Tidak terasa satu tahun merantau tentunya barang-barangku sudah semakin banyak dan kamar yang kutinggali bersama Rosa semakin sumpek karena baju-bajuku saja ada satu lemari, belum lagi masing-masing dari kami punya koleksi pernak pernik dan sejumlah alat makeup dan perawatan tubuh sendiri.
Untungnya tetangga sebelah kami persis check out dari kosan, katanya ia sudah akan menikah dengan pacarnya. Akhirnya aku langsung memutuskan untuk menyewa kamar yang persis bersebelahan dengan kamar Rosa. Tapi biarpun demikian aku masih sering tidur berdua dengan Rosa entah di kamarnya atau Rosa yang gantian tidur di kamarku.
* * *
Kabar baiknya, kudengar om Ken akhirnya sudah diperbolehkan keluar dari RS, walaupun ia masih belum diperbolehkan bercinta sementara sampai dokter mengijinkan, dia tidak boleh masturbasi juga, intinya untuk sementara ia dilarang orgasme dan segala aktivitas yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras.
Sore ini saat aku di kamarku sendiri, om Ken menelponku secara langsung, tumben ia menelponku langsung tidak menelpon Rosa.
"Halo... kenapa om?" tanyaku.
"Hm, Rik, aku ada sesuatu nih, kamu inget nggak sama om Mar dan tante Tila?"
"Hm? Siapa tuh?" tanyaku, karena aku tidak pernah ingat kalau punya kenalan dengan nama seperti itu.
"Hm... ini ada permintaan spesial dari klien teman dekat om, namanya om Mar dan tante Tila, mereka berdua ingin sekali spesial untuk ketemu kamu lagi. Udah gitu kan sementara om juga nggak bisa menggelar pesta dulu. Jadi... mau nggak kamu...?"
"Hm... yaa... aku ngerti maksudnya om, tapi om... maaf aku..."
"Hehehehe... tenang aja Rika, kalau masalah bayaran nanti dari saya aja."
"Tapi om... saya... anuu... saya lagi kurang enak badan... hhm..."
"Rika... please... bantu om..., om nggak bakal minta macam-macam tapi mereka berdua ini teman baik om. Jadi sekarang om minta spesial sama kamu untuk membantu om." kata om Ken.
Sebenarnya sih aku malas untuk mengambil orderan ini, aku nggak mau terlibat bisnis dengan om Ken. Tapi sepertinya kali ini om meminta karena urusan pertemanan.
"Hm... i—iya udah deh... kalau gitu Rika bantu." kataku.
"Ahh... syukurlah... pokoknya nanti om kasih spesial buat kamu, yang penting kamu layani dengan baik kedua teman spesial om ini. Please ya Rika..." kata om.
"Hmm... oke deh om." kataku.
* * *
Om Kamar dan Tante Itil
Singkat cerita aku diberi ongkos untuk taksi online dan di-share location rumah tempat tinggal kedua pasangan suami istri tersebut.
"Perkenalkan nama saya Sukamar panggil aja om Mar ya sayang, dan ini istri saya Itilawati panggil aja tante Tila." kata om Mar saat berkenalan.
Rupanya mereka berdua adalah pasutri yang kerap mengajakku threesome bersama mereka di setiap acara pesta orgy yang diadakan om Ken. Tapi aku tidak pernah memperhatikan betul-betul setiap acara seks keroyokan yang kacau balau seperti acara tawuran itu.
Om Mar memiliki nama lengkap Sukamar Udin Nikma Tisaja dan istrinya yang bernama Itilawati Tempikana Sari.
"Jujur aja kami udah suka dari pertama melihat kamu Rika, selama ini kami selalu mencari-cari siapa yang bisa jadi pasangan tetap untuk diajak main enak-enak mantap. Kamu tahu lah kita kan perlu orang yang bisa dipercaya, karena tidak baik gonta-ganti pasangan. Kebetulan saya dan istri sama-sama suka sama kamu." kata om Mar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
Ficção GeralPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...