Part | 28 Sepupu

1.3K 206 8
                                    

Hidup itu ibarat labirin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup itu ibarat labirin.
Jika ingin selamat, kau harus berusaha untuk mencari jalan keluar. Jika tidak, maka bersiaplah. Kau akan terjebak.

- Cassandra -

∆∆∆

Sandra mengajak Gevan ke apartemen nya untuk mengobati luka Gevan. Awalnya Sandra membujuk Gevan untuk mau ke Rumah sakit, namun Gevan menolak dengan mengatakan "Gue nggak apa-apa. Luka gini doang mah kecil,". Sandra ingin memaksa, namun ia sadar Gevan juga sama keras kepalanya dengan dia.

"Lo duduk dulu situ," titah Sandra membantu Gevan duduk di sofa karena kakinya yang sedikit pincang.

Dengan telaten, ia melepaskan sepatu dan kaos kaki yang dikenakan Gevan.

"Bentar ya, gue ambilin salep,"

Ting tong!

Bunyi bel apartemen itu membuat Sandra mengurungkan niatnya untuk mengambil salep.

"Bentar ya, Van. Kayaknya ada tamu," izin Sandra yang diangguki oleh Gevan.

Gevan yang penasaran, mengikuti Sandra yang sedang membukakan pintu untuk orang yang tadi menekan bel. Ia sedikit meringis saat secara tak sengaja, lututnya berbenturan dengan pinggiran sofa.

"Elo? Ngapain lo kesini?" tanya Gevan dengan nada tak suka saat matanya menangkap sileut seorang cowok yang dulu menjemput Sandra. Gevan masih ingat, bagaimana Sandra lebih memilih pulang dengan cowok itu daripada pulang dengan Gevan. Ya, dia Xavier.

Bukannya menjawab, Xavier justru dengan santainya merangkul Sandra, kemudian mengecup singkat pipi kiri gadis itu.

"Suka-suka gue dong. Lagian ini kan apartemen cewek gue," jawabnya kemudian.

Bug!

Gevan naik pitam dengan jawaban Xavier. Spontan, ia memberi bogeman di wajah Xavier, hingga membuat cowok itu otomatis melepaskan rangkulannya pada Sandra. Tubuh Xavier sampai terhuyung ke belakang akibat bogeman Gevan yang sepertinya menggunakan tenaga dalamnya.

Sandra yang menyaksikan hal itu, segera membantu Xavier untuk berdiri. Namun alangkah kagetnya Sandra saat Xavier sudah berdiri dengan tegak, gantian memberi Gevan bogeman. Jika saja Gevan tak mampu menyeimbangkan tubuhnya, sudah pastilah ia akan terhuyung seperti hal yang baru saja dinikmati oleh Xavier.

"Kalian tuh apa-apaan sih!? Kayak bocah tau nggak," omel Sandra berusaha melerai kedua cowok tempramen itu.

"Lo juga,Van. Nggak harus main pukul bisa kan?" Sandra menatap Gevan jengkel.

"Lagian siapa suruh dia ngomong gitu," balas Gevan tak mau disalahkan.

Gadis itu beralih menatap Xavier dengan tatapan tajam. "Xav!"

BROKEN SANDRA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang