat. Sekujur tubuhnya seakan menegang dengan matanya yang perlahan mulai berkaca-kaca. Bukan, bukan karena Sandra ketakutan atau semacamnya. Melainkan karena kebenciannya yang semakin menjadi-jadi saat menatap langsung bola mata cowok di depannya itu.

"DRAX!!"

Cowok yang dipanggil Drax itu menoleh, membalas tatapan Sandra sembari melebarkan senyumnya. Sandra berdecih, merasa muak dengan senyuman cowok itu. Hasrat dalam dirinya seolah memerintahkan Sandra untuk menyobek mulut lelaki itu, agar tidak lagi bisa mengeluarkan senyuman yang menurut Sandra sangat menjijikkan itu.

"Oh,Hai Cassandra Liora Leknard, putri keluarga Leknard yang terlupakan. Long time no see. Bagaimana kabarmu?" tanya Drax dengan seringai nya.

"Tutup mulut sialan lo, bastard!" maki Sandra melemparkan tatapan tajamnya.

"Bicaramu kasar. Kemana Sandra yang dulu hem? Sandra yang hanya menjelaskan semuanya dengan air mata. Bukan seperti sekarang yang mengeluarkan umpatan dan tatapan tajam. Tatapan macam apa itu?" tanya Drax dengan tatapan meneliti.

Sandra berdecih sinis. "Sandra yang dulu udah mati bersamaan dengan nyawa orang-orang tersayang gue yang lo bunuh!"

"Ternyata kau masih mengingatnya," cowok itu melangkahkan kakinya mendekati Sandra yang tergeletak di lantai dengan kedua tangan serta kakinya yang terikat.

"Lo kira gue bisa ngelupain gitu aja? Nggak semudah itu, sialan! Lo udah bunuh Ares dan kakak gue! Gue juga bakalan bunuh lo!"

"Gadis bodoh yang malang," Drax menatap Sandra, menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin, seolah apa yang dikatakan oleh Sandra tidak benar.

"Kau tertipu oleh topeng orang-orang di sekitarmu," ucap Drax dengan nada dingin, yang tidak dimengerti oleh Sandra.

"Bukan saya yang membunuh Farestha dan Callista. Tapi percuma saya mengatakannya. Karena kau tidak akan pernah percaya," Drax mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.

"Jelas gue nggak akan percaya sama bajingan kayak lo!"

"Kau sombong, egois dan temperamen. Sifat mu begitu buruk, dan banyak orang tidak menyukai sifat mu itu. Kau juga bodoh dan mudah tertipu oleh ucapan semata!"

"Kalau kau mau tau, Ares lah yang sudah membunuh kakakmu," 

Drax duduk berlutut di depan Sandra. Kedua insan itu saling melempar tatapan namun dengan sorot yang berlawanan. "Cukup dengarkan saya. Terserah jika kau mau percaya atau tidak,"

"Kau tentu tau bagaimana keluargamu memperlakukan mu berbeda dengan Callista. Calista yang disayangi layaknya seorang putri kerajaan, selalu dimanjakan dan tak pernah kekurangan kasih sayang. Berbeda denganmu yang bahkan tidak pernah dianggap keberadaannya. Untuk berbicara denganmu saja, mereka seolah menganggap itu hal yang menjijikkan..."

Dalam diamnya, Sandra mengangguk membenarkan. Apa yang dikatakan Drax sepenuhnya adalah kenyataan.  Dia tidak pernah merasakan kehangatan keluarga dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Kasih sayang keluarga? Memangnya apa itu? Tak pernah Sandra rasakan sedikit pun.

"Mungkin kau bisa menerima perlakuan buruk keluargamu. Tapi tidak dengan Ares. Pria bodoh itu terlalu mencintaimu hingga memilih untuk membunuh Callista. Setelah niatnya terlaksana, dengan liciknya dia memprovokasi mu seolah yang membunuh Callista adalah Satria. Dan kau..." Drax menjeda ucapannya, mengacungkan jari telunjuknya pada Sandra.

"Dengan sangat bodohnya percaya begitu saja dan malah membenci Satria yang sepenuhnya tidak bersalah,"

"Satria bilang lo yang udah bunuh kakak gue,"

"Sudah ku katakan sebelumnya, kau bodoh dan mudah tertipu oleh ucapan semata,"

Sandra terdiam tak lagi berbicara. Sibuk untuk memahami kenyataan yang baru saja diketahuinya. Antara percaya atau tidak. Namun hati kecil Sandra mengatakan untuk percaya. Sementara logikanya menentang dengan keras.

"Dan untuk Ares, Arkana lah yang sudah membunuhnya,"

BROKEN SANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang