Warning: Konten Brother/Sister Complex!!!
Buat yang anti brocon/siscon, lewati saja chapter ini. Karena chapter ini brocon/siscon nya makin parah.
***
"Jalan yuk berdua." kata kakakku. "Aku masih pengen kangen-kangenan berdua mumpung kita ada di sini." katanya lagi.
"Eh... mau jalan-jalan ke mana kita mbak?" tanyaku.
Setelah mengantar Rosa kami kembali ke kosan, kakakku menyuruhku beres-beres baju. Rupanya ia mau mengajakku jalan-jalan ke Klaten, ia mengajakku menginap makanya ia menyuruhku bawa baju ganti. Tentu saja aku mau dan sangat senang sekali.
Ia pergi sejenak dan kembali dengan sebuah sepeda motor tipe cruiser produksi perusahaan Jepang yang bernama Ronda GL Pro Megawati 160 keluaran tahun 2004 tapi masih sangat mulus dan terawat. Rupanya ia meminjam sepeda motor tersebut dari Raden Genjot.
Ia memberikan helm padaku, "Ayo dek Rika sayang, kita berangkat." kata kakakku dengan nada suara yang rendah dan jantan di atas kendaraan roda dua itu.
"Iya mas." kataku dengan suara lembut dan manja sambil merangkulnya.
Kami berdua tertawa, entah permainan apa yang sedang kami mainkan, sepertinya aku tertukar tubuh dengan kakakku, kenapa jiwa kami jadi terbolak balik seperti ini.
Kami bawa baju di tas ransel dan berangkat menggunakan motor tersebut. Aku nemplok pelukan erat di punggungnya. Sungguh sebuah momen yang aneh dan sangat unik dalam hidupku pergi berdua seperti ini dengan kakakku sendiri.
Sepeda motor melaju kencang melibas jalan Raya Solo menuju kabupaten Klaten. Sepanjang jalan aku pelukan kencang sambil memejamkan mata karena aku takut dibawa ngebut begitu kencang dengan kendaraan roda dua, tapi aku percaya saja pada kakakku yang udah lebih gagah dari semua laki-laki yang pernah kukenal, tapi ya mas Andra ku tetap yang paling ganteng sih.
Mungkin tidak sampai satu jam bermotor kami sudah tiba di kota Klaten, kami langsung mencari penginapan dan check in, aku tukeran KTP sama mbak Wulan pada saat check in. Setelah itu kami pergi makan siang dan kembali untuk beristirahat sejenak di kamar.
* * *
Sore hari kakakku mengajakku keluar lagi, rupanya ia mengajakku nonton konser dangdut koplo di sebuah lapangan terbuka.
Di lapangan kami joged bareng menikmati musik koplo, penonton cowok pada joged paling depan karena penyanyinya berpakaian ketat seksi walaupun suaranya tidak seberapa dan cenderung tidak hafal lirik tapi disamarkan dengan banyak teriakan-teriakan "Klaten digoyang..." (emangnya ada gempa?), belum lagi teriakan macam "tarriieeekkk mang... tarieeekk sis..." udah kayak kondektur bis aja.
Sebenarnya tadinya yang mau diundang oleh panitia acara adalah penyanyi dangdut muda yang sangat terkenal, cantik, pakaiannya sopan, suaranya merdu. Penyanyi kondang tersebut adalah idola kami berdua, tapi sayangnya mobilnya baru dibakar orang tak dikenal, jadi penyanyi cantik tersebut terpaksa tidak bisa datang. Akhirnya karena acara sudah sangat mepet terpaksa lah langsung diganti dengan penyanyi yang ada saja.
Lagu "Bojo Galak" yang sudah dibayang-bayangkanpun terpaksa diremix jadi "Konco Galak". Lagipula tidur bareng bojo sudah biasa, yang luar biasa adalah tidur bareng konco, apalagi koncone bojo.
Aku dan mbak Wulan akhirnya cuek sok asik joged berdua ngikutin nada remix musiknya saja. Soalnya malah jadi bete kalau ngikutin lirik ngaco dan penyanyinya yang cuma menang bodi, mana suara juga nggak seberapa malah cenderung parah.
Tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras.
"Yaah mas ujan." kataku yang mau minggir mencari tempat berteduh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
Ficción GeneralPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...