68 - Persiapan Pernikahan

1.9K 56 16
                                    

Akhirnya kehidupanku kembali seperti semula, mas Andra sudah sembuh total dan kami berdua kembali fokus untuk upacara pernikahan kami.

Rosa jadi yang paling rempong mengatur acara pernikahanku, padahal aku tadinya mau pesta yang biasa saja yang penting sah di pengadilan agama.

"Ya tapi ini kan pertama kalinya lu menikah sebagai mempelai wanita Rik!" kata Rosa.

Padahal kan ini bukan pesta pernikahan pertamaku. Hm... tapi iya juga sih apa kata Rosa, ini pertama kalinya aku menikah tapi posisiku sebagai mempelai wanita. Dunia ini sungguh aneh...

Aku jadi teringat Indri mantan istriku, mungkin seperti inilah keinginan Indri dahulu, tapi karena aku miskin dan payah, dulu aku tidak bisa membahagiakannya seperti ini. Ah, tapi hidup ini sungguh aneh.

"Eh... lu masih mikirin Indri!! Ngapain Cong!?? Rugi perasaan lu dikorbankan untuk dia melulu, dia tuh nggak pernah cinta sama lu cong... Dia ngentot sama siapapun cowok yang dia mau dan balikan sama lu cuma pas butuh doank! Lu kagak pernah dapat apa-apa dari dia selain cuma dimanfaatin doank." ketus Rosa. "Lu tuh udah CULUN!! POLOS, LUGU DAN BEGO!! Untung jiwa lu bencong, kalau lu cowok baah, cowok kagak ada harganya..." kata Rosa enteng.

Bah, sialan nih Rosa... bangke dasar mulutnya nih temen... emang dasar Rosa, begitulah sahabatku ini.

Pikiranku kembali melayang-layang ke masa laluku. Masa-masa aku menjadi babu cinta, mati-matian mengejar cinta pertamaku.

Tapi apa yang sudah terjadi memang tidak akan bisa diulang kembali. Dulu aku memang cinta buta sama Indri sampai tidak memikirkan apapun lagi. Tapi mungkin ini juga pelajaran hidup untukku.

Yang pertama, apapun yang terjadi pada masa laluku, aku tidak boleh dendam, karena karma itu pasti berputar.

Kemudian yang kedua adalah teguran untuk diriku sendiri, seharusnya saat itu aku tidak dibutakan cinta, saat itu aku belum mampu untuk memiliki Indri, seharusnya aku mengalah pada diriku sendiri dan melepas Indri untuk mencari kebahagiaannya sendiri walaupun ia harus bersama orang lain. Memang menyakitkan, tetapi se-menyakitkan apapun itu, hidup tidak akan berhenti berputar, ketika aku melanjutkan hidupku kebahagiaan lain akan datang menggantikan kisah hidupku yang lama. Begitulah prinsip dunia berputar.

Sekarang mantan istriku sudah berubah menjadi orang yang lebih baik, ia sedang menjalani kesempatan kedua dalam hidupnya. Tentu aku akan mengundangnya ke pesta pernikahanku nanti.

"OOI, BENGONG AJA LU!!" teriak Rosa yang mengejutkanku dari lamunan.

Rosa memberi ide sebuah acara pernikahan besar ala Garden Party, karena ia bilang pesta pernikahan itu hanya sekali seumur hidup jadi harus berkesan.

Aku dibawa untuk ketemu WO di sebuah hotel yang akan menjadi tempat pernikahan kami dan Rosa yang mengobrol ini itu sementara aku iya-iya aja.

Mas Andra setuju saja, baginya uang tidak menjadi masalah. Acara tersebut pun akhirnya dibayar DP dan rencana serta tanggal hari H pun ditetapkan.

Rosa meminta list kontak rekan bisnis mas Andra untuk membuat undangan, ia juga akan mengundang beberapa teman-teman dari komunitas waria. Aku juga rencananya mengundang Med Ru Himpong apabila ia bisa datang ke Indonesia. Tentu saja Ecchi dan om Sandi juga kuharapkan untuk bisa datang.

* * *

Kantor Baru

Karena kami sudah pindah tinggal di Jogja, mas Andra membuka kantor baru untuk urusan bisnisnya. Suatu hari mas Andra memutuskan untuk mencari seorang sekretaris untuk bekerja di kantornya mengurus berbagai urusan administrasi dan dokumen paperwork. Karena mas Andra tipenya pemalas depan komputer dan urusan kantor, ia lebih suka turun memantau di lapangan.

Aku jadi ingat seseorang, entah kenapa aku tidak bisa lupa sama anak itu.

"Mas... aku tau orang yang tepat, kamu nggak perlu bingung cari ke sana kemari, aku bawain anaknya kemari kamu bisa interview langsung kalau kamu suka kamu pekerjakan dia." kataku.

Aku menghubungi Ayu, anak mahasiswi yang dulu kos di sampingku sewaktu aku tinggal di Tangsel. Sekarang ia berada di Bandung masih bekerja di dunia lautan asmara remang-remang karena tuntutan ekonomi. Lantas kutawarkan pekerjaan di kantor mas Andra. Tidak kusangka ia senang sekali, kuminta Ayu langsung datang ke Jogja.

Biarpun Ayu mantan pekerja dunia remang-remang tapi aku tau skill sarjananya tetap berjalan. Otaknya tidak kalah dengan selangkangannya, Ayu adalah mahasiswi yang cerdas, sayang sekali kalau tidak ada yang mau memanfaatkan kepintarannya. Urusan kalau dia nantinya bakal ada skandal seks sama siapapun sih itu urusan belakangan, aku tidak pernah mengurus urusan ranjang orang lain.

Dunia tidak perlu sekejam itu pada Ayu membiarkannya bekerja di dunia remang-remang seumur hidupnya.

Walau sudah punya kantor cabang di Jogja, tetapi namanya bisnis pertambangan tetap saja kadang mas Andra masih harus pergi beberapa hari di Kalimantan. Kadang aku ikut ke Kalimantan sekalian aku main ke rumah ibu mertuaku yang ada di Tarakan.

Ibu mertuaku orangnya sangat baik, kami cocok karena sama-sama gemar memasak. Aku jadi dapat banyak ilmu memasak aneka hidangan apalagi masakan kesukaan mas Andra.


******

Segini dulu aah... maklum masih sibuk jadi babu.

Banci TerminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang