CHAPTER 45

819 60 1
                                    

Happy Reading🎉

Gio menyernyit bingung ketika melihat wajah Doni yang terlihat sangat gelisah. Terhitung sudah dua jam mereka berada di apartemen Doni, dan Doni hanya duduk di sofa, biasanya jika Gio ke apartemen Doni, ia akan diajak main PS bersama Doni. Padahal Gio sudah nyerocos dari tadi, namun Doni hanya menjawab iya, hmm, dan oh. Sungguh bukan Doni yang Gio kenali itu.

Gio kemudian duduk disamping Doni, dan mulai menyulut satu batang rokoknya. "Kenapa lo, Don?"

Doni menggeleng, "nggak."

Gio berdecak, "kalo ada apa-apa tuh cerita kek. Gue merasa nggak berguna jadi sahabat kalo lo gini!" kesalnya.

Doni menghela nafas, dia kemudian menyandarkan tubuhnya di sofa. "Gue mau cerita, tapi gue takut kalo, lo, nggak percaya."

Gio menyesap rokoknya, kemudian menghembuskan asapnya. Dia menatap Doni, lalu terkekeh. "Cerita aja, kali!"

Doni menegakkan tubuhnya, kemudian menatap Gio dengan wajah seriusnya. "Gimana perasaan lo, kalo lo tau sahabat lo disakitin, Gi?"

Gio mengernyitkan keningnya, bingung. "Kenapa lo tanya gitu, Don?"

Doni berdecak, "udah jawab aja!" desaknya.

Gio mengusap dagunya, seperti sedang berpikir keras. "Ngga terima lah, bego!"

Doni mengangguk sembari tersenyum tipis. "Itu yang gue rasain sekarang, Gi!"

Gio menatap Doni bingung, kemudian menoyor kepala Doni. "Kalo cerita yang detail, anjing! Ngga usah setengah-setengah."

Doni merengut sembari mengusap kepalanya. "Gue cerita, tapi lo jangan kasih tau Regal, ya?"

"Emang kenapa?"

"Jawab aja, asu! Ya ampun ngegas banget gue." Doni mengusap dadanya, sabar menghadapi Gio.

Gio terkekeh, dia sangat terhibur dengan wajah kesal Doni. "Iya, nggak gue kasih tau Regal. Cepetan apa?"

"Starla ... dia----"

"Dia apa? Perempuan? Kalo itu sih gue tau," sela Gio.

Doni menendang kaki Gio, membuat Gio mengaduh kesakitan. "Gue belum selesai ngomongnya ya, Kambing!"

"Shhh, Sakit bego!" ringis Gio mengusap kakinya.

Doni melengos. "Starla ternyata cuman jadiin Regal pelarian. Dia mau jadi pacarnya Regal cuman buat lupain Rigel," ucapnya cepat.

Ucapan Doni membuat Gio yang sedang merokok, tersedak asap rokoknya, dia terbatuk-batuk sembari memukul dada-nya. Dia memandang Doni dengan tatapan tak percaya.

"Jangan Ngadi-ngadi lo, Don!" ujar Gio.

Doni tersenyum miring. "Udah gue duga, lo pasti nggak bakalan percaya."

"Jadi ... Starla suka Rigel gitu maksud, lo?" tanya Gio.

Doni mengangguk. "Percaya atau enggak, itu terserah, lo!"

Suasana menjadi hening. Gio termangu ditempatnya, sedangkan Doni masih bergelut dengan pikirannya. Gio bingung, harus percaya atau tidak. Tapi, melihat wajah serius Doni membuat ia sedikit percaya.

"Jangan kasih tau Regal, Gi. Dia pasti nggak bakalan percaya, dan pastinya Regal bakalan lebih sakit kalo dengernya dari orang lain, bukan dari Starla sendiri." Doni menatap Gio dengan wajah seriusnya, kemudian Gio mengangguk kaku.

"I-iya, gue nggak bakalan kasih tau, Regal."

🍂🍂🍂

Starla duduk di sofa sambil menonton Drakor, tak lupa camilan dan susu hangat yang sudah ia siapkan. Dia menonton Drakor dengan khidmat sembari sesekali memakan camilannya. Tak lama kemudian, suara pintu diketuk membuat Starla beranjak untuk membukanya.

REGAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang