52 - Aku Tahu Yang Kulakukan Ini Salah

1.8K 57 67
                                    

"Tuhan mengirim mu ke dunia ini untuk hidup sebagai lelaki, tetapi kamu malah memilih hidup sebagai wanita? Apa jawabanmu?"

Aku terdiam memandang Dewi.

Suasana di sekelilingku tiba-tiba berubah, langit di atasku menjadi berwarna biru kehitaman, matahari yang bersinar kini berubah menjadi bulatan putih tetapi tidak memancarkan cahaya. Laut di depanku berubah menjadi warna merah semerah darah. Gunung berapi di belakangku bergemuruh seperti sudah siap akan meletuskan isinya. Dewa Kingkong yang berjaga di kaki bukit itu semakin menari melompat-lompat dengan gerakan yang tidak jelas.

"Dewi mengharap jawaban apa dariku?" tanyaku.

"Huh..." Dewi tertawa sambil memandang sinis kepadaku, menunjuk ke arah Dewa, menyuruhku untuk berjalan menghampiri ke arah sana.

"Apapun jawabanku sama saja kan? Dewi tidak akan pernah mengijinkan aku hidup di dunia wanita. Kalaupun aku sadar nanti, aku tetap akan mati, karena Dewi memang tidak mengijinkan aku hidup sebagai wanita." kataku sambil tertawa sinis.

"Huh..." Dewi mendengus. "Ya Riko... itu akhirnya kamu tau... Apa yang kamu lakukan sekarang ini hanya buang-buang waktu, cowok koq mau jadi cewek. Nonsense sekali, sungguh pathetic sekali kehidupanmu Riko..." ucap Dewi.

Tetapi aku semakin tertawa sinis sambil memandang tanah.

"Ahahahahaha..."

"Apa yang kamu lakukan Riko?" tanya Dewi kepadaku.

* * *

Pihak keamanan rumah sakit melaporkan sebuah helikopter berwarna hitam mendarat di atas helipad rumah sakit. Med Ru Himpong segera menghampiri helikopter yang mendarat di rooftop rumah sakitnya itu.

Dari Helikopter tersebut keluar sosok seorang lelaki paruh baya, usianya sudah cukup berumur namun belum terlalu tua, ia berpakaian serba putih dan sangat rapih. Lelaki tersebut didampingi oleh dua orang yang tidak kalah nyentrik, dua orang berwajah kembar dengan rambut pirang dan riasan wajah yang sangat mencolok, yang satu berambut panjang yang nyaris sepunggung dan satu lagi berambut pendek.

"Astaga... anda... anda adalah..." Med Ru Himpong terkejut melihat sosok yang mendadak muncul di hadapannya itu.

"Aku tidak punya banyak waktu. Di mana pasien transgender baru itu?" tanya lelaki misterius berpakaian serba putih itu.

Med Ru Himpong segera membawa lelaki tersebut menuju ruang operasi.

"Bapak-bapak..." Med Ru menyapa ketiga rekan dokter yang sedang berjaga di samping ruang tindakan. "Kita akan menyelamatkan Rika Vanessa..." ucap Med.

"Aku akan menyelamatkan anak itu..." kata lelaki misterius yang datang bersama Med Ru itu.

"A—anda... anda... anda adalah..." Dokter pimpinan terkejut melihat sosok yang datang tersebut.

"Kenapa kalian melihatku seperti itu?? Sudah, aku tidak punya banyak waktu, siapkan ruang tindakan dan pasiennya. Cepat!!!" perintah lelaki misterius itu.

"Bagaimana anda bisa berada di sini?? Bagaimana anda bisa tau??"

Lelaki misterius itu terdiam memandang Dokter pimpinan dengan tatapan serius. Sebenarnya mereka sudah tahu kalau lelaki yang berdiri di hadapan mereka adalah bagian dari sebuah organisasi rahasia yang memiliki sumber daya spionase dan kemampuan intelejensi luar biasa.

"Ah, baiklah lupakan saja, mari kita prioritaskan pasien terlebih dahulu." kata Dokter Pimpinan.

Ruang operasi dan peralatan lengkap segera disiapkan, Dokter misterius itu berganti pakaian menjadi baju operasi dan membawa peralatannya sendiri juga.

Banci TerminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang