49 - Hasil Tes

2.7K 75 149
                                    

Nah sekarang kita kembali ke Thailand, kelanjutan dari episode sebelumnya di mana Riko akhirnya menerima hasil tes yang akan dibacakan kepadanya.

***

"Bapak Riko Ivanes..." panggil orang Indo-Thailand yg bernama Med Med Ru Himpong yang menjadi perwakilanku itu.

Aku terdiam, perasaanku tidak enak.

Wajah Med Ru menghela nafas.

"Bapak Riko Ivanes... maaf untuk hasil tes ini..."

Ya Tuhan... apakah ini artinya... aku gigit jari sambil mencelos dalam hatiku.

"Bapak Riko Ivanes... apakah anda bersedia menerima dengan lapang dada hasil tes yang akan kami bacakan?" tanya perwakilanku.

"Tunggu!!" kataku.

"Kenapa?"

"Tunggu!! Kenapa anda memanggil saya BAPAK? Saya bukan BAPAK, saya Rika Vanessa dan saya seorang PEREMPUAN!! Saya bukan bapak-bapak!!!" kataku.

Perwakilanku dan dokter psikolog saling bertatap muka.

"Oh, maaf pak Riko, karena kami melihat anda berkelamin lela..."

"Kamu lihat apa?? Kamu lihat Penis!!?? YA!! Yang kamu lihat itu cuma penis, itu cuma alat buat kencing!! Kamu hanya melihatku dari luar, tetapi tidak melihat ke dalam." kataku.

Mereka berdua pun terdiam saat kupotong kata-katanya.

"You will never define me by my GENITAL, my gender is in my heart not in my GENITAL!! You understand??" kataku sambil menunjuk persis ke tengah-tengah wajah psikologku.

Lantas mereka berdua pun tersenyum.

"Selamat ibu Rika..." kata perwakilanku sambil memberikan tangannya untuk menyalamiku.

"A-apa maksudnya ini??" tanyaku.

"Iya, selamat ibu Rika, itu tadi barusan adalah tes terakhir dan anda lulus." kata perwakilanku.

"B-bb... begitu... benarkah?? Benar aku lulus??" tanyaku.

"Iya... selamat, anda akan kami jadwalkan untuk operasi bedah kelamin." kata Med Med Ru Himpong sambil tersenyum.

"Anda tidak bercanda kan..." kataku.

Med Ru hanya tersenyum.

Akhirnya air mata kebahagiaanpun luruh di tepian mataku. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Benarkah ini kalau aku sungguh-sungguh lulus?

Aku segera menelpon ke Jakarta untuk memberitahu kabar bahagia tersebut. Kakakku memberi selamat dan mendoakan diriku, begitu pula dengan Rosa dan mami Lulu. Aku juga menghubungi mas Andra yang sedang berada di Kalimantan dan ia sangat bahagia.

"Sekarang kami akan mempersiapkan tubuh anda agar siap untuk melaksanakan operasi. Tentunya pemakaian hormon dan obat-obatan lainnya sudah dihentikan untuk sementara lalu kami harus menjaga kestabilan tekanan darah dan kadar gula darah anda. Operasi akan kita laksanakan segera dalam minggu ini." kata Med Ru.

Lalu aku dibawa untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis yang akan melakukan bedah, dokter tersebut bicara dalam bahasa tagalog campur bahasa Inggris yang tidak jelas, tapi perwakilanku Med Med Ru Himpong lah yang menterjemahkannya.

Aku diberitahu serentetan prosedur operasi dan yang akan dilakukan mulai dari anestesi hingga pembedahan dan juga resiko yang ada. Sebuah dokumen diberikan padaku untuk kutanda-tangani.

Med Ru menanyakan betul-betul kesiapanku untuk semua ini sebelum ia memberikan pena padaku untuk menandatangani surat tersebut. Kulihat mas Andra juga sudah menandatangani surat pernyataan tersebut.

Banci TerminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang