37 - Pulang Kampung

2.3K 81 15
                                    

Siang itu kami kembali ke kontrakan di Jogja, kakakku mengembalikan motor, aku mengepak persiapan untuk pulang ke kampung. Lalu kami diantar oleh anak buahnya kakakku menggunakan mobil ke terminal Giwangan.

Kami beli tiket naik bis ke Semarang. Dari Semarang kami langsung lanjut naik mobil travel menuju ke Purwodadi. Sampai di Purwodadi kami lanjut naik omprengan dan turun di depan kantor desa.

Dari sini kami harus lanjut jalan lagi masuk kampung ke dusun tempat asal kami. Menyusur jalan tanah, lewat pinggir kali, pinggir kebun, pematang sawah. Sebenarnya bisa naik ojek sih, tapi kami memilih jalan kaki saja bisa potong jalan lebih cepat.

Setelah proses perjalanan mendaki gunung dan melewati lembah, akhirnya aku dan kakakku tiba kembali di dusun kampung halaman tempat kami dibesarkan. Sebuah tempat yang saking udik dan terpencilnya bahkan tidak pernah tercetak di peta Indonesia.

Desa Sambungranjang, dusun udik Balekenthu.

Tepat sekali aku datang di saat anakku juga sedang libur sekolah, ia pasti ada di rumah. Begitu sampai di depan gang dusun kami berdua langsung berjalan cepat menuju rumah. Untungnya saat itu lagi tidak ada tetangga yang berada di luar rumah, jadi tidak begitu ada yang memperhatikan kami.

Sampai depan rumahku, aku begitu kagum ketika melihat dengan mata kepalaku sendiri. Rumah bapakku yang sekarang sudah berubah menjadi rumah berdinding bata yang sudah dicat rapih. Terutama mbak Wulan yang lebih terkejut melihat segala perubahan itu.

"Riko... keren banget... rumah bapak sekarang jadi bagus." kata kakakku. "Astaga... Riko... itu semua karena hasil kerja keras kamu?"

"Nggak koq kak, aku sih ngasih nggak seberapa." kataku sambil tertawa kecil.

"Tapi tetap aja kakak bangga, bapak ibu juga pasti senang, malahan aku yang nggak bisa ngasih apa-apa ke mereka."

"Nggak koq, sekarang dengan pulangnya kakak aja pasti mereka sudah sangat senang." kataku.

"Tapi... gimana ya kalau mereka melihat kita berdua? Apa yang akan terjadi?" kata kakakku.

"Entahlah kak... Bismillah aja." kataku.

"Assalamualaikum..." kami berdua mengucap salam dari depan pagar, pintu rumah bapak nampak terbuka setengah.

"Waalaikumsalam..." suara ibuku yang menjawab.

"Siapa?" suara bapakku.

Mereka berdua keluar dan akhirnya melihat kami berdua.

"Pak... Bu... kami pulang..." kataku dan Wulan.

Bapak dan ibu terdiam memandang kami berdua yang berada di depan rumah. Kami saling diam-diaman cukup lama, kulihat anakku juga mengintip dari balik jendela.

Aku mulai ketakutan dan bingung, astaga... benar kan... bapak dan ibu pasti shock.

Banci TerminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang