"Eri kenalin, ini om Andra." kataku.
Anakku terdiam memandang sosok bertubuh tinggi besar di hadapannya itu.
"Halo Eri." sapa mas Andra sambil menyodorkan tangannya.
Lalu anakku pun menyalami om Andra tapi ia belum balas berkata apapun. Ia masih malu-malu, lalu ia kembali ke sebelahku. Dasar anakku ini, padahal besok ia sudah masuk kelas 3 SD tapi kelakuannya masih saja pemalu.
Aku berusaha memperkenalkan agar Eri nyaman dulu saat dekat dengan mas Andra begitu pula sebaliknya kuharap mas Andra nyaman dekat dengan Eri.
Aku tahu mas Andra belum pernah menikah sama sekali dan belum pernah tahu yang namanya punya anak apalagi membesarkan anak, mungkin juga ini pengalaman pertamanya dekat dengan anak kecil. Ini juga merupakan tes untuk dirinya, karena kalau ia mau memiliki diriku ya otomatis satu paket dapat bonus anakku juga.
Sore itu aku mengajak kami semua berenang bersama di swimming pool hotel. Kupikir berenang bisa jadi salah satu cara untuk menjalin kedekatan, rasa intim dan nyaman dan membangun kepercayaan. Karena suasananya juga menyenangkan dan rileks. aku bisa membuat Eri lebih dekat dengan mas Andra.
Saat berganti pakaian Eri memandangku yang sedang memakai swimsuitku, pakaian renang cewek model monokini yang melekat ketat mengikuti lekuk tubuhku, bagian punggungnya terbuka rendah dan kakinya terbuka sampai ke pinggul.
Sementara Eri memandang celana renang yang kubelikan untuknya model celana boxer yang tentunya untuk cowok, tidak sama dengan yang kukenakan.
"Ma... koq... kalau berenang Eri pakainya selalu celana ginian? Nggak pernah pakai baju renang yang kayak punya mama?" tanyanya padaku.
"Lho, ini kan bagus celananya keren." kataku.
"Mama koq nggak pakai yang kayak punya aku?" katanya lagi.
"Eh... itu... hm... Ini pakaian renang buat mama biar kelihatan cantik, kalau Eri pakainya yang ini biar gagah." kataku.
"Eri nggak mau jadi gagah, Eri maunya pakai yang kayak punya mama biar cantik juga kayak mama." katanya.
Waduh... aku bingung deh... sepertinya aku sudah harus menjelaskan perbedaan lelaki dan perempuan. Lalu bagaimana kalau akhirnya anakku tau kalau 'mama' itu perempuan dan 'papa' itu laki-laki, kalau cantik itu untuk perempuan dan gagah itu untuk laki-laki. Mungkin ia baru akan sadar dan bingung kenapa papanya berubah jadi mama yang artinya papanya itu laki-laki yang berubah jadi wanita.
Ah, aku kembali menyadarkan diriku dari lamunanku.
"Hmm... aduh ya... hmm ya udah sekarang pake yang ini dulu ya sayang." kataku mencari alasan untuk ngeles, sambil mengganti pakaian anakku dan memakaikan celana tersebut.
Anakku nampak menggerutu tapi ia menurut juga padaku ketika dipakaikan celana renang cowok itu.
* * *
Mendekat Perlahan
Saat kami berada di kolam kulihat mas Andra juga sudah berganti pakaian renang, celana serupa yang dikenakan anakku.
"Tuh Ri... kamu nggak kalah keren sama om Andra, anak mama sih lebih gagah dan ganteng." kataku.
"Nggak ah, Eri nggak ganteng, Eri mau kayak mama aja, jadi cantik dan keren." kata anakku dengan polosnya.
"Lho kenapa? Eri kan ganteng biar semakin gagah donk anak mama." kataku.
"Eri nggak mau jadi ganteng seperti om Andra atau om Surya, Eri mau cantik seperti mama Rika dan mama Rosa." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
Ficção GeralPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...