"Oohh... oh... oh..." mas Andra terengah-engah kelojotan, baru bangun tidur saja dirinya sudah serasa di atas awan di surga. Langsung diserang kenikmatan yang tak mampu dilawannya.
"Ummhh... upphhhhhh... srlphhhh..." suara kecupan dan hisapan nikmat melahap penuh naik turun keluar masuk, diiringi remasan dan pijatan kencang yang memompa seluruh denyutan semakin menuju ke arah puncak kenikmatan.
"Aaaaaaakkkhhh!!!!" mas Andra pun kejang diiringi lenguhan panjang yang tak tertahankan, pertanda ia mencapai sebuah titik kenikmatan.
CROOOOTTTTT...
"Ahpphhh... upphh... gup... gulp... glek..." cairan kenikmatan lelaki itu mucrat deras di dalam mulutku, sepertinya menembak persis di ujung tenggorokanku, mengisi penuh mulutku sampai membuatku sedikit tersedak saat berusaha menelan setiap tetesnya. Cairan pejantan yang masih begitu panas, lengket, kental, pekat sampai-sampai menyangkut di tenggorokanku. Apalagi baunya juga masih sangat tajam menyengat.
"Akh... uhuk... uhuk... uhuk..." batuk-batuk deh aku, sok-sok an mau telan pas lagi deepthroat.
"Huufft... huff..." mas Andra melenguh mendesah-desah, wajahnya nampak sedikit pucat tapi terlihat wajah yang menyiratkan kepuasan yang hakiki.
"Selamat sore mas Andra sayang." sapaku sambil menjilati sisa cairan yang meleleh pada denyut-denyut terakhir batang kenikmatan milik lelaki ku itu.
Semua cairan putih kental itu sudah habis kutelan tak bersisa lagi sedikitpun di mulut dan bibirku walaupun aku masih dapat merasakan baunya yang tajam di tenggorokanku.
"Rika... astaga... enak banget sayang..." kata mas Andra yang masih kuyu mengumpulkan kembali tenaganya.
Sementara aku merangkak kembali ke atas dada bidang mas Andra, aku hanya terbalut pakaian dalam BH dan CD g-string.
"Sambutan selamat datang mas." kataku. "Enak mas tidurnya? Kamu pulas sekali." kataku yang berbaring di atas dada bidangnya. Kudengar suara detak jantungnya yang masih berdegup kencang setelah orgasme hebat tadi.
"Nakalnya kamu!!" seru mas Andra yang kemudian menggulingkan tubuhku dan membuatku tertindih di bawah tubuhnya. Kini dada bidangnya menindih payudaraku.
"Ehm, nggak apa-apa donk, calon suami sendiri koq." kataku dengan lirikan nakal.
"Cantik banget kamu Rika, kamu benar-benar wanita tercantik yang pernah aku temui dalam hidupku." bisik mas Andra.
Bisikan maut itu membuatku kesengsem terbang sampai ke langit ketujuh. Mataku terpejam, wajahku mendongak dan kubuka sedikit bibirku. Tanpa babibu mas Andra langsung menyerang bibirku, memagutnya dan mengulumnya begitu lama, menghisap lidahku yang masih bau cairan kenikmatannya sendiri. Kami pun saling berbalas memagut sampai bibir kami sama-sama basah bertukar cairan saliva.
"Emhh..." tiba-tiba aku mulai merasakan suatu sensasi terangsang.
Inilah pertama kalinya aku merasakan yang namanya terangsang benar-benar sebagai wanita. Rasanya sedikit aneh, karena sudah tidak ada apapun yang menunjuk-nunjuk berdiri di bawah sana tapi selangkanganku terasa berdenyut-denyut di dalam seperti ada sesuatu. Rasanya geli, nikmat, menggetarkan seluruh tubuhku, membuatku gelisah sehingga kakiku menyilang-nyilang seperti sedang menahan kencing, aku memang merasa seperti ingin kencing, berulang kali denyutan-denyutan itu menyerang bagian bawahku, entahlah... rasanya aneh tapi nikmat.
"Aduh, baru ciuman aja udah becek..." kataku dalam hati.
Semakin lama kecupan mas Andra terasa semakin nikmat, terutama saat menjalar ke leher dan bahuku. Aku baru merasakan kesetrum-setrum nikmat yang kali ini berbeda dari yang pernah kurasakan sebelum-sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Banci Terminal
Художественная прозаPERINGATAN: BACAAN KHUSUS 21++ Mengandung unsur LGBT, Transvestisme, Transgender, Transexual, Bigender, Genderqueer. * * * * * * Riko Ivanes memiliki seorang istri yang sangat cantik bernama Indri Arianti, mereka dikaruniai seorang anak lelaki berna...