Ups... sabar ya... sebentar lagi kita akan kembali ke Thailand, tapi sebelumnya kita lanjut dulu sedikit kejadian yang masih hangat di tanah air +62.
***
Setelah pembicaraan dengan bu Sutinah kemarin, hari ini Indri pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari rumah. Suasana rumah yang suram sudah membuat Indri tidak betah, akhirnya ia pun pamit kepada kedua orang tuanya.
Pak Kuncoro dan istrinya sama-sama hanya terdiam, karena mereka juga tidak tahu apa yang harus mereka pikirkan, karena sekarang ini pak Kuncoro sendiri sedang pusing tujuh keliling, dengan anaknya menjadi janda otomatis ekonomi rumah tangganya juga terguncang, selama ini mereka hanya bergantung hidup dari uang pemberian suami Indri, karena pak Kuncoro sendiri adalah seorang pengangguran.
Indri akhirnya pergi meninggalkan rumah hanya ditatap sunyi oleh kedua orang tuanya. Tujuannya adalah ke Jogja untuk mencari Eri.
Bu Sutinah tidak tahu pasti di mana Riko tinggal karena bu Sutinah juga belum pernah ke Jogja. Tetapi Indri cukup mendapat petunjuk saat bu Sutinah memberitahunya soal kawasan Maliobaru.
* * *
Jogja
Untuk bisa bertahan hidup di Jogja Indri harus mencari pekerjaan agar mendapat uang. Tetapi karena ia tidak punya keahlian khusus dan ia sangat tidak pandai dalam urusan dapur apalagi kerja keras akhirnya ia memutuskan untuk melamar di sebuah club malam dengan terang-terangan mengatakan kalau ia berani untuk melakukan goyang pinggul.
Mulanya bos club malam itu menolak karena menurutnya gadis seperti Indri sangat pasaran dan di clubnya saja ia sudah memiliki begitu banyak gadis-gadis yang jago menggoyang pinggul. Tetapi Indri mengeluarkan ilmu andalannya, ilmu tatapan penakluk, Lirikan Pantura.
Seperti baru saja dihipnotis, bos club tersebut hanya duduk terdiam saat Indri memanjat naik ke atas mejanya dan merangkak mendekat, toketnya yang bulat dan padat kenyal menjuntai blusuk hendak tumpah keluar dari belahan dada di dressnya.
"Hm... jadi kamu bisa goyang pinggul yang seperti apa?" tanya bos Club tersebut yang bernama Sukocok sambil menelan ludah berulang kali.
"Saya bisa bikin bapak melihat surga di langit ke tujuh..." bisik Indri dengan suara yang mendesah sensual.
Sukocok pun langsung mabuk kepayang, dedek gemesnya di bawah sana pun kenyut-kenyut seketika.
"Pertama... suruh anak buah bapak keluar dulu donk biar kita bisa lebih private..." ucap Indri.
"Kalian berdua!! Keluar!!" perintah Sukocok.
Kedua cunguk centeng yang berdiri di dalam ruangan itu pun keluar.
Indri membuka dress yang dikenakannya dan ia pun duduk di atas pangkuan Sukocok yang duduk di atas kursi kerjanya, dibukanya kancing baju Sukocok satu persatu, terlihatlah tubuh coklat gelap lelaki gagah paruh baya itu. Sukocok bukan tipikal om-om gendut setengah botak, Sukocok adalah pria yang punya tubuh cukup bagus, tidak begitu berotot tetapi cukup bidang dan lebar, bulu dadanya sangat hitam lebat mengalahkan hutan rimba amazon, bulu tersebut menyambung dari dada hingga perut dan sampai ke jembut.
Jembut di kemaluannya juga sangat tebal, rindang dan lebat mengalahkan pohon beringin tertua di negeri ini. Membuat pentungannya yang hitam itu nampak seperti penis brewokan yang hanya terlihat setengah ujungnya saja, padahal pentungannya sangat panjang tapi lehernya ditumbuhi banyak jembut sampai zakar dan seluruh selangkangannya penuh bulu.
Namun walaupun lebat tertutup bulu nampak jelas sekali pentungan maut Sukocok itu cukup besar dan panjang, mungkin sekitar 22 cm untuk ukuran tubuh cowok lokal seperti Sukocok, belum lagi diameternya yang sekitar kurang lebih 2 inch. Itu semua berkat orang tuanya yang rutin mengajaknya pijat urut di spesialis pijat tradisional Makreot dari sejak ia masih kecil. Aset kejantanannya itu tidak hanya pentungan maut andalannya itu saja, sepasang biji kembarnya juga tidak pantas disebut "biji" karena kedua biji gelayut itu lebih nampak seperti sepasang bola tenis yang gelayutan menjuntai di selangkangan. Sukocok memang memiliki produksi testoteron yang berlebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
Fiksi UmumPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...