Ternyata benar apa kata Med Ru Himpong, semenjak operasi terakhir itu aku pulih dengan lebih cepat. Satu minggu setelah dioperasi kedua malah sudah tidak ada pendarahan sama sekali dan dua minggu kemudian aku sudah tidak perlu kencing dengan alat bantu lagi. Aku merasakan buang air seni untuk pertama kalinya dengan saluran kencing di vagina baruku.
Baru kali ini aku melihat yang namanya sebuah organ Vagina buatan yang benar-benar bisa berada di tubuhku yang notabene dulunya adalah tubuh pria. Bentuknya memang serupa dengan vagina wanita asli walau ada sedikit perbedaan kalau diperhatikan. Tetapi hasil jahitan yang dibuatkan dokter nampak cukup sempurna untuk sebuah organ kewanitaan buatan.
Kulit bekas zakarku telah menjadi bibir labia penutup vagina baruku, walaupun ada bekas jahit yang membuat garis-garis guratan di tepian daerah V nya. Seluruh organ seksualku tersembunyi di balik lempit bibir labia vertikal tersebut.
Di tengah lempitan pada bagian teratas ada sebuah tonjolan tersembunyi, yaitu bekas palkonku yang telah disusutkan menjadi sebuah klitoris yang sekarang hanya sebesar biji kacang yang tidak mungkin lagi ngaceng panjang menjuntai seperti penisku dahulu.
Saluran kencingku sekarang berada di bawah klitoris, di bawah saluran kencing itulah terdapat liang senggamaku. Saluran senggama tersebut dibuat dari bekas kulit penisku dulu, makanya operasi itu dinamakan "Penile Inversion". Lorong senggama tersebut dibuat persis di tengah-tengah jaringan prostatku dan dinding rektum, katanya kalau aku bersetubuh nanti akan membuat sensasi terangsang seperti seorang wanita.
Ecchi adalah satu-satunya yang paling banyak membantuku agar terbiasa untuk merawat dan menjaga part intim baruku yang sangat sensitif itu.
Satu bulan pertama aku sudah mulai bisa turun dari tempat tidur tetapi aku masih duduk di kursi roda untuk bisa keluar kamar. Aku sudah mulai bisa makan normal walau masih makanan-makanan halus seperti bubur.
* * *
Tidak terasa tiga bulan berlalu, aku sudah mulai bisa beraktivitas normal. Aku tidak lagi duduk di kursi roda, aku sudah bisa berjalan normal seperti sedia kala.
Awalnya memang terasa sedikit aneh, kalau dulu aku masih bisa merasakan sesuatu yang ada di tengah-tengah selangkanganku, kalau aku memakai celana tetap aku akan merasakan ada sesuatu yang terjepit di sana walaupun benda itu sangat kecil dan mungil. Tetapi sekarang di bawah sana benar-benar plong, tidak ada lagi rasa-rasa mengganjal ketika aku merapatkan kakiku.
Sekarang, saat memakai panties, memakai rok dan berjalan rasanya jauh lebih nyaman.
Ada satu hal yang sangat aneh, sesuatu yang harus rutin kulakukan walaupun sedikit mengganggu tetapi hal ini sangat diwajibkan oleh dokter. Namanya proses "dilatasi", menggunakan sebuah alat yang namanya "dilator". Alat yang terbuat dari bahan silikon tersebut diberikan langsung oleh Dokter dan ada empat ukuran yang harus digunakan sesuai anjuran.
Dilatasi dilakukan secara bertahap, minimal dua kali dalam satu hari sesuai anjuran. Ini bukan sebuah kegiatan erotis ataupun seksual, tetapi ini penting untuk mencegah liang senggama agar tidak menjadi terlalu rapat. Proses dilatasi dilakukan untuk membuat kelonggaran vagina yang ideal.
* * *
Bulan keempat pihak rumah sakit sudah memperbolehkanku untuk keluar dan melakukan rawat jalan saja. Aku masih harus melakukan kontrol selama 4 kali dalam sebulan untuk memeriksakan keadaan vagina baruku.
Aku pindah ke sebuah hotel terdekat selama sebulan itu aku tinggal di Bangkok. Karena tidak ada kerjaan, aku lebih banyak menghabiskan waktu berjalan-jalan dengan Ecchi melihat-lihat keindahan kota Bangkok.
Sebetulnya aku ingin jalan ke banyak tempat, tapi kondisi fisikku belum mengijinkanku untuk terlalu lelah karena masih menyelesaikan masa pengobatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
General FictionPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...