22 - Harta Tahta Wanita

4.1K 89 85
                                    

Hari ini aku kembali diajak keluar berdua Rosa ke tempat om Ken. Kami diundang ke private party yang mana malam itu adalah acara ulang tahun om Ken sendiri.

Sore hari kami dijemput oleh om Ken dan langsung dibawa ke sebuah tempat di daerah puncak, sebuah villa mewah milik om Ken yang lokasinya terpencil di pedalaman. Kulihat tempat ini memang cocok untuk mengadakan pesta private karena lokasinya yang jauh dari keramaian.

Aku begitu terpana melihat bangunan mewah megah, rumah arsitektur campuran nuansa eropa.

"Gila ini punya om Ken?" tanyaku.

"Sssstt... udah lu jangan norak." kata Rosa.

Kami diberi kamar untuk beristirahat karena acara masih diadakan nanti malam.

* * *

Pesta Pool

Malam harinya kami pun berganti pakaian dengan bikini yang sudah disiapkan dan langsung menuju ke area pool.

Begitu sampai di area pool ternyata tempat tersebut yang sudah berisi para tamu-tamu. Semua orang mengenakan pakaian yang jauh lebih seksi-seksi dan menggoda, ada yang malah mengenakan bikini mikro yang hanya menutup lingkaran puting dan bagian bawah sebatas garis vagina. Yang cowok malahan ada yang pede aja jalan dengan pentungan gundal gandul kesana kemari.

Tentu saja semua pada asik mabuk dengan minuman-minuman beralkohol, di pojok yang lain malah ada yang teler dengan bakaran daun lima jari yang sudah dikeringkan.

Om Ken berada di sebuah kursi malas yang terbuat dari bean bag dengan para wanita seksi di sekeliling kiri kanannya, ceritanya mungkin ia jadi seperti raja yang dikelilingi selir-selirnya di atas singgasananya.

Tapi pemandangannya membuatku sedikit mual menahan muntah. Om Ken yang hanya mengenakan kain robe satin tanpa dalaman, seluruh bagian tubuh buncitnya terlihat jelas. Susunya yang gelayutan seperti toket cewek, perut buncitnya, lemaknya yang begitu banyak berlipat-lipat, kulit putihnya yang berwarna agak pink berkeringat-keringat (membuatnya nampak seperti... hewan... euuh dosa aku kalau menyebutnya), belum lagi selangkangannya yang lebat berbulu gondrong sampai penisnya yang masih gigi netral hanya terlihat ujung kuncupnya saja.

Hueeekk... aku tiba-tiba mual nyaris muntah.

"Ssstt!! Eh udah, peres aja. Nikmatin aja acaranya, udah diundang gratis juga." kata Rosa menyenggolku.

"Uh... iya, tenang aja Ros." kataku.

* * *

Jam 12 Malam

Tepat teng begitu jam menunjukkan pukul 12 malam semua orang mengucapkan selamat ulang tahun kepada om Ken. Semua wanita mencium om Ken, sepertinya bibir om Ken sampai dower dicipok puluhan wanita berganti-gantian.

Ketika berada di dekatnya kulihat botol pil biru berserakan di samping kursi tempat om Ken duduk. Waduh, om Ken minum berapa butir? Kataku mencelos dalam hati.

Saat tiba giliranku mencium om Ken, ia mencipokku lebih buas daripada wanita-wanita sebelumnya, tubuh kecilku ditarik ke pangkuannya dan ditiduri lalu dicipok sampai lidahku tersedot masuk ke mulutnya. Om gendut telanjang berlemak yang basah-basah keringat itu berpuas menikmati bibirku sambil meremas-remas dadaku. Aku sudah sesak nafas ngos-ngosan dan sangat risih bukan main, aku sama sekali tidak menikmati tangan tebal om Ken yang meraba-raba tubuhku. Aku malah mual dengan keringat lemaknya yang menempel membasahi seluruh tubuhku, detik itu aku nyaris muntah tapi untunglah ada beberapa gadis yang tiba-tiba datang mengerubuti aku dan om Ken yang sedang bergumul. Saat gadis-gadis liar itu mengerubuti om Ken aku langsung mengambil kesempatan itu untuk meloloskan diri, aku yang merasa jijik bukan main langsung melompat menceburkan diri ke dalam kolam, aku diam di bawah air begitu lama sampai aku keluar kembali ke permukaan karena butuh oksigen.

Banci TerminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang